Sabtu, 26 Agustus 2017

Energi Berkeadilan #10: Proses Pengangkutan Komponen Pembangkit dan Rumah Kontrol

Energi Berkeadilan #10: Proses Pengangkutan Komponen Pembangkit dan Rumah Kontrol




Gambar 1. Proses Pengangkutan Material dari Pantai Way Haru Menuju Lokasi PLTS Terpusat Way Haru

Proses pembangunan PLTS Terpusat di wilayah Marga Belimbing terkendala sekali dengan proses pengangkutan material. Pembangunan sempat tertunda untuk beberapa waktu akibat material PLTS yang tak kunjung datang ke lokasi pembangunan. Salah satu faktor yang menjadi kendala adalah ketersediaan moda tranportasi laut yang sangat terbatas. Belum lagi, pada kisaran Bulan Oktober 2016, cuaca tidak begitu bersahabat bagi para pelaut. Mereka tidak berani untuk mengangkut material-material PLTS apabila kondisi cuaca tidak menentu. Apalagi mayoritas material pada tahap kedua ini merupakan material elektronik yang sangat sensitif terhadap air. Pengangkutan material tahap kedua ini terdiri dari komponen-komponen elektrik, seperti: panel surya, inverter, solar charge controller (SCC), energy limiter, instalasi rumah, instalasi lampu Penerangan Jalan Umum (PJU), kabinet baterai dan komponen-komponen lainnya.


Gambar 2. Kapal-Kapal yang Sedang Menunggu untuk Menepi di Pantai Way Haru

Pada pengiriman material tahap pertama, pengiriman dari kecamatan menuju pekon dikoordinasikan oleh masing-masing pekon. Hanya Pekon Siring Gading yang memutuskan untuk menggunakan moda laut. Sementara yang lainnya mengandalkan transportasi darat menggunakan gerobak sapi. Pengangkutan menggunakan gerobak sapi pada saat itu dirasa tidak berjalan dengan baik karena berbagai alasan. Salah satunya adalah susahnya koordinasi antara pengendara gerobak sapi dan koordinator masing-masing pekon. Belajar dari pengalaman tersebut, apalagi jumlah material yang diangkut lebih banyak, maka pengangkutan material tahap kedua dari kecamatan menuju wilayah Marga Belimbing diputuskan menggunakan moda transportasi laut. Pada pengiriman material tahap kedua ini diperlukan manajemen pengiriman yang baik karena jumlah material yang sangat banyak.



Gambar 3. Proses Muat Kapal di Pelabuhan Kota Jawa

Material tahap kedua ini dikirim ke dua lokasi yang berbeda. Untuk Pekon Bandar Dalam, material diturunkan di Pantai Karang Canggung. Sementara itu, untuk pekon yang lainnya, material diturunkan di Pantai Way Haru. Komunikasi sangat penting keberadaannya dalam proses pengiriman material ini. Sebelum kapal diberangkatkan, penanggung jawab pengiriman material yang berada di Pelabuhan Kota Jawa harus menghubungi koordinator masing-masing pekon yang berada di wilayah Marga Belimbing. Hal ini berkaitan dengan kesiapsediaan rombongan yang akan melaksanakan aktivitas bongkar muatan kapal di masing-masing lokasi. Yang menjadi tantangan adalah sinyal di wilayah Marga Belimbing sangat terbatas sekali keberadaannya. Oleh karena itu, koordinator yang akan membongkar muatan kapal harus siap sedia di lokasi yang ada sinyalnya. Beberapa lokasi yang ada sinyalnya adalah di Pantai Karang Canggung dan Pantai Way Haru. Hal ini sangat penting untuk efisiensi waktu karena bisa saja pada hari yang sudah dijadwalkan, kapal tidak jadi berangkat karena cuaca yang tiba-tiba tidak tepat untuk melaut. Setelah dipastikan kapal berangkat, koordinator bongkar muat segera menghubungi masyarakat lain yang akan melakukan aktivitas bongkar muatan kapal. Sebagai informasi, lama penyeberangan dari Pelabuhan Kota Jawa menuju Pantai Karang Canggung dan Pantai Way Haru adalah 1.5 – 2 jam.



Gambar 4. Aktivitas Bongkar Muatan Kapal di Pantai Way Haru

Pengangkutan Material dari Pelabuhan Way Haru menuju Masing-Masing Pekon

Proses pengangkutan material dari Pantai Way Haru/Pantai Karang Canggung dilakukan dengan gotong royong masyarakat masing-masing pekon. Secara umum, gotong royong dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah gotong royong yang dilakukan oleh aparatur pekon. Aparatur pekon bertugas untuk menurunkan material-material PLTS (melakukan aktivitas bongkar muatan) dari kapal nelayan untuk ditaruh di gudang di Pantai Way Haru/Pantai Karang Canggung sebelum diangkut menuju lokasi masing-masing lokasi PLTS Terpusat. Aparatur pekon juga bertugas dalam menjaga material-material PLTS sembari menunggu semua material PLTS diangkut menuju lokasi pembangunan PLTS.

Yang kedua adalah gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat masing-masing pekon untuk mengangkut material PLTS Terpusat, seperti panel surya, baterai, inverter dan peralatan elektronik lainnya. Secara teknis, gotong royong ini dikomandoi oleh masing-masing Pemangku. Berbagai cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengangkut material PLTS. Masyarakat Pekon Siring Gading sendiri melakukan pengangkutan material PLTS dengan berbagai cara, mulai dari dipanggul maupun dengan motor ojek. Misalnya: ada panel surya yang dibawa dengan cara dipanggul, ada juga yang dibawa dengan motor ojek. Begitu halnya dengan baterai dan inverter. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengangkut material tahap kedua ini. Namun, pada intinya adalah harus tetap memperhatikan keamanan material tersebut dikarenakan material tersebut rentan mengalami kerusakan. Pengangkutan material dengan cara yang salah dapat mengakibatkan kerusakan pada material-material PLTS, seperti baterai maupun panel surya. Pada proses pengangkutan ini, beberapa aparatur pekon juga bertugas untuk menghitung/mengawasi material yang diangkut oleh masyarakat sehingga material dapat sampai di lokasi PLTS Terpusat dengan baik.








Gambar 5. Ragam Pengangkutan Material PLTS Terpusat

Beberapa masyarakat Way Haru, Way Tias dan Bandar Dalam yang memiliki gerobak sapi juga menggunakan moda tersebut untuk mengangkut material PLTS Terpusat. Masyarakat Way Haru menggunakan gerobak sapi untuk mengangkut baterai dan inverter. Bisa dikatakan, hampir semua moda yang ada digunakan untuk mengangkut material PLTS Terpusat. Bahkan, beberapa masyarakat Bandar Dalam dan Way Haru juga melakukan pengangkutan kabel distribusi dengan cara dipanggul. Kabel distribusi yang memiliki massa 800 kg dan panjang 1000 meter dipanggul oleh sekitar 80 orang.

Proses Pengangkutan Kabinet Baterai



Gambar 6. Proses Penurunan Kabinet Baterai dari Kapal

Pada proses pengangkutan material tahap kedua ini, material yang paling susah untuk diangkut adalah kabinet baterai. Kabinet baterai terdiri dari dua jenis. Jenis yang pertama berukuran lebih kecil. Kabinet baterai ini akan dipasang di dalam rumah shelter atau biasa disebut kabinet baterai indoor. Kabinet baterai indoor memiliki massa 250 kg. Sementara itu, jenis kabinet baterai yang kedua adalah kabinet baterai outdoor yang memiliki massa 350 kg. Dengan dimensi yang begitu besar, proses pengangkutan kabinet baterai ini pun menjadi tantangan tersendiri.

Ada berbagai cara dilakukan dalam proses pengangkutan kabinet baterai ini. Masyarakat Siring Gading, Way Haru dan Kepemangkuan Bandar Dalam Induk melakukan pengangkutan kabinet baterai menggunakan gerobak sapi. Pada proses pengangkutan kabinet baterai dengan gerobak sapi, disediakan beberapa sapi cadangan. Hal tersebut dikarenakan terkait dengan massa yang biasa ditarik oleh sapi. Biasanya sapi hanya menarik gerobak dengan massa maksimal adalah 250 kg. Seperti diketahui bahwa kabinet baterai outdoor memiliki massa 350 kg. Ketika ada sapi yang kelelahan, maka akan segera diganti oleh sapi yang lainnya. Proses pengangkutan kabinet baterai dengan gerobak sapi juga diiringi oleh banyak orang. Hal ini bertujuan untuk mengatur keseimbangan gerobak ketika melewati jalanan yang terjal, seperti ketika melewati parit maupun sungai ataupun ketika melewati jalan menanjak maupun menurun. Sementara itu, beberapa masyarakat mengangkut kabinet baterai dengan cara dipanggul, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Kepemangkuan Rawa Becik, Bandar Dalam dan masyarakat Way Tias. Proses pengangkutan kabinet baterai dengan cara dipanggul memiliki kesulitan dalam mengatur formasi orang dalam mengangkut kabinet baterai.


Video 1. Proses Pengangkutan Kabinet Baterai Menggunakan Gerobak Sapi

Proses pembangunan PLTS Terpusat yang merupakan program dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memang membutuhkan kerja keras dan kerja sama dari semua pihak, termasuk di dalamnya adalah masyarakat. Proses pengangkutan material tahap kedua ini membutuhkan waktu dan energi yang luar biasa. Dengan selesainya proses pengangkutan material tahap kedua ini, maka proses pembangunan PLTS Terpusat dapat segera diselesaikan karena kendala utama dalam proses pembangunan PLTS Terpusat di Wilayah Marga Belimbing adalah tersendatnya proses pengiriman material.

#15HariCeritaEnergi
#DiaryofPatriotEnergi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar