Senin, 29 Februari 2016

7 Kiprah Semen Padang yang Perlu Kita Ketahui


“Semen Padang”, begitu nama itu sering terdengar, lebih sering dikaitkan dengan Semen Padang Football Club yang berkiprah dalam persepakbolaan dalam negeri. Betul sekali, bahwa dalam lesunya gairah persepakbolaan di tanah air dan riuhnya drama tarik ulur antara beberapa kelompok dalam kepengurusan sepak bola di Indonesia, Semen Padang FC tetap stabil dan berdiri kokoh dalam mengaruhi persepakbolaan di Indonesia. Bahkan, beberapa kali tim yang berjuluk Kabau Sirah, tim kebanggaan masyarakat Sumatera Barat tersebut, mampu mencapai prestasi yang cukup membanggakan, misalnya keberhasilan dalam mencapai final Turnamen Jendral Sudirman Cup pada beberapa waktu yang lalu.
Menilik lebih jauh ke belakang, Semen Padang FC sangat erat kaitannya dengan pelopor industri semen di Indonesia, yaitu PT Semen Padang. Banyak kiprah yang telah dicapai oleh PT Semen Padang setidaknya sampai sekarang ini. Lalu, apa saja kiprah Semen Padang yang telah berhasil ditorehkan? Berikut 7 kiprah Semen Padang yang perlu kita ketahui.
1. Pabrik Semen Tertua di Indonesia
Semen Padang adalah perusahaan semen yang tergabung dalam Grup Semen Indonesia bersama dengan Semen Tonasa, Semen Gresik dan Than Long Cement, Vietnam. Sebelum Indonesia menyatakan kemerdekaannya, pabrik ini sudah terbangun dan terlibat dalam pembangunan infrastruktur yang ada di Indonesia. Walaupun pada masa sebelum diambil oleh Pemerintah Indonesia, pabrik ini dimanfaatkan oleh Belanda maupun Jepang untuk mendukung penjajahannya di Bumi Pertiwi. Semen Padang telah memiliki 5 pabrik yang terletak di Indarung, Sumatera Barat. Pada saat ini, Semen Padang sedang membangun Pabrik Indarung VI untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
PT Semen Padang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, yang berdiri pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM). Pabrik ini didirikan pada masa pendudukan Belanda dengan maksud untuk mendukung pembangunan yang dilakukan Belanda pada saat itu. Seiring dengan kemerdekaan yang diraih oleh Indonesia, pabrik semen ini pun akhirnya dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia pada 5 Juli 1958 dari Pemerintah Belanda. Sekarang ini pabrik ini tergabung dalam Semen Indonesia grup yang 51,01 % sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

2. Salah Satu Warisan Peninggalan Kolonial Belanda di Sumatera Barat
Ada empat warisan Belanda yang sangat berpengaruh pada perkembangan ekonomi Sumatra Barat. Keempat warisan itu adalah, PT Semen Padang, Pelabuhan Teluk Bayur, Tambang batubara di Ombilin, dan jaringan jalan kereta api. Keempatnya, menjadi pilar transformasi sosiologis dan kultural yang dialami masyarakat sekitar satu abad silam.

3. Pabrik Semen Pengguna Teknologi WHRPG (Waste Heat Recovery Power Generation) Pertama di Indonesia
Semen Padang merupakan pabrik semen pertama yang menerapkan teknologi WHRPG. WHRPG adalah pemanfaatan gas buang yang sudah tidak dipergunakan lagi di pabrik untuk digunakan dalam membangkitkan energi listrik. Konsep yang diterapkan adalah selain mengurangi energi, limbah udara, juga memanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik. Dengan menggunakan konsep teknologi seperti ini, penggunaan listrik oleh Semen Padang kini terdiri dari 79,9% berasal dari PLN, sisanya berasal dari instalasi baru, dengan biaya penggunaan listrik turun dari 15,3% dari total biaya menjadi 12,7% dari total biaya. Potensi penghematan yang dapat diperoleh dari operasional WHRPG tersebut sekitar 10 persen dari kebutuhan operasional unit listrik di pabrik Semen Padang dan mereduksi emisi gas CO2 sebesar 43.000 ton pertahun. WHRPG yang dibangun di pabrik Semen Padang diresmikan pada tanggal 26 Oktober 2012 oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat, yang sekaligus menandai keberhasilan Semen Indonesia Group dalam pembanfaatan panas gas buang sebagai sumber energi pembangkit listrik.

4. Kapasitas Produksi Semen Padang yang terus meningkat
Dalam rangka memenuhi kebutuhan semen di Indonesia, Semen Padang terus meningkatkan kapasitas produksinya. Kapasitas produksi Semen Padang adalah 6,3 juta ton pada tahun 2010, 9,257 juta ton pada tahun 2015, dan memiliki target  adalah 20 juta ton pada tahun 2030.  Pada tahun 2015, Semen Padang menguasai 12,3 % dari total produksi semen di dalam negeri atau produsen semen terbesar ke 4 di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan kapasitas produksinya, beberapa proyek pembangunan yang dilakukan oleh Semen Padang adalah  Proyek Indarung VI, Cement Mill Dumai, dan Packing Plant Lampung.

5. Semen Padang FC, salah satu klub sepakbola Era Galatama yang masih aktif hingga sekarang
Semen Padang FC merupakan klub yang dimiliki oleh PT Semen Padang. Klub ini berdiri pada tanggal 30 November 1980. Semen Padang FC, selain dengan Barito Putra dan Arema Malang, merupakan klub era Galatama yang masih eksis hingga sekarang. Ada beberapa klub Era Galatama yang masih ada, namun sudah mengalami berbagai pergantian nama. Perlu diketahui bahwa Galatama (Liga Sepak bola Utama) adalah sebuah liga sepak bola semi profesional pertama di Indonesia sebelum diganti Liga Indonesia pada tahun 1994. Liga Galatama ini adalah pohon sepak bolanya profesional Indonesia sedangkan akar sepakbola Indonesia adalah Kompetisi Perserikatan. Beberapa prestasi yang berhasil diraih oleh Semen Padang FC adalah Juara Piala Galatama tahun 1992, Juara Liga Primer Indonesia (LPI) Tahun 2011, Finalis Piala Indonesia Tahun 2011 serta Finalis Jenderal Sudirman Cup Tahun 2015.

6. 16 Penghargaan Nasional maupun Internasional Sepanjang 2015
Sepanjang tahun 2015, setidaknya Semen Padang berhasil meraih 16 penghargaan, baik penghargaan dalam lingkup nasional maupun internasional. Penghargaan tersebut juga meliputi berbagai bidang, misalnya dalam pengembangan bisnis, kearsipan, kepedulian lingkungan maupun dalam inovasi sistem maupun produk. Beberapa penghargaan tersebut antara lain: predikat bronze untuk kategori Strategic Marketing dan Tactical Marketing pada ajang BUMN Marketeers Awards 2015; Akreditasi A (sangat baik) untuk penyelenggaraan kearsipan tingkat nasional; Penghargaan Peduli Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Pemkot Padang; Predikat Bronze pada ajang International Convention on Quality Control Circles Korsel; Penghargaan Encouragement pada Asia Pacific Quality Organization International Conference 2015; serta Penghargaan Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian RI.

7. Nihil Kecelakaan Kerja Selama Januari 2016
Selama Januari 2016, PT Semen Padang berhasil meraih nihil kecelakaan. Prestasi ini membuat kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT Semen Padang pada Januari 2016 sangat baik, yang terlihat dari data Recordable Incident Rate (RIR) atau Severity Rate (SR) dan Frequency Rate (FR) yang  nihil/zero. Upaya peningkatan keselamatan kerja terus ditingkatkan oleh Semen Padang. Secara rutin, Semen Padang melakukan Kampanye bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional dan bulan Mutu Semen Padang. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengurangi angka kecelakaan kerja dalam operasional pabrik.

Demikian 7 kiprah Semen Padang yang patut kita ketahui sebagai sebuah aset yang dimiliki oleh Indonesia.

#kami telah berbuat sebelum yang lain memikirkannya
#wisatagreenindustry





Referensi:
[1] “Sejarah Singkat PT Semen Padang”. Diakses dari: http://www.infosumbar.net/berita/berita-sumbar/sejarah-singkat-pt-semen-padang/ pada tanggal 3 Februari 2016.
[2] “Proyek WHRPG Hemat Energi Sekaligus Melestarikan Lingkungan”. Diakses dari: http://www.semenindonesia.com/blog/blog/proyek-whrpg-hemat-energi-sekaligus-melestarikan-lingkungan/ pada tanggal 2 Februari 2016.
[3] “Statistik Semen Nasional”. Diakses dari: http://investasiinfrastruktur.net/semen.php?halaman=produksi pada tanggal 29 Februari 2016.
[4] “Semen Padang FC”. Diakses dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Semen_Padang_FC pada tanggal 29 Februari 2016.
[5] “Semen Padang Catatkan Kinerja Baik pada 2015”. Diakses dari: http://sumbar.antaranews.com/berita/167842/semen-padang-catatkan-kinerja-baik-pada-2015.html
[6] ”Semen Padang Target Produksi 20 Juta Ton pada 2030”. Diakses dari: http://www.antaranews.com/berita/481746/semen-padang-target-produksi-20-juta-ton-2030 pada tanggal 29 Februari 2016.

Kamis, 11 Februari 2016

Konservasi Energi di Semen Padang



Sekarang ini, promosi maupun aksi mengenai konservasi energi sedang gencar-gencarnya dilakukan. Usaha tersebut dilakukan baik oleh instansi Pemerintah, Swasta maupun masyarakat. Konservasi merupakan suatu kebutuhan baik bagi perumahan, perkantoran maupun industri. Kemudian, apa yang dimaksud dengan konservasi energi?

Konservasi energi adalah upaya penggunaan energi secara bijaksana sesuai dengan kebutuhan sehingga pemborosan dapat dihindari. Konservasi energi sangat erat kaitannya dengan penghematan energi. Dalam konservasi energi, penghematan penggunaan energi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Misalnya, dalam proses produksi semen, produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan kuantitas yang sama bahkan lebih baik dan banyak jika dibandingkan sebelum diadakan usaha konservasi energi. Usaha konservasi energi penting dilakukan dengan pertimbangan bahwa:
1. Energi fosil yang banyak dipakai oleh masyarakat dunia semakin hari cadangannya semakin menipis.
2. Mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan energi fosil.
3. Mengurangi beban biaya subsidi dalam pengadaan energi fosil.
4. Mengurangi biaya produksi akibat penggunaan energi yang tidak efisien.

Sementara itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi. Konservasi energi bisa dilakukan dengan penggantian alat-alat konvensional dengan alat-alat yang lebih hemat energi maupun dengan cara membenahi manajemen energi.

Semen Padang sebagai perusahaan penghasil semen yang terletak di Indarung, Sumatera Barat, telah melakukan berbagai usaha konservasi energi dalam proses produksinya maupun dalam operasional kantornya. Beberapa langkah konservasi energi yang telah dilaksanakan oleh Semen Padang adalah sebagai berikut.

1. Pemanfaatan Motor Efisiensi Tinggi

Beberapa proses dalam pembuatan semen membutuhkan alat yang digerakkan oleh motor penggerak. Penggantian motor konvensional dengan motor berefisiensi tinggi berpotensi untuk menghemat penggunaan energi sebesar 5 %.

2. Penurunan Suhu Exit Preheater di Kiln

Penurunan suhu dilakukan karena terdapat perbedaan suhu operasi keluaran preheater kiln sebesar 7 oC dengan suhu rancangan. Kondisi ini menyebabkan penggunaan batubara yang berlebih dibandingkan dengan rancangan. Penurunan suhu tersebut dapat menghemat biaya operasional sebesar Rp. 462.000.000,00 per bulan.

3. Pemanfaatan Biomassa untuk Kiln

Batubara merupakan bahan bakar utama di industri semen, khususnya dalam proses yang membutuhkan energi panas. Peran batubara dapat digantikan dengan biomasa yang berasal dari sekam padi, tatal atau limbah karet, serbuk gergaji, kertas bekas. Salah satu proses yang membutuhkan energi panas dalam jumlah besar adalah proses yang terjadi di kiln, sehingga pemanfaatan biomassa pada kiln dapat membantu mengurangi penggunaan batubara. Penggunaan biomassa berbasis pemanfaatan limbah merupakan salah satu langkah konservasi energi dengan menggunakan energi terbarukan.

4. Efisiensi dan Konservasi Energi di Industri Semen – Studi kasus Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) di Semen Padang

Kegiatan efisiensi dan konservasi energi di Semen Padang merupakan sebuah kegiatan yang sudah berjalan dengan bantuan dari Pemerintah Jepang (NEDO) bekerja sama dengan Kementrian Perindustrian. Kegiatan energi efisiensi ini adalah kegiatan yang memanfaatkan gas buang yang sudah tidak dipergunakan lagi di pabrik. Konsep yang diterapkan adalah selain mengurangi energi, limbah udara, juga memanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik. Industri Semen Padang ini memanfaatkan energi listrik dari gas buang. Dengan menggunakan konsep teknologi seperti ini, penggunaan listrik oleh Semen Padang kini terdiri dari 79,9% berasal dari PLN, sisanya berasal dari instalasi baru, dengan biaya penggunaan listrik turun dari 15,3% dari total biaya menjadi 12,7% dari total biaya. Dengan adanya kegiatan konversi energi seperti ini, Semen Padang berniat untuk me-replikasi kegiatan ini, baik di 3 pabrik lama yang sudah ada, maupun untuk yang sama sekali baru.

Kegiatan konservasi yang telah dilakukan oleh Semen Padang, di samping memberikan keuntungan dalam menekan biaya operasional penggunaan energi, juga menghadirkan berbagai pengharggan. Beberapa di antaranya adalah juara I Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun (PEEN) 2014 untuk kategori Manajemen Energi di Industri dan Bangunan Gedung dengan sub kategori Industri Besar dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pemenang penghargaan Asean Energy Awards 2014, penghargaan Rintisan Teknologi dan Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian.

Pada akhirnya, semoga segala upaya konservasi yang telah dilakukan oleh Semen Padang maupun beberapa perusahaan lainnya dapat menginspirasi perusahaan yang lain agar bergerak dalam usaha konservasi energi. Terlebih, usaha konservasi energi tidak hanya memberikan keuntungan bagi lingkungan, namun juga memberikan dampak positif dalam penekanan biaya operasional perusahaan.

Sumber:
[1] Best Practice Model Kegiatan Energi Efisiensi di Indonesia. Diakses dari: http://www.iesr.or.id/2012/03/best-practice-model-kegiatan-energi-efisiensi-di-indonesia pada tanggal 1 Februari 2016.
[2] Dirjen EBTKE Kementrian ESDM. 2014. Profil Investasi Efisiensi Energi 2013. Jakarta: Kementrian ESDM.
[3] Semen Padang Raih Pengharggan Efisiensi Energi 2014. Diakses dari: http://www.semenpadang.co.id/?mod=berita&kat=&id=1142 pada tanggal 11 Februari 2016.