Rabu, 23 Agustus 2017

Energi Berkeadilan #7: Proses Pengangkutan Tiang-Tiang Listrik

Energi Berkeadilan #7: Proses Pengangkutan Tiang-Tiang Listrik




Gambar 1. Bongkar Muatan Kapal

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat yang merupakan program dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Siring Gading terletak di Kepemangkuan Siring Kuyung, tepat di sebelah gedung balai pekon. Lokasi ini bisa dikatakan berada di area permukiman paling ramai yang ada di Pekon Siring Gading. Lokasinya terletak sekitar 5 km dari pesisir Pantai Way Haru. Pantai Way Haru merupakan lokasi penurunan material PLTS dari kapal-kapal nelayan. Sebenarnya, Pantai Way Haru sangat tidak ideal untuk menjadi lokasi lalu lalang kapal-kapal yang mengangkut material PLTS. Pantai Way Haru merupakan pantai yang berkarang. Di pantai tersebut hanya tersedia celah selebar lima meter yang bisa digunakan oleh kapal untuk menepi ke pinggir pantai. Salah-salah perhitungan, maka kapal bisa menumbur karang dan beresiko kapal karam. Oleh karena itu, nahkoda kapal yang bertugas untuk melakukan pengiriman barang menuju Pantai Way Haru adalah mereka yang sudah hafal dengan karakter Pantai Way Haru.

Pengiriman material menggunakan jalur laut dari kecamatan menuju Wilayah Marga Belimbing ini merupakan pertimbangan yang sudah sangat matang. Sepanjang Juli 2016, hujan sering kali mengguyur Wilayah Marga Belimbing yang menyebabkan akses darat menuju dan keluar sangat berat. Guyuran hujan menyebabkan jalan menjadi berlumpur tak beraturan. Bahkan, para tukang ojek dan gerobak sapi pun mengalami kewalahan dalam menempuh jalan yang biasa mereka lewati. Memang, penggunaan jalur laut membutuhkan biaya yang sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan jalur darat. Namun, dengan pertimbangan faktor cuaca dan jalanan yang sedang susah-susahnya untuk dilewati, maka jalur laut bisa menjadi alternatif dalam proses pengiriman material PLTS Terpusat pada tahap awal ini.

Pertimbangan lainnya adalah jalur laut menyebabkan proses pengiriman barang menjadi lebih efektif dikarenakan sekali angkut menggunakan kapal bisa memuat sampai 14 tiang listrik. Sementara itu, jika menggunakan gerobak sapi, jumlah tiang yang diangkut sekali jalan adalah 4 tiang. Pengangkutan tiang listrik menggunakan gerobak sapi pun terkendala dengan kebiasaan aktivitas operasional gerobak sapi. Biasanya, ketika gerobak sapi keluar menuju kecamatan, maka mereka mengangkut hasil pertanian yang kemudian dijual di Pasar Way Heni. Kembalinya dari pasar, mereka mengangkut barang belanjaan. Sehingga, sekali perjalanan keluar-masuk pekon, mereka selalu membawa barang bawaan. Dengan kata lain, sekali melakukan perjalanan keluar masuk pekon, mereka mendapatkan dua kali bayaran. Sementara itu, pada saat mereka mengangkut tiang-tiang listrik, mereka tidak membawa barang bawaan ketika keluar menuju kecamatan. Hal tersebut membuat negosiasi biaya pengangkutan tiang listrik menggunakan gerobak sapi menjadi alot dan begitu rumit.

Proses pengiriman tiang-tiang listrik yang juga termasuk pondasi panel surya, pagar, penangkal petir dan rumah shelter dilakukan selama dua hari, yaitu pada tanggal 27 dan 28 Juli 2016. Tepat pada saat cuaca dan laut tenang tenang sehingga kapal-kapal berani untuk beroperasi menyisir Samudera Hindia dari Pelabuhan Kota Jawa menuju Pantai Way Haru. Pelabuhan Kota Jawa merupakan pelabuhan yang terletak sekitar 10 km dari pusat Kecamatan Bengkunat Belimbing. Sepanjang proses pengiriman material pada tahap ini, proses bongkar muatan kapal yang ada di Pelabuhan Way Haru dilakukan oleh seluruh aparatur Pekon Siring Gading tanpa terkecuali. Strategi yang dikomandoi langsung oleh Peratin (Lurah dalam istilah Lampung) ini adalah berupa pemberian contoh gotong royong yang dilakukan oleh seluruh aparatur pekon kepada masyarakat Siring Gading terlebih dahulu. Selanjutnya, baru dilaksanakan gotong royong massal yang harus diikuti oleh seluruh laki-laki dewasa yang ada di Siring Gading.


Proses Pengangkutan Material PLTS dari Pantai Way Haru menuju Siring Gading







Gambar 2. Proses Pengangkutan Tiang-Tiang Listrik

Proses pengangkutan tiang-tiang listrik beserta peralatan konstruksi area pembangkit dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2016. Tua muda menyusuri jalanan dari Siring Gading menuju Pantai Way Haru. Mereka harus rela meninggalkan kebunnya untuk sementara waktu demi pembangunan PLTS Terpusat cepat selesai. Antusiasme masyarakat sangat tinggi terhadap kehadiran PLTS Terpusat. Mereka ingin segera melihat jalanan Siring Gading menjadi terang-benderang pada malam hari. Pada pembangunan PLTS Terpusat ini, selain untuk rumah tangga, aliran listrik juga ditujukan untuk penerangan jalan umum.

Masyarakat berbondong-bondong dari Pekon Siring Gading menuju Pantai Way Haru. Ada yang berjalan kaki, ada pula yang menaiki motor untuk mencapai Pantai Way Haru. Tujuh kepemangkuan terlibat dalam kegiatan gotong royong ini, tak kerkecuali Ulok Baru dan Talang Puncak yang tidak teraliri listrik PLTS Terpusat. Masyarakat mengangkut tiang listrik dari Pantai Way Haru menuju lokasi pembangunan PLTS Terpusat Siring Gading menggunakan dua cara. Cara yang pertama adalah dengan dipanggul. Satu tiang listrik dipanggul oleh dua orang. Sementara itu, satu orang siap sedia untuk bergantian jika ada yang merasa lelah. Beberapa orang mengangkut material-material pembangkit, seperti konstruksi panel surya, papan rumah shelter, pagar pembangkit serta penangkal petir.

Bagi yang memiliki sepeda motor, mereka mengangkut tiang listrik menggunakan motornya. Satu motor bisa digunakan untuk mengangkut dua tiang listrik. Setiap motor diiringi oleh dua orang untuk memandu jalannya motor. Proses ini bukannya tanpa kendala, jalanan yang masih becek berupa lumpur menjadikan proses pengangkutan agak sedikit terkendala. Dalam proses gotong royong ini pun belum semua tiang listrik yang berjumlah 141 buah sudah terangkut. Oleh karena itu, sisa tiang listrik yang ada di Pantai Way Haru akan dibagi-bagi per kepemangkuan. Mayoritas sisa tiang listrik tersebut akhirnya diangkut menggunakan gerobak sapi.

Proses pengangkutan material-material pada tahap ini baru merupakan langkah awal dalam proses pembangunan PLTS Terpusat. Dengan datangnya material-material ini, proses pemasangan tiang-tiang listrik dan konstruksi sipil area pembangkit pun segera bisa dilaksanakan. Terlihat jelas bahwa peran masyarakat untuk mewujudkan PLTS Terpusat ini sangat besar. Semangat gotong royong ini sebaiknya terus bisa dijaga bukan hanya dalam proses pembangunan PLTS Terpusat ini, melainkan juga sebagai senjata ampuh dalam mengatasi berbagai tantangan hidup di pedalaman.

#15HariCeritaEnergi
#DiaryofPatriotEnergi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar