Kamis, 17 September 2015

Bersahabat dengan Kemacetan: sebuah Upaya dalam Menghadapi Kemacetan di Jakarta


Gambar 1. Ilustrasi Kondisi Kemacetan

Menghadapi kemacetan merupakan pekerjaan sehari-hari bagi para buruh, karyawan kantoran, pejabat maupun anak sekolah di jalanan Jakarta. Berbicara tentang kemacetan adalah sesuatu yang rumit. Mengurai kemacetan juga bukan merupakan sesuatu yang mudah. Berdasarkan data Polda Metro Jaya, setiap hari terdapat 12 juta kendaraan bermotor yang melintas di jalanan Jakarta. Belum lagi, rata-rata pertumbuhan kendaraan per hari mencapai 1.130 unit. Pertambahan kendaraan tersebut ternyata tidak diimbangi dengan ketersediaan volume jalanan  yang tidak bertambah secara signifikan. Hal tersebut tentunya mengindikasikan bahwa ‘macet’ tidak bisa diatasi dalam jangka waktu yang singkat. Artinya, mau tidak mau, masyarakat yang beraktivitas di Jakarta harus menghadapi fenomena kemacetan dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan.
Tentunya, berbagai pihak, khususnya Pemerintah melakukan berbagai macam upaya dalam mengatasi kemacetan tersebut. Mulai dari membuat peraturan tentang lalu lintas di Jakarta, membuat kebijakan penekanan pertumbuhan kendaraan bermotor, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana transportasi umum, menambah ruas jalanan dan lain sebagainya. Usaha tersebut tentunya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Oleh karena itu, masyarakat harus menghadapi kemacetan, sembari menunggu usaha dalam menyelesaikan kemacetan dapat direalisasikan dengan tuntas. 
Lalu bagaimana cara untuk menghadapi kemacetan tersebut? Emosi yang meledak-ledak akibat kemacetan tentunya bukan merupakan sebuah solusi. Secara bijaksana, “Bersahabat dengan Kemacetan” merupakan salah satu yang bisa ditawarkan dalam menghadapi kemacetan tersebut. “Bersahabat dengan Kemacetan” bertujuan agar para pengguna jalan dapat terbiasa menghadapi kondisi kemacetan dengan sabar dan santun sehingga semua pengguna jalan dapat sampai di tujuan masing-masing dengan selamat.
Di lain pihak, Traffic Management Centre (TMC) Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya (TMC Ditlantas Polda Metro Jaya) memiliki tugas untuk mengatur lalu lintas di jalanan Jakarta. ‘Mengurai kemacetan’ merupakan sebuah rutinitas bagi para anggota Ditlantas Polda Metro Jaya, khususnya di jam-jam padat lalu lintas seperti berangkat dan pulang kantor. Lalu apa saja yang bisa dilakukan oleh para anggota Ditlantas Polda Metro Jaya dalam rangka membantu masyarakat bersahabat dengan kemacetan?
Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh polisi dalam mendukung upaya tersebut adalah sebagai berikut.
Prakemacetan: Yang pertama adalah bagaimana caranya agar bisa terhindar dari kemacetan, misalnya berangkat sebelum atau setelah jam kemacetan biasa terjadi atau memilih menggunakan transportasi umum untuk meminimalisir kemacetan. Tahap selanjutnya adalah sosialisasi kepada masyarakat mengenai kondisi kemacetan yang akan dihadapi melalui pertemuan langsung atau melalui social media. Sosialisasi melalui social media merupakan salah satu hal yang efektif dikarenakan kebanyakan masyarakat ibu kota adalah pengguna aktif social media, seperti: Facebook, Twitter, Instagram, Line dan lain-lain. Dengan sosialisasi pra menghadapi kemacetan maka para pengendara akan memilih untuk tidak menghadapi kemacetan atau kalaupun terpaksa untuk menghadapi kemacetan maka bisa menghadapi dengan kepala dingin.
Saat kemacetan: Memberikan informasi yang update mengenai kondisi kemacetan di beberapa titik. Langkah ini bisa dilakukan melalui social media yang dimiliki TMC Polda Metro Jaya, seperti: akun Facebook dan Twitter. Cara yang lain adalah dengan update informasi melalui pos-pos pengaturan lalu lintas. Satu hal yang sangat penting pada saat pengaturan lalu lintas adalah memberikan pelayanan yang santun nan tegas dalam mengatur kemacetan. Hal ini sangat penting agar tidak memicu emosi yang meledak di antara para pengguna jalanan. Pelayanan yang santun nan tegas pada akhirnya akan mendukung upaya “Bersahabat dengan Kemacetan”.
Pascakemacetan: Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan penghargaan bagi pengendara teladan, memberikan sanksi bagi pengendara yang menyebabkan kemacetan. Upaya ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan peralatan dokumentasi seperti CCTV maupun pengamatan secara langsung oleh para Polisi yang sedang bertugas di jalanan.
Dengan beberapa langkah yang bisa dilakukan Polisi tersebut maka selanjutnya diharapkan para pengguna jalanan Jakarta siap untuk menghadapi apapun kondisinya, termasuk jika terjadi kemacetan. Para pengguna jalan dapat mempersiapkan dengan baik, seperti: perlengkapan keamanan dalam berkendara, manajemen waktu perjalanan, alternatif rute perjalanan, sabar dalam menghadapi kemacetan. Walaupun Jakarta dianugerahi sebagai kota yang paling tidak bersahabat di seluruh dunia salah satunya dikarenakan oleh kemacetan, namun tidak mungkin bagi masyarakat yang beraktivitas di Jakarta harus meninggalkan kota tersebut hanya karena kemacetan. Oleh karena itu, mari mulai bersahabat dengan kemacetan.


Gambar 2. Selamat HUT Lalu Lintas ke 60