Kamis, 12 November 2015

Cara Membuat Akun Premium Duel Otak

Duel yang dimaksud dalam artikel ini bukanlah seperti duel-duel lainnya yang menggunakan fisik dan tenaga. Duel otak merupakan sebuah permainan pada perangkat android berupa ketepatan dalam menjawab pertanyaan bertipe multiple choice dengan empat pilihan jawaban. Permaian ini hampir mirip dengan kuis “Who Wants to be a millionaire?”. Permainan ini dikembangkan oleh FEO Media yang berasal dari Swedia, bukan dari Indonesia. Duel Otak juga tersedia dalam 21 versi lainnya, berbeda-beda tiap negara. Misalnya: QuizClash di Amerika Serikat, Australia maupun Inggris. Permainan ini semakin seru karena kita diadu dengan orang lain untuk menjawab pertanyaan. Banyak ragam tema yang bisa dipilih untuk berduel menjawab pertanyaan dengan lawan, misal: jelajah ilmu, olahraga dan permainan, teknologi, iman dan kepercayaan, flora dan fauna, kuliner dan lainnya. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, lebih baik bagi yang punya perangkat android segera mengunduhnya dari Playstore. Pasanglah dan mainkanlah "Duel Otak".

Versi yang diunduh dari Playstore adalah versi biasa. Ada beberapa fasilitas yang tidak didapatkan ketika menggunakan versi ini, misalnya: ganti avatar, melihat statistik permainan serta bisa melakukan duel yang tak terbatas dalam waktu yang sama. Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, Duel Otak menawarkan versi premium dengan cara membayar sebesar 23.000. Waaah harus membayar? Jangan khawatir, ternyata ada cara untuk mendapatkan versi premium secara gratis. Caranya adalah sebagai berikut.




1. Buka laman berikut ini.

2. Isi akun Duel otak yang sudah dibikin pada kolom yang disediakan.

3. Share di beranda Facebook. Jangan lupa untuk mengubah format share-nya menjadi "Public"



Tunggu beberapa saat, maka akun Anda berubah menjadi versi premium.
Tampilan berikut merupakan Duel Otak dalam versi biasa. Kepala masih plontos dan kulit wajahnya masih biru. :p


Berikut merupakan tampilan beranda versi premium, avatar sudah bisa diganti serta statistik permainan sudah bisa dilihat.




Gambar berikut ini merupakan tampilan dalam desain avatar. Terlihat lebih guanteng daripada versi kepala biru plontos. Bahkan, barangkali lebih ganteng dari foto asli yang punya blog. 



Akhirnyaaa, mari berduel!!!


Kamis, 17 September 2015

Bersahabat dengan Kemacetan: sebuah Upaya dalam Menghadapi Kemacetan di Jakarta


Gambar 1. Ilustrasi Kondisi Kemacetan

Menghadapi kemacetan merupakan pekerjaan sehari-hari bagi para buruh, karyawan kantoran, pejabat maupun anak sekolah di jalanan Jakarta. Berbicara tentang kemacetan adalah sesuatu yang rumit. Mengurai kemacetan juga bukan merupakan sesuatu yang mudah. Berdasarkan data Polda Metro Jaya, setiap hari terdapat 12 juta kendaraan bermotor yang melintas di jalanan Jakarta. Belum lagi, rata-rata pertumbuhan kendaraan per hari mencapai 1.130 unit. Pertambahan kendaraan tersebut ternyata tidak diimbangi dengan ketersediaan volume jalanan  yang tidak bertambah secara signifikan. Hal tersebut tentunya mengindikasikan bahwa ‘macet’ tidak bisa diatasi dalam jangka waktu yang singkat. Artinya, mau tidak mau, masyarakat yang beraktivitas di Jakarta harus menghadapi fenomena kemacetan dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan.
Tentunya, berbagai pihak, khususnya Pemerintah melakukan berbagai macam upaya dalam mengatasi kemacetan tersebut. Mulai dari membuat peraturan tentang lalu lintas di Jakarta, membuat kebijakan penekanan pertumbuhan kendaraan bermotor, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana transportasi umum, menambah ruas jalanan dan lain sebagainya. Usaha tersebut tentunya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Oleh karena itu, masyarakat harus menghadapi kemacetan, sembari menunggu usaha dalam menyelesaikan kemacetan dapat direalisasikan dengan tuntas. 
Lalu bagaimana cara untuk menghadapi kemacetan tersebut? Emosi yang meledak-ledak akibat kemacetan tentunya bukan merupakan sebuah solusi. Secara bijaksana, “Bersahabat dengan Kemacetan” merupakan salah satu yang bisa ditawarkan dalam menghadapi kemacetan tersebut. “Bersahabat dengan Kemacetan” bertujuan agar para pengguna jalan dapat terbiasa menghadapi kondisi kemacetan dengan sabar dan santun sehingga semua pengguna jalan dapat sampai di tujuan masing-masing dengan selamat.
Di lain pihak, Traffic Management Centre (TMC) Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya (TMC Ditlantas Polda Metro Jaya) memiliki tugas untuk mengatur lalu lintas di jalanan Jakarta. ‘Mengurai kemacetan’ merupakan sebuah rutinitas bagi para anggota Ditlantas Polda Metro Jaya, khususnya di jam-jam padat lalu lintas seperti berangkat dan pulang kantor. Lalu apa saja yang bisa dilakukan oleh para anggota Ditlantas Polda Metro Jaya dalam rangka membantu masyarakat bersahabat dengan kemacetan?
Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh polisi dalam mendukung upaya tersebut adalah sebagai berikut.
Prakemacetan: Yang pertama adalah bagaimana caranya agar bisa terhindar dari kemacetan, misalnya berangkat sebelum atau setelah jam kemacetan biasa terjadi atau memilih menggunakan transportasi umum untuk meminimalisir kemacetan. Tahap selanjutnya adalah sosialisasi kepada masyarakat mengenai kondisi kemacetan yang akan dihadapi melalui pertemuan langsung atau melalui social media. Sosialisasi melalui social media merupakan salah satu hal yang efektif dikarenakan kebanyakan masyarakat ibu kota adalah pengguna aktif social media, seperti: Facebook, Twitter, Instagram, Line dan lain-lain. Dengan sosialisasi pra menghadapi kemacetan maka para pengendara akan memilih untuk tidak menghadapi kemacetan atau kalaupun terpaksa untuk menghadapi kemacetan maka bisa menghadapi dengan kepala dingin.
Saat kemacetan: Memberikan informasi yang update mengenai kondisi kemacetan di beberapa titik. Langkah ini bisa dilakukan melalui social media yang dimiliki TMC Polda Metro Jaya, seperti: akun Facebook dan Twitter. Cara yang lain adalah dengan update informasi melalui pos-pos pengaturan lalu lintas. Satu hal yang sangat penting pada saat pengaturan lalu lintas adalah memberikan pelayanan yang santun nan tegas dalam mengatur kemacetan. Hal ini sangat penting agar tidak memicu emosi yang meledak di antara para pengguna jalanan. Pelayanan yang santun nan tegas pada akhirnya akan mendukung upaya “Bersahabat dengan Kemacetan”.
Pascakemacetan: Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan penghargaan bagi pengendara teladan, memberikan sanksi bagi pengendara yang menyebabkan kemacetan. Upaya ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan peralatan dokumentasi seperti CCTV maupun pengamatan secara langsung oleh para Polisi yang sedang bertugas di jalanan.
Dengan beberapa langkah yang bisa dilakukan Polisi tersebut maka selanjutnya diharapkan para pengguna jalanan Jakarta siap untuk menghadapi apapun kondisinya, termasuk jika terjadi kemacetan. Para pengguna jalan dapat mempersiapkan dengan baik, seperti: perlengkapan keamanan dalam berkendara, manajemen waktu perjalanan, alternatif rute perjalanan, sabar dalam menghadapi kemacetan. Walaupun Jakarta dianugerahi sebagai kota yang paling tidak bersahabat di seluruh dunia salah satunya dikarenakan oleh kemacetan, namun tidak mungkin bagi masyarakat yang beraktivitas di Jakarta harus meninggalkan kota tersebut hanya karena kemacetan. Oleh karena itu, mari mulai bersahabat dengan kemacetan.


Gambar 2. Selamat HUT Lalu Lintas ke 60

Jumat, 21 Agustus 2015

Peran Generasi ‘Berenergi’ dalam Energi Terbarukan dan Konservasi Energi



Kebutuhan energi semakin hari semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah manusia. Seperti diketahui bahwa pada saat ini sumber energi yang digunakan, baik untuk sektor transportasi maupun untuk pembangkitan energi listrik, didominasi oleh energi fosil. Energi fosil merupakan sumber energi tak terbarukan sehingga pada masa mendatang energi tersebut akan habis. Beberapa energi tak terbarukan tersebut antara lain: minyak bumi, gas dan batubara. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa cadangan minyak bumi, gas dan batubara yang ada di Indonesia secara berturut-turut hanya akan bertahan sampai pada tahun 2023, 2066 dan 2205. Padahal, sumber daya energi tersebut bukan hanya milik generasi pada saat ini, melainkan untuk generasi berikutnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menghemat penggunaan energi tak terbarukan maupun upaya untuk mencari energi alternatif dari energi fosil. Upaya tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: usaha konservasi energi dan usaha penggunaan energi terbarukan sebagai energi alternatif.
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat bervariatif dan melimpah. Beberapa jenis energi tersebut adalah energi surya, angin, mikrohidro, bioenergi, energi berbasis kelautan, panas bumi dan lain-lain. Berbagai upaya telah banyak dilakukan oleh Pemerintah, Industri, Perguruan Tinggi maupun masyarakat dalam implementasi penggunaan energi terbarukan, misal: penerangan jalan umum berbasis energi surya di Perkotaan, Solar Home System di daerah terpencil maupun instalasi biogas kotoran hewan di area peternakan.
Sementara itu, konservasi energi adalah upaya penggunaan energi secara bijaksana sesuai dengan kebutuhan sehingga pemborosan dapat dihindari. Pada dasarnya, kegiatan konservasi energi lebih mudah untuk diimplementasikan jika dibandingkan dengan pembuatan pembangkit energi baru. Upaya konservasi energi dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk, misalnya penghematan dalam skala gedung, rumah tangga sampai pada tataran individu.
Dalam rangka untuk mewujudkan pemanfaatan energi terbarukan maupun usaha konservasi energi, diperlukan upaya kerjasama yang baik dari berbagai pihak, yaitu antara Pemerintah, Industri dan Masyarakat. Masyarakat merupakan pihak yang secara langsung menggunakan energi. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan perhatian khusus dalam penggunaan energi. Pemuda sebagai generasi yang hidup dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu unsur yang bisa menjadi agen dalam upaya penggunaan energi di kehidupan masyarakat. Pemuda dapat mengambil peran penting dalam upaya pengembangan energi terbarukan maupun usaha konservasi energi.
Beberapa peran yang bisa dilakukan oleh Pemuda dalam usaha konservasi dan penggunaan energi terbarukan adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Gambaran Peran Pemuda dalam 
Penggunaan Energi Terbarukan dan Upaya Konservasi Energi

1. Upaya Konservasi Energi

Sasaran utama dalam kampanye konservasi energi adalah masyarakat perkotaan karena hampir seluruh masyarakat perkotaan di Indonesia mendapatkan akses dari jaringan listrik PLN. Oleh karena itu, kampanye pada pentingnya perilaku hemat energi dalam kehidupan sehari-hari harus selalu dilakukan. Perilaku hemat energi yang dimaksud adalah penggunaan peralatan listrik sesuai dengan kebutuhannya. Contohnya adalah mematikan lampu, televisi dan AC pada saat tidak digunakan. Berikutnya adalah mengenai penggunaan peralatan listrik yang hemat energi, seperti penggunaan lampu berbasis LED di rumah-rumah. Walaupun harga lampu hemat energi berbasis LED relatif lebih mahal dibandingkan dengan lampu-lampu konvensional, penggunaan lampu hemat energi dalam jangka panjang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena biaya penggunaan lampu LED lebih murah. Selain itu, Pemuda dapat menjadi pelopor dalam mencontohkan perilaku hemat energi sebagai suatu usaha konservasi dalam lingkup sekecil mungkin di rumah sendiri.

2. Pendampingan Program Energi Terbarukan

Seperti yang sudah disampaikan pada paragraf kedua, di Indonesia sudah terdapat banyak instalasi energi terbarukan baik dengan skala besar, menengah maupun kecil. Khusus dalam penggunaan energi terbarukan dalam skala kecil, biasanya penggunanya adalah masyarakat yang terletak di daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Lokasi tersebut identik dengan lokasi pulau kecil dan sangat jauh, aksesnya susah dan daerah perbatasan. Beberapa instalasi energi terbarukan tersebut adalah Solar Home System (SHS). SHS merupakan pembangkit listrik tenaga surya untuk skala rumah. Umumnya, SHS bisa digunakan untuk penerangan pada malam hari. Program ini biasanya berasal dari bantuan Pemerintah maupun program bantuan sosial dari perusahaan. Dalam pelaksanaannya, sering kali masyarakat tidak dibekali dan didampingi dengan baik dalam hal penggunaan dan perawatan SHS yang diberikan. Akibatnya adalah SHS yang ada di masyarakat tidak dapat beroperasi dengan optimal dan tidak bisa digunakan sesuai dengan usia hidup yang semestinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya dalam pendampingan masyarakat dalam persiapan, pemasangan, maupun penggunaan SHS. Dalam hal ini, pemuda bisa dilibatkan untuk mendampingi masyarakat dari persiapan sampai penggunaan SHS. Pemuda ini bisa berasal dari daerah setempat maupun daerah lain. Pada akhirnya, diharapkan instalasi energi terbarukan yang ada di masyarakat dapat beroperasi dengan baik sesuai waktu hidup dari peralatan.

3. Inovasi

Pemuda merupakan masa dimana kemampuan kreativitasnya masih sangat tinggi. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan mendorong pemuda untuk berinovasi di bidang teknologi pemanfaatan energi terbarukan maupun teknologi konservasi energi. Upaya ini diutamakan bagi pemuda yang sedang menempuh pendidikan baik di jenjang Sekolah Menengah Atas/Kejuruan maupun Perguruan Tinggi.

4. Diskusi Mengenai Energi Terbarukan dan Konservasi Energi

Upaya ini bertujuan untuk mengajak generasi ‘berenergi’ yang lainnya di seluruh penjuru nusantara untuk mengkampanyekan mengenai energi terbarukan dan konservasi energi. Dalam istilah Jawa, diharapkan dapat terjadi fenomena ‘gethok tular’ yang berarti pemuda  ke satu mengajak pemuda kedua, pemuda kedua mengajak pemuda yang ketiga, begitu seterusnya. Salah satu wadah yang bisa digunakan untuk mempercepat proses ‘gethok tular’ adalah Indonesia’s Youth Forum for Renewable Energy and Efficiency Energy (IYFREE). IYFREE diharapkan mampu menjadi wadah bagi para generasi ‘berenergi’ untuk mengkampanyekan energi terbarukan dan konservasi energi.


Gambar 3. Stand IYFREE di Indo EBTKE Conex 2015

Pada akhirnya, diharapkan semua pihak dan generasi memiliki peran masing-masing dalam penggunaan energi tarbarukan maupun upaya konservasi. Upaya tersebut merupakan sebuah investasi agar beberapa generasi yang akan datang dapat menikmati akses energi yang lebih layak dibandingkan pada saat ini.
Selain ide-ide yang telah disampaikan di atas, kira-kira apa saja yang bisa dilakukan pemuda dalam penggunaan energi terbarukan dan upaya konservasi energi?
Mari kita pikirkan dan setelah itu yang lebih penting, mari kita laksanakan.

Salam

Energenius for Genius Generation!!!

Jumat, 07 Agustus 2015

Gasifikasi Mini Batubara


Gambar 1. Suasana Focus Group Discussion PSIT dan Tekmira

Tanggal 30-31 Juli 2015 di PAU UGM, Pusat Studi Ilmu Teknik (PSIT) bekerjasama dengan Pusat Litbangtek Mineral Batubara (Tekmira), Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral membahas mengenai Pra-Studi Penerapan Teknologi Gasifier Mini (Gasmin) Batubara untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam kegiatan tersebut dibahas mengenai bagaimana Teknologi Gasmin dapat digunakan sebagai teknologi penyedia energi panas di IKM yang ada DIY. Ke depannya, Teknologi Gasmin yang sudah dikembangkan oleh Tekmira diharapkan mampu dimanfaatkan oleh IKM. Selanjutnya, DIY dipilih menjadi pilot project dengan pertimbangan banyaknya IKM yang tersebar di empat Kabupaten dan 1 Kota yang ada di DIY. Tekmira sendiri baru mengembangkan Teknologi Gasmin dalam skala laboratorium. Dalam kerjasama kali ini, PSIT memiliki tugas untuk merancang Teknologi Gasmin skala implementasi di IKM dengan prinsip dasar Teknologi Gasmin yang telah dikembangkan oleh Tekmira. PSIT juga bertugas untuk melakukan survei IKM sebagai target dari implementasi Tekbologi Gasmin. Lebih jauh lagi, program ini memiliki target agar terbentuk IKM yang bergerak dalam bidang pembuatan Teknologi Gasmin hasil rancangan PSIT agar dapat implementasikan di IKM-IKM lain yang membutuhkan energi panas, misalnya: IKM peleburan logam, IKM minyak atsiri, IKM tahu, IKM gerabah dan lainnya.

Dalam diskusi tersebut ada beberapa Dosen Jurusan Teknik Fisika, UGM yang menjadi ketua tim. Dokumentasinya dapat dilihat di bawah ini.





Gambar 2. Dosen-Dosen Jurusan Teknik Fisika UGM

Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama yang sangat baik antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Pemerintah dalam hal ini melalui Tekmira merupakan inisiator dari kegiatan ini. Tekmira ingin membawa hasil temuannya agar dapat diimplementasikan oleh masyarakat. Perguruan Tinggi melalui PSIT UGM berperan sebagai tim peneliti agar Teknologi Gasmin skala IKM dapat diimpelentasikan dengan tepat. Masyarakat melalui IKM merupakan pihak yang akan merasakan manfaat dari program ini. Model kerjasama seperti ini tentunya sangat diharapkan banyak dilakukan oleh berbagai sektor agar produk penelitian bisa semakin dirasakan oleh masyarakat luas. Seperti diketahui bahwa sangat jarang sekali penelitian yang berujung pada produk yang bermanfaat bagi masyarakat maupun industri. Terlebih, kerjasama dalam bidang energi seperti ini sangat dibutuhkan karena memang kondisi energi minyak dan gas yang kian mendesak untuk diganti dengan berbagai model ragam alternatif energi.
Menilik ke belakang, energi merupakan kebutuhan utama dalam roda perputaran kegiatan IKM. Selama ini, IKM yang ada di DIY memanfaatkan beberapa jenis energi, antara lain: solar, minyak tanah, kayu, gas bahkan oli bekas. Dari salah satu materi yang dipaparkan dalam diskusi tersebut disampaikan bahwa Teknologi Gasmin memiliki biaya operasi yang lebih efisien dibandingkan dengan minyak dan gas. Keunggulan lain dari Teknologi Gasmin adalah tidak berbahaya, ramah lingkungan dan cocok untuk digunakan dalam proses pemanasan dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 2 jam). Hal lain yang menjadi catatan adalah kenyataan bahwa IKM banyak yang menggunakan gas LPG 3 kg yang harusnya hanya digunakan oleh sektor rumah tangga. Padahal, masih dari diskusi tersebut disebutkan bahwa hampir 80 % LPG yang beredar di Indonesia berasal dari negara lain (impor). Selain bahan bakar yang telah disebutkan, batubara merupakan salah satu ragam alternatif untuk diaplikasikan di IKM. Tentunya, selain sumber energi terbarukan yang tidak bisa ditawar lagi untuk segera diimplementasikan dalam sektor apapun.
Berikutnya, muncul pertanyaan apakah Indonesia memiliki cadangan batubara yang banyak? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut mari mengulas sedikit mengenai produksi batubara di Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis dari sini, disebutkan bahwa produksi dalam negeri tahun 2014 adalah 450 juta ton sedangkan pada tahun 2015 adalah 425 juta ton. Sementara itu, hanya sekitar 100 juta ton yang digunakan dalam negeri, sisanya diekspor ke negara lain. Selama ini, dominasi penggunaan batubara di Indonesia adalah di sektor pembangkitan energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini menguatkan agar Teknologi Gasmin segera untuk diaplikasikan. Tentunya, di luar target penggunaan batubara untuk sektor Pembangkit Listrik yang pada tahun 2014-2019 terpasang 35.000 MW dengan dominasi PLTU berbahan bakar batu bara. Berdasarkan data yang dihimpun dari sini, cadangan batu bara Indonesia (hanya) cukup untuk 83 tahun dengan asumsi produksi sebanyak pada tahun 2014.
Lalu apa sih yang dimaksud dengan gasifikasi batubara? 
Link ini memberikan informasi bahwa gasifikasi batubara adalah konversi batubara menjadi produk gas dalam sebuah reaktor, dengan atau tanpa menggunakan pereaksi berupa udara, campuran udara, uap air atau campuran oksigen/uap air. Gas panas hasil proses gasifikasi dapat dibakar maupun digunakan untuk memutar turbin gas untuk menghasilkan listrik. Alasan utama proses gasifikasi adalah untuk menyaring beberapa komponen dalam batubara, seperti: sulfur dan nitrogen.  Dengan kata lain, proses gasifikasi dapat meminimalisir terjadinya polusi jika dibandingkan dengan pembakaran batubara secara langsung. Gasifikasi batubara bisa menjadi salah satu cara yang paling menjanjikan untuk pemafaatan batubara di masa depan. Selain menghasilkan gas panas, proses gasifikasi juga menghasilkan beberapa produk lainnya. Skema gasifikasi dapat dilihat pada gambar berikut.



Bagaimana perkembangan teknologi gasifikasi batubara di Indonesia?
Di Indonesia, telah dilakukan beberapa penelitian mengenai gasifikasi batubara, salah satunya yang telah dilakukan oleh Tekmira. Tekmira telah berhasil menguji coba gasifikasi batubara dengan kapasitas 150-200 kg batubara/jam untuk mesin diesel berkapasitas 240 kW. Pada tahun 2014, bahkan Tekmira telah berhasil mengembangkan gasifier dengan kapasitas 40-50 kg batubara/jam untuk membangkitkan listrik pada genset berkapasitas 8-10 kW. Secara ringkas, gasifier yang dikembangkan oleh Tekmira dapat dilihat pada gambar berikut ini.



Sementara yang dimaksud dengan gasifikasi mini batubara adalah gasifier yang memiliki skala kecil, misalnya 10-20 kg batu bara/jam (saya tidak mendapatkan data berapa rentang persisnya). Pada intinya, gasifier mini yang dimaksud adalah gasifier yang cukup untuk digunakan oleh IKM sehingga dapat digunakan secara efisien sesuai dengan kebutuhan energi IKM tersebut. Gasifier yang sudah ada sekarang ini jauh melebihi kebutuhan energi rata-rata IKM.
Sebagai penutup dari tulisan ini, semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar sehingga Teknologi Gasmin benar-benar bisa dimanfaatkan oleh IKM di DIY sebagai permulaan dan seluruh penjuru Indonesia pada akhirnya, khususnya daerah-daerah yang menjadi basis pertambangan di Indonesia. Tren implementasi ini akan menjadi semakin adil jikalau daerah yang terkenal dengan pertambangan batu bara seperti: Bukit Asam di Sumatera Selatan, Kota Baru di Kalimantan Selatan, Sungai Berau di Kalimantan Timur serta Umbilin di Sumatera Barat, memanfaatkan secara langsung harta yang diambil dari daerahnya sendiri. Sudah cukup rasanya mendengar daerah yang memiliki cadangan energi di dalamnya tetapi listriknya menyala secara bergilir. 


Senin, 03 Agustus 2015

Goresan


Goresan tangan akan menjadi indah jika dilakukan oleh tangan yang memiliki bakat. Namun, tanpa kesungguhan, bakat yang dimiliki tidak akan berarti apa-apa. Tanpa belajar dan usaha, bakat tak akan tersalurkan dengan baik. Semakin sedikit garis yang dibutuhkan untuk membentuk suatu gambaran, semakin berbakat dan jago penggores tersebut.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apa saja yang sudah digoreskan dalam nikmat umur yang telah dianugerahkan? Lebih banyak goresan kebajikan atau kemaksiatan? Kita tak tahu bagaimana gambaran hasil dari goresan kehidupan hari demi hari yang telah dilalui. Apakah gambaran indah di akhirat nanti? Atau gambaran yang tidak diharapkan? Hela nafas, tundukkan kepala, tengadahkan kedua tangan, lalu mohonlah kepada Yang Mahakuasa. Memohon agar goresan-goresan yang buruk dihapuskan. Serta memohon agar mampu menggoreskan banyak hal yang baik di kehidupan ini sehingga berbalas dengan gambaran yang indah di akhirat nanti. :)





Kamis, 18 Juni 2015

Dipertemukan Kembali : Sebuah Anugerah


Semburat mega-mega di ufuk barat menandai datangnya malam ini. Setelah setahun lamanya, dalam kondisi yang lebih baik, sama atau bahkan lebih buruk, kita selayaknya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Tak peduli apakah kita kembali dalam keadaan celaka, rugi maupun beruntung. Inilah anugerah yang luar biasa, sebuah kesempatan agar kita bisa berubah dari celaka/rugi menjadi beruntung. Kesempatan bagi mereka yang sudah beruntung untuk menjadi lebih beruntung lagi. Siapa yang tidak ingin beruntung? Sebuah kondisi dimana hari ini lebih baik dari hari kemarin. Lebih baik di masa suci tahun ini dibandingkan dengan masa suci yang telah lalu.

Masa lalu biarlah tertinggal menjadi sebuah pelajaran, agar kini dan masa depan menjadi lebih baik lagi.

Selamat datang masa yang suci.

*renungan

Sabtu, 28 Februari 2015

Aplikasi Teknologi Nuklir di Bidang Pertanian dan Peternakan


Nuklir tidak selalu berhubungan dengan bom atom, senjata nuklir serta radiasi. Nuklir juga telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, misalnya pertanian dan peternakan. Beberapa aplikasi teknologi nuklir dalam bidang pertanian dan peternakan yang telah dikembangkan di Indonesia melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) adalah sebagai berikut.

Bidang Pertanian
Di bidang pertanian, khususnya padi, BATAN berhasil mengembangkan berbagai varietas bibit padi unggul. Puluhan varietas benih padi tersebut, dihasilkan dari penggunaan teknologi nuklir untuk mengubah sifat dari benih padi tertentu menjadi lebih berkualitas. Teknologi yang digunakan adalah teknik mutasi radiasi. Varietas-varietas tersebut antara lain: Sebanyak dua puluh varietas padi tersebut, yakni varietas atomita 1, atomita 2, atomita 3, atomita 4, situ gintung, silo sari, kahayana, binongo, merauke, dian suci, mira 1, bestari 1, inpari, sultan insulat 1, sultan insulat 2, sultan unsurat 1, sultan unsurat 2, inpari mugibat, wella, dan yuwono. Varietas padi tersebut telah melalui pengujian berupa kegenjahan (umur), ketahanan terhadap hama, produksi, dan rasa. (Wibisono, 2012)
Salah satu varietas yang sudah banyak diaplikasikan adalah varietas mira-1. Varietas ini merupakan varietas yang potensial dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pangan nasional. Varietas yang telah mendapatkan sertifikasi dari Departemen Pertanian tersebut mampu menghasilkan 9,20 ton/ha dengan rata-rata produksi 6,9 ton/ha gabah kering giling. Kelebihan lain Mira-1 dibanding dengan padi konvesional adalah batangnya lebih kokoh, sehingga tidak mudah rebah/rontok ketika diterpa angin kencang. Varietas ini merupakan hasil temuan dari Prof. Moegiono dan kawan-kawan.
Berdasarkan hasil uji daya multilokasi di 28 lokasi, uji ketahanan terhadap hama wereng coklat dan penyakit bakteri hawar daun serta analisis mutu dan kualitas beras, varietas Mira-1 mempunyai keunggulan sebagai berikut:
Potensi hasil tinggi yaitu 9,2 ton/ha, dengan rata-rata produksi 6,29 ton/ha gabah kering giling.
·      Umur 115-120 hari.
·      Berat 1000 butir 26-27 gram.
·      Tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan botipe 3.
·      Tahan terhadap penyakit bakteri hawar strain III  dan agak tahan strain IV.
·      Kadar amilosa rendah yaitu 19% dan kadar protein tinggi yaitu 9,02 %.
·      Mutu dan kualitas beras bagus, berasnya panjang dan kristal tanpa butir mengapur, dengan tekstur nasi pulen.
·      Randemen giling tinggi yaitu 73,75%, sedang varietas IR-64 72,89% dan Cisantana 65,19%.
·      Prosentase beras kepala tinggi yaitu 87,67%, sedang IR-64 adalah 80,84% dan Cisantana 77,97%.
Selain varietas Mira 1, varietas padi hasil dari radiasi nuklir yang banyak ditanam adalah varietas bestari. Bibit bestari merupakan hasil teknik mutasi radiasi untuk memperoleh sifat-sifat unggul, seperti daya hasil, umur lebih pendek, rasa dan ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta daya adaptasi terhadap berbagai kondisi lahan. Bibit padi unggul "bestari" juga diklaim berpotensi menghasilkan panen hingga sembilan ton per hektare gabah kering giling (GKG).

Bidang Peternakan (Sugoro, 2004)
Aplikasi teknologi nuklir di bidang peternakan meliputi peningkatan produksi ternak, perbaikan sistem reproduksi, kesehatan, dan manajemen ternak. Keuntungan pengggunaan teknik nuklir dalam bidang peternakan, yaitu kepekaan deteksi tinggi, akurat untuk perunutan, efektif dan efisien, aman, serta ekonomis. Perunutan merupakan suatu proses pemanfaatan senyawa yang telah ditandai dengan isotop atau radioisotop untuk menjadi bagian dari sistem biologi/mekanik sehingga diketahui mekanisme yang terjadi atau diperoleh suatu hasil pengukuran.
Teknik perunutan dapat menggunakan isotop atau radioisotop. Pemanfaatan teknik nuklir untuk perunutan berdasarkan sifat pengaplikasiannya dibagi menjadi dua, yaitu pemanfaatan yang bersifat in vivo dan in vitro. Aplikasi perunutan secara in vivo bertujuan untuk menggambarkan proses biologi yang terjadi di lingkungan asalnya atau langsung menggunakan hewan ternak. Yang perlu diperhatikan adalah waktu paruh biologis, yaitu waktu yang diperlukan (radio) isotop untuk keluar atau diekskresikan keluar tubuh. Sedangkan aplikasi perunutan secara in vivo bertujuan untuk menggambarkan proses biologi yang terjadi di luar tubuh hewan, tetapi di laboratorium. Yang perlu diperhatikan adalah waktu paruh fisika, yaitu waktu yang diperlukan oleh radioisotop untuk meluruh hingga mencapai separuh aktivitasnya.
Hasil-hasil teknologi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang memanfaatkan teknik perunutan adalah suplemen pakan urea multinutrient molasses block (UMMB) dan radioimmuno assay (RIA). Suplemen pakan UMMB merupakan suplemen pakan (SP) untuk ternak ruminansia, seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan lainnya. Ciri khas dari ternak ruminansia adalah adanya rumen yang merupakan ekosistem mikroba yang berperan dalam penguraian bahan pakan dan mikroba pun berfungsi sebagai bahan protein bagi ternak. Agar teknologi suplemen tersebut dapat diterapkan oleh peternak dan mudah dalam penyimpanan serta transportasinya, maka suplemen tersebut dibuat dalam bentuk padat dari komposisi bahan tertentu (urea, dedak, onggok, tepung tulang, lakta mineral, garam dapur, tepung kedelai, dan kapur). UMMB memiliki lebih dari 10 formula agar saat penerapan di daerah lebih mudah karena setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda.
Pemberian SP merupakan strategi untuk meningkatkan konsumsi pakan oleh ternak pada kondisi pemeliharaan tradisional. SP tersusun dari kombinasi bahan limbah sumber protein dengan tingkatan jumlah tertentu yang secara efisien dapat mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan mikroba secara efisien di dalam rumen.
Pemanfaatan teknik nuklir radiasi yang dilakukan di bidang peternakan terutama di subbidang kesehatan ternak, yaitu untuk melemahkan patogenisitas penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan cacing. Litbang pemanfaatan radiasi telah menghasilkan radiovaksin, reagen diagnostik, dan pengawetan.
Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara iradiasi. Definisi vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit tetapi telah dimodifikasi dengan cara mematikan atau menatenuasi sehingga tidak akan menimbulkan penyakit dan dapat merangsang pembentukan kekebalan/antibodi bila diinokulasikan. Pembuatan radiovaksin memiliki keunggulan dibandingkan dengan cara konvensional, yaitu mempercepat proses pembuatan vaksin dengan memperpendek waktu pasasel. Selain itu, radiovaksin yang diproduksi memiliki kualitas yang sama dengan vaksin buatan secara konvensional. Sumber radiasi yang digunakan untuk pembuatan radiovaksin adalah sinar gama yang digunakan untuk menurunkan infektivitas, virulensi, dan patogenitas agen penyakit, tetapi diharapkan mampu merangsang timbulnya kekebalan pada tubuh terhadap infeksi penyakit.
Penelitian yang dilakukan saat ini adalah upaya pengembangan vaksin terhadap penyakit ternak, seperti brucellosis dan mastitis. Selain penelitian radiovaksin penyakit ternak yang berasal dari mikroorganisme, dilakukan pula penelitian radiovaksin penyakit ternak yang berasal dari cacing, seperti Coccidiosis, Fasciolosis, dan Haemonchosis. Salah satu hasil penelitian yang telah menjadi produk adalah vaksin koksivet untuk penyakit Coccidiosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh protozoa Emeria Sp pada usus yang mengakibatkan berak darah.

Daftar Pustaka:
Sugoro, Iwan. 2004. Peran Teknik Nuklir di Bidang Peternakan. Diakses dari: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1085284506  pada tanggal 2 November 2014.
Wibisono, B. Kunto. 2012. BATAN Hasilkan 20 Varietas Benih Padi Unggul. Diakses dari: http://www.antaranews.com/berita/322256/batan-hasilkan-20-varietas-benih-padi-unggul pada tanggal 2 November 2014.

Selasa, 24 Februari 2015

‘Merasa’


Saat mendaki untuk mencapai puncak, merasa apa yang sudah dijejaknya sangat tinggi akan menjadi penghambat dalam mencapai puncak tersebut.

Saat berlari untuk mencapai jarak yang jauh, merasa sudah berada dalam posisi terjauh dapat menyebabkan lalai bahwa ada banyak pelari lain yang siap menyalip di sisa-sisa tenaga yang ada.

Salah satu hambatan dalam meraih kesuksesan adalah ketika sudah merasa sukses.

Ketika merasa sudah menjadi seorang ahli, maka di saat itu keahlian yang sudah dimiliki akan tertinggal sama mereka yang selalu belajar untuk meningkatkan tingkat keahliannya.

Dalam proses untuk belajar menulis, merasa bahwa tulisannya sudah sangat bagus, mencerahkan serta mudah dipahami, bisa jadi tulisan tersebut masih sangat ambigu, monoton serta alurnya itu-itu saja.

Terkadang, ‘merasa’ memang dapat ‘mengalahkan’ diri sendiri. Sejatinya, ‘merasa’ bukanlah milik kita, semuanya anugerah dari Yang Mahakuasa.

Rabu, 28 Januari 2015

Hak Kekayaan Intelektual Produk-Produk Energi Terbarukan Yogyakarta


Pendahuluan
Yogyakarta adalah kota Pelajar. Julukan tersebut disebabkan di Yogyakarta terdapat beratus-ratus perguruan tinggi, sehingga setiap tahunnya secara rutin didatangi oleh mahasiswa-mahasiswa dari seluruh penjuru negeri. Rincian total Perguruan Tinggi tersebut adalah 112 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan 3 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang berada di semua Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2013, puluhan ribu mahasiswa baru terdaftar di perguruan tinggi di Yogyakarta, tercatat jumlah mahasiswa baru di beberapa kampus, misalnya: Universitas Gadjah Mada menampung 9.361 mahasiswa baru dan Universitas Negeri Yogyakarta menampung 5.642 mahasiswa baru. Pada tahun 2013, tercatat ada sekitar 310.860 mahasiswa berasal dari 34 provinsi di Indonesia yang belajar di Yogyakarta.
Julukan Yogyakarta sebagai Kota Pelajar menyebabkan Yogyakarta memiliki daya tarik sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan dan Inovasi. Mahasiswa dan Perguruan Tinggi berperan penting dalam penelitian-penelitian dan inovasi-inovasi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Peran mahasiswa dan Perguruan Tinggi, yang biasanya terwujud dalam program Kuliah Kerja Nyata berbasis Pengabdian Masyarakat, menyebabkan masyarakat terbiasa dalam melakukan kreasi dan inovasi. Ragam penelitian dan inovasi tersebut ada di semua sektor kehidupan, mulai dari: kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, pertanian dan teknologi. Salah satu wujud dari inovasi bidang teknologi adalah pengembangan teknologi energi terbarukan.
Pengembangan teknologi energi terbarukan menjadi hal yang sangat penting berkaitan dengan cadangan energi yang tidak diperbaharui yang jumlahnya semakin menepis. Berdasarkan data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) pada tahun 2005 yang dituangkan dalam Blueprint Pengelolaan Energi Nasional diperkirakan cadangan sumber daya alam penyedia energi, yaitu: minyak bumi Indonesia akan habis pada tahun 2023, gas akan habis pada tahun 2066 serta batu bara akan habis pada tahun 2152. Seperti diketahui bahwa energi merupakan kebutuhan primer dalam menunjang kehidupan manusia sehingga alternatif pengganti energi tak terbarukan harus segera siap untuk diaplikasikan sebelum energi tak terbarukan benar-benar habis. Pentingnya pemanfaatan energi terbarukan dikuatkan dengan adanya Peraturan Presiden nomor 25 tahun 2006 tentang target Pemerintah dalam penggunaan energi terbarukan sebanyak 17 % dari total penggunaan energi nasional pada tahun 2005.

Tabel 1. Perkiraan Cadangan SDA Tak Terbarukan

     Di sisi lain, upaya perlindungan terhadap beragam inovasi teknologi yang sudah dikembangkan sangat penting untuk dilakukan. Secara umum di Indonesia, kesadaran akan pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) masih sangat rendah. Khusus di Yogyakarta, upaya Balai Pelayanan Bisnis dan Pengelolaan Kekayaan Intelektual Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Daerah Istimewa Yogyakarta dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya HKI sudah gencar dilakukan. Salah satu upayanya adalah dengan mendukung terbitnya Pergub DIY tentang “JOGJAMARK” semua produk di Yogyakarta. Salah satu produk yang berpotensi untuk dimasukkan dalam “JOGJAMARK” tersebut adalah inovasi energi terbarukan karena tren penggunaan produk-produk energi terbarukan akan semakin meningkat seiring dengan berkurangnya cadangan energi fosil.

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Produk-Produk Energi Terbarukan di Yogyakarta
Kekayaan Intelektual adalah kekayaan yang lahir dari dari hasil pemikiran atau kecerdasan manusia dan mempunyai manfaat ekonomi bagi kehidupan manusia. Hak Kekayaan Intelektual merupakan bentuk perlindungan hukum atas kekayaan intelektual. (Mufti, 2013). Tujuan dari HKI adalah memberikan kejelasan hukum bagi inventor dan pengguna invensi pada wilayah dan jangka waktu tertentu, memberikan penghargaan atas karya yang dihasilkan, mempromosikan hasil invensi dalam bentuk dokumen HKI kepada masyarakat, merangsang terciptanya upaya alih informasi melalui kekayaan intelektual serta alih teknologi melalui paten, memberikan perlindungan terhadap kemungkinan ditiru oleh fihak lain yang tidak berhak. HKI memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan daya saing produk serta mendorong penemuan-penemuan inovasi yang baru.
Yogyakarta memiliki berbagai inovasi-inovasi teknologi yang berkaitan dengan energi terbarukan, baik yang dikembangkan di kampus, Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun oleh masyarakat sendiri. Inovasi-inovasi tersebut berpotensi untuk didaftarkan sebagai paten. Pengembangan teknologi maupun produk tersebut beragam, mulai dari pemanfaatan energi surya, biomassa dan angin.
Tim Peneliti dari Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada, mengembangkan pemanfaatan energi surya untuk mengatasi permasalahan ketersediaan air di daerah perbukitan kapur dengan teknologi yang dikenal dengan Solar Water Pumping System (SWPS). SWPS tersebut terdiri dari panel surya sebagai penyedia energi listrik untuk menggerakkan pompa. SWPS sudah dikembangkan di beberapa tempat di Yogyakarta, antara lain di Panggang, Kabupaten Gunungkidul serta di Padukuhan Sureng, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul.


Peneliti dari Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Universitas Gadjah Mada, memproduksi konverter kit untuk mobil. Konverter kit tersebut dipasang di mobil agar mobil yang menggunakan bahan bakar premium bisa menggunakan bahan bakar gas. Harga alat konversi itu pun hanya sekitar Rp. 8-10 juta per unit, lebih murah dibanding alat konversi impor yang rencananya akan didatangkan dari Italia oleh Pemerintah yang mencapai Rp. 14 juta per unit.
Sementara itu untuk produk biomassa, briket arang olahan dari tempurung kelapa yang diproduksi warga Jurug, Desa Bangunharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dipasarkan sampai ke Amerika. Industri tersebut membuat briket arang berbentuk kotak atau kubus dengan tiga macam ukuran, mulai dari ukuran sisi 2,5 cm sampai ukuran tiga centi meter tergantung permintaan pembeli sesuai peruntukkannya.
Masih banyak lagi produk energi terbarukan yang diproduksi di Yogyakarta. Namun produk-produk tersebut belum banyak yang didaftarkan sebagai HKI. Padahal, pengembangan teknologi energi terbarukan di dunia semakin semarak berkaitan dengan ketersedian energi tak terbarukan yang semakin menipis. Jessika Trancik, peneliti dari MIT, Luís Bettencourt dari SFI dan Jasleen Kaur dari Indiana University membangun pusat data paten energi bersih yang dikeluarkan oleh lebih dari 100 negara dalam periode 1970 hingga 2009. Secara keseluruhan mereka menganalisis lebih dari 73.000 paten terkait teknologi energi bersih. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dalam bidang energi terbarukan di Indonesia tentunya harus lebih segera gencar dilakukan agar penemuan-penemuan di bidang energi terbarukan segera mendapatkan jaminan hukum. Apalagi dalam menyambut datangnya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2015, inovasi-inovasi teknologi khususnya yang berkaitan dengan energi terbarukan di Yogyakarta harus segera terdaftar dalam HKI, agar nantinya memiliki daya saing sehingga pasar dalam negeri tidak dijajah oleh produk-produk dari negara lain.

Simpulan
        Yogyakarta memiliki banyak produk-produk energi terbarukan yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi, UKM maupun masyarakat. Untuk melindungi produk-produk tersebut serta meningkatkan daya saing di pasaran, khususnya dalam persiapan menghadapi pasar bebas di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2015, maka penting dilakukannya upaya dalam menjadikan produk teknologi energi terbarukan tersebut menjadi Hak Kekayaan Intelektual sekaligus sebagai aset “JOGJAMARK”.

Daftar Pustaka
Mufti, Nandang. 2013. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Disampaikan dalam Seminar Hak Kekayaan Intelektual, Paten dan Teknik Branding, BEM Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang pada tanggal 12 November 2013.