Minggu, 27 Agustus 2017

Energi Berkeadilan #11: Pembangunan PLTS Terpusat Tahap Kedua

Energi Berkeadilan #11: Pembangunan PLTS Terpusat Tahap Kedua


Gambar 1. Seorang Petugas sedang Membawa Panel Surya

Proses pengiriman material tahap kedua begitu menyita waktu dan tenaga. Proses tersebut memakan waktu hampir selama dua bulan. Ketersediaan material sangat berpengaruh terhadap proses pembangun PLTS Terpusat. Pembangunan akan tersendat jika material PLTS Terpusat tak kunjung datang. Material tahap kedua ini terdiri dari komponen pemanen energi, komponen di rumah shelter, penyambungan jaringan instalasi rumah tangga serta pemasangan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU). Dengan datangnya material pada tahap kedua ini, maka proses pembangunan PLTS Terpusat dapat terus berlanjut.

Material tahap kedua yang begitu banyak tersebut ditempatkan di Balai Pekon Siring Gading agar aman dan mudah untuk dikontrol. Pada proses pembangunan tahap kedua ini, kontraktor dibagi menjadi tiga tim. Tim yang pertama bertugas untuk memasang panel surya sebagai pemanen energi dan komponen-komponen di rumah shelter. Tim yang kedua bertugas untuk menyambungkan jaringan distribusi yang merupakan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) menuju instalasi rumah. Tim yang ketiga bertugas untuk memasang instalasi rumah. Tujuan dari pembagian tim ini adalah untuk mempercepat proses pembangunan PLTS Terpusat.

Dalam proses pembangunan ini, tim kontraktor tidak lupa untuk melibatkan masyarakat. Tercatat setidaknya ada empat orang yang dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan tahap kedua ini. Tujuannya adalah agar nantinya masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan ini dapat paham ketika ada masalah dalam operasional dan perawatan PLTS Terpusat. Mereka nantinya akan dijadikan sebagai teknisi dari masyarakat yang akan melakukan operasional dan perawatan PLTS Terpusat. Masyarakat yang dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan ini adalah pilihan dari masyarakat. Mereka yang dilibatkan adalah orang yang sudah memiliki pengalaman dalam bidang elektronik atau setidaknya sering memperbaiki Solar Home System yang ada di masyarakat.

Pemasangan Peralatan Pemanen Energi dan Rumah Shelter

Material yang termasuk ke dalam area pemanen energi adalah panel surya beserta kabel-kabel yang menghubungkannya. Panel surya merupakan komponen utama dalam sebuah pembangkit listrik berbasis energi surya. Panel surya merupakan alat pemanen energi. Panel surya berfungsi untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik. Sekitar 75 % area pembangkit merupakan area pemanen energi. Semakin besar kapasitas PLTS Terpusat, maka semakin luas juga area yang dibutuhkan untuk memanen energi surya. Untuk PLTS Terpusat Siring Gading yang berkapasitas 30 kWp luas area yang dibutuhkan adalah 20 x 30 m2.

Petugas pemasang pemanen energi memasang panel surya satu persatu pada konstruksi penyangga panel. Mereka memasang panel satu per satu hingga tersusun rapih menjadi suatu komponen pemanen energi. Setelah semuanya terpasang dengan rapih, baru kemudian dilakukan penyambungan antar panel surya menjadi baik secara seri maupun paralel. Susunan pemanen energi ini, kemudian dihubungkan dengan instalasi yang ada di rumah shelter.



Gambar 2. Pemasangan Panel Surya

Rumah shelter adalah pusat kendali dari aktivitas operasional PLTS Terpusat. Di dalam rumah shelter terdapat berbagai macam komponen. Secara garis besar, di dalam rumah shelter terdapat inverter, solar charge controller, baterai, panel-panel distribusi serta peralatan monitoring. Rangkaian di dalam rumah shelter terlihat sangat rumit. Oleh karena itu, proses pemasangan perakitan komponen-komponen di rumah shelter dilakukan langsung oleh koordinator kontraktor yang paling mengerti mengenai arsitektur rumah shelter.

Beberapa pengerjaan yang dilakukan di luar ruangan, seperti penarikan kabel dari tiang distribusi dan pemasangan panel surya memang rentan terhadap keadaan cuaca. Proses pengerjaan PLTS Terpusat terus dilakukan walaupun panas terik bahkan kadang-kadang gerimis turun. Hal ini untuk mempercepat proses pembangunan PLTS Terpusat yang sempat tertunda akibat telatnya material datang.


Gambar 3. Rumah Shelter


Penarikan Kabel dari Jaringan Distribusi ke Saluran Instalasi Beban Listrik



Gambar 4. Penarikan Kabel dari Jaluran Distribusi ke Saluran Instalasi Rumah Tangga

Penarikan kabel yang dimaksud dalam hal ini adalah penyambungan jaringan distribusi (Jaringan Tegangan Rendah) dengan instalasi rumah tangga/fasilitas umum. Penarikan kabel dari jaringan distribusi dilakukan dari tiang listrik menuju instalasi tiap rumah. Beban listrik yang ada PLTS Terpusat dibagi menjadi tiga, yaitu: instalasi rumah tangga, fasilitas umum dan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU). Total instalasi rumah tangga yang ada di Siring Gading adalah 193 rumah. Sementara itu, total fasilitas umum adalah 11 buah. Fasilitas umum terdiri dari sekolahan, masjid dan balai pekon. Pada beberapa tiang listrik juga dipasang lampu Penerangan Jalan Umum (PJU). Total lampu PJU yang dipasang di sepanjang jalan di Siring Gading adalah 106 buah.

Proses penarikan kabel ini membutuhkan kecermatan. Kontraktor harus mempertimbangkan tiang listrik terdekat dari beban listrik untuk meminimalisir penggunaan kabel. Mereka juga harus mempertimbangkan pemilihan jalur penarikan agar tidak melewati pohon, kecuali memang terpaksa tidak ada pilihan lain. Hal tersebut untuk menghindari penebangan pohon yang barangkali dapat memicu konflik. Belum lagi pada saat gerimis, maka proses pen pun agak sedikit terhambat karena tiang listrik yang dipanjat akan licin.


Pemasangan Instalasi Rumah Tangga

Pemasangan jaringan instalasi rumah tangga dilakukan oleh masyarakat. Ada empat orang yang dilibatkan dalam pemasangan instalasi rumah tangga. Mereka ditugaskan di setiap kepemangkuan. Namun, ada satu orang yang mengerjakan di dua kepemangkuan. Sebelum mereka mulai memasang instalasi rumah tangga, mereka dilatih terlebih dahulu oleh tim kontraktor. Setelah mahir, mereka baru memulai memasang instalasi di rumah-rumah.

Setiap rumah tangga mendapatkan satu energy limiter (pembatas energi), tiga buah lampu LED masing-masing berkapasitas 4 W, satu colokan dan satu saklar. Petugas yang memasang instalasi rumah tangga bertugas untuk memasang komponen-komponen tersebut. Pemilik rumah berhak untuk menentukan dimana saja lokasi pemasangan lampu, colokan dan saklar. Sementara itu, energy limiter dipasang di depan rumah. Hal tersebut bertujuan agar memudahkan proses pengamatan penggunaan energi.

Dalam proses pemasangan instalasi rumah tangga, petugas harus menaiki loteng rumah-rumah. Hal ini tentunya sangat beresiko dikarenakan mayoritas rumah yang ada di Siring Gading adalah rumah yang terbuat dari kayu. Petugas harus berhati-hati terhadap kondisi kayu, apakah keropos atau tidak.
Masyarakat menyambut gembira terhadap proses pemasangan instalasi rumah tangga. Pemasangan instalasi rumah tangga menandakan sebentar lagi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat yang merupakan program dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ini akan segera terselesaikan. Masyarakat sangat berharap dengan kehadiran PLTS Terpusat ini, malam-malam mereka menjadi terang-benderang.


Gambar 5. Seorang Warga Membawa Peralatan Instalasi Rumah Tangga

#15HariCeritaEnergi
#DiaryofPatriotEnergi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar