Sabtu, 01 Agustus 2009

Tentang Blog yang Sangat Sederhana Ini

Setelah lama terkungkung dalam dunia gaptek, maka penulis mencoba merambah dunia per-Blog-an (meskipun masih sangat gaptek sampai sekarang). Blog ini merupakan sebuah media ekspresi dari penulis di sela-sela perkuliahan. Blog ini diharapkan sebagai media saling tukar informasi dan tentunya sebagai media belajar. Penulis sangat menyadari bahwa tulisan yang ada jauh dari kata tulisan yang berbobot. Wajar karena kegaptekan, kekurangpengetahuan dan masih banyak kekurangan-kekurangan yang lain.

Jika isi dari ini banyak yang berbau astronomi adalah sangat wajar karena penulis sangat menyenangi materi ini (meskipun akhirnya tidak kesampaian kuliah di Astronomi ITB... haha...).

Tetapi semoga ini bermanfaat bagi kita semua. Kritikan dan saran dari teman-teman adalah sangat membantu penulis.

Pergerakan Bulan

Pergerakan Bulan
Jika diperhatikan dengan sungguh-sungguh maka bentuk Bulan dari hari ke hari berubah dan terus berubah sampai kembali ke bentuk aslinya lagi. Ya, Bulan mengalami siklus perubahan bentuk Bulan yang dilihat dari Bumi yang disebut fase bulan. Merupakan pemandangan yang luar biasa dan sebuah ketakjuban bagi saya dapat menikmati perubahan bentuk Bulan dari fase ke fase. Perubahan fase Bulan terjadi karena pergerakan Bulan mengitari Bumi (revolusi Bulan terhadap Bumi). Fase Bulan meliputi: Bulan Baru, Bulan Sabit, Bulan Setengah, Bulan Benjol dan Bulan Purnama. Satu siklus fase Bulan meliputi:  Bulan Baru, Bulan Sabit, Bulan Setengah, Bulan Benjol, Bulan Purnama, Bulan Benjol, Bulan Setengah, Bulan Sabit, Bulan Baru lagi. Begitu seterusnya...
Perubahan fase Bulan dijadikan dasar dalam penyusunan penanggalan Qomariyah. Satu bulan dalam penanggalan Qomariyah sama dengan lamanya waktu dari Bulan Baru ke Bulan Baru lagi. Lama waktunya sekitar 29 hari lebih. Setiap fase Bulan mewakili tanggal tertentu dalam satu Bulan dalam penanggalan Qomariyah. Tentunya dengan sebuah pengamatan terhadap perubahan fase bulan dari  ke hari.
Dari pengamatan saya selama beberapa kali, meskipun pengamatan ini tidak menggunakan alat khusus dan pastinya ini jauh dari tepat. Ini hanya merupakan sebuah hasil dari menikmati keindahan alam yang sangat luar biasa ini. Bulan Baru merupakan penanda pergantian Bulan, sesuai dengan namanya fase Bulan Baru merupakan awal dari sebuah Bulan dari  penanggalan Qomariyah. Menurut hasil pengamatan saya yang jauh dari ketepatan Bulan Baru muncul ketika Matahari terbit (sekitar pukul 06.00) dan akan tenggelam ketika Matahari juga tenggelam (sekitar pukul 18.00). Seperti halnya Matahari, Bulan pun terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk Barat. Sementara untuk fase Bulan Purnama, Bulan akan terbit ketika Matahari tenggelam dan akan tenggelam ketika Matahari terbit. Untuk fase-fase yang lain, Bulan Sabit pertama terbit pukul 09.00 tenggelam pukul 21.00, Bulan Setengah pertama terbit pukul 12.00 dan tenggelam pukul 00.00, Bulan Benjol pertama pukul 15.00 dan tenggelam pukul 03.00. Bulan Benjol kedua terbit pukul 21.00 dan tenggelam pukul 09.00, Bulan setengah kedua terbit pukul 00.00 dan tenggelam pukul 12.00, Bulan Sabit kedua terbit pukul 03.00 dan tenggelam pukul 15.00. Begitu seterusnya. Perubahan fase tersebut adalah yang terjadi di daerah katulistiwa (sesuai dengan tempat tinggal penulis). Untuk daerah bukan khatulistiwa penulis tidak tahu-menahu (soalnya belum pernah pergi ke daerah selain khatulistiwa...hehe).
Jadi, kalau ada orang yang mengatakan bahwa dia pernah melihat langsung bulan purnama di Indonesia pada siang bolong itu tidak mungkin. Atau jika ada yang bilang pernah melihat bulan baru pada tengah malam itu juga tidak mungkin.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna karena penulis hanya mencoba mengekspresikan apa yang penulis ketahui dan dengan sedikit referensi yang digunakan. Maka tambahan informasi dari teman-teman sangat membantu untuk berbagi ilmu.

Gerhana Matahari 22 Juli 2009

Bermodal dengan keingintahuan dan pengetahuan yang sedikit saya mencoba mencari informasi mengenai gerhana yang terjadi kemarin tanggal 22 Juli 2009. Setelah browsing sana-sini dan download sana-sini Alhamdulillah sedikit pengetahuan yang sangat berharga berhasil saya dapat.
Menarik sekali ternyata gerhana yang terjadi kemarin. Menurut berbagai sumber, gerhana yang terjadi tanggal 22 Juli 2009 kemarin adalah gerhana terlama sepanjang beberapa abad terakhir  yang dapat dinikmati oleh beberapa umat manusia. GMT kemarin berdurasi sekitar 6 menit lebih (bandingkan gerhana pada 26 Januari 2009 yang hanya berdurasi 2 menitan lebih).
Sayang, setelah saya nanti-nanti ternyata GMT kemarin tidak melewati langit di atas pulau Jawa. Daerah Indonesia yang dilewati oleh GMT kemarin antara lain: NAD, Medan, Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian utara dan Papua. Itupun hanya dapat melihat gerhana sebagian saja. Ya, daerah-daerah tadi hanya kebagian daerah bayangan penumbra saja. Sementara yang mendapat darah umbra adalah  India, China, Jepang dan lain-lain. Shanghai merupakan salah satu kota yang dapat menikmati fenomena dari Alloh SWT secara utuh. Maka, kemarin Shanghai ramai dikunjungi oleh para astronom dan para penikmat gerhana  yang datang berkunjung dari seluruh penjuru dunia.
Untuk warga Indonesia bersiap-siaplah untuk melihat fenomena yang luar biasa ini dari bumi pertiwi sendiri tanggal 9 Maret 2016. Ini merupakan perhitungan dari astronom. Ya, dengan kemajuan teknologi kehadiran gerhana sudah dapat dihitung dari jauh-jauh hari. Gerhana total dapat disaksikan dari Palembang, Banjarmasin, Balikpapan, Palangkaraya, Palu, Ternate, dan lain-lain. Untuk masyarakat Jawa sekali lagi nampaknya harus kecewa karena GMT mungkin tidak melewati Jawa. Untuk kota-kota yang akan dilewati GMT bersiap-siaplah untuk menjamu kedatangan para turis mancanegara yang akan mengamati GMT ini dengan menyiapkan tempat yang strategis.
Demikian tulisan pertama saya..
Sumber berasal dari banyak sumber yang tak dapat disebutkan satu-persatu...
Moga bermanfaat...