Energi Berkeadilan #6: Peran
Serta Masyarakat dalam Mewujudkan PLTS Terpusat
Gambar 1. Gotong Royong Masyarakat
Siring Gading
Hampir 100 % penduduk Siring Gading adalah masyarakat
pendatang. Mereka berasal dari Kabupaten-Kabupaten lain yang ada di Provinsi
Lampung. Siring Gading merupakan masyarakat multikultur. Mereka berasal dari
berbagai suku yang berbeda. Penduduk Siring Gading adalah masyarakat pendatang
yang terdiri dari 50 % Suku Sunda, 30 % Suku Jawa, sisanya merupakan Suku
Lampung (Krui), Suku Bali dan Semendo. Keragaman ini terbentuk dari kesamaan
nasib yang membawa mereka ‘terdampar’ di tanah nan subur di pinggiran Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Mereka datang dengan tujuan untuk
membuka ladang. Kesamaan nasib ini menjadikan masyarakat Siring Gading
menyadari akan pentingnya kebersamaan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
segala bentuk pembangunan yang ada di Pekon. Dalam setiap pembangunan yang ada
di Pekon Siring Gading, misalnya: rabat jalan, pembuatan jembatan, pembuatan
fasilitas umum, mereka sangat mengutamakan swadaya masyarakat. Termasuk dalam
menyambut datangnya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga (PLTS) Terpusat yang
merupakan program dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada
tahun 2016.
Pembangunan PLTS Terpusat merupakan sebuah proses yang
menguras waktu, tenaga dan pikiran. Proses pembangunan PLTS Terpusat tentunya
tidak akan terwujud apabila tidak adanya kerjasama yang baik di antara berbagai
pihak. Pihak yang terlibat dalam proses pembangunan ini adalah Kementerian
ESDM, Dinas Kabupaten, kontraktor pembangun serta masyarakat lokal. Keterlibatan
masyarakat dalam proses pembangunan ini menjadi poin penting dalam mewujudkan
PLTS Terpusat. Nantinya, masyarakat merupakan pengelola sekaligus pengguna PLTS
Terpusat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan
PLTS menjadi poin penting yang tidak boleh ditinggalkan. Keterlibatan dalam
setiap proses pembangunan adalah sebagai sebuah terapi agar masyarakat pun
merasa memiliki PLTS Terpusat tersebut. Artinya, mereka diharapkan dapat
menjaga dengan baik aset PLTS Terpusat tersebut karena PLTS tersebut adalah
milik bersama yang telah diperjuangkan bersama-sama.
Secara umum, proses pembangunan PLTS Terpusat yang ada di
Siring Gading, termasuk di tiga pekon lainnya yang ada di Wilayah Marga
Belimbing dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Persiapan Lahan
2. Proses pengangkutan material tahap pertama yang meliputi
tiang listrik dan konstruksi panel surya
3. Pembangunan konstruksi pembangkit dan pemasangan tiang-tiang
listrik
4. Proses pengangkutan kabel-kabel jaringan
5. Pemasangan kabel-kabel jaringan
6. Proses pengangkutan material pembangkit dan instalasi
rumah tangga
7. Pemasangan material pembangkit dan instalasi rumah tangga
8. Uji coba penyalaan PLTS Terpusat
Dalam proses pembangunan PLTS Terpusat, Pemerintah Pekon
memiliki kewajiban dalam mempersiapkan lahan. Tidak semua pekon memiliki aset
lahan yang sewaktu-waktu bisa dihibahkan untuk proses pembangunan. Pekon Siring
Gading merupakan salah satu yang tidak memiliki lahan sendiri, sehingga mereka
harus bahu-membahu dalam mengadakan lahan sebagai lokasi PLTS Terpusat.
Dari semua proses yang dilalui, proses yang sangat berat
dalam proses pembangunan PLTS Terpusat adalah proses pengangkutan material
menuju lokasi pembangunan. Oleh karena itu, peran serta masyarakat sangat
dibutuhkan sekali dalam proses pengangkutan material PLTS Terpusat ini. Hal
tersebut karena masyarakatlah yang paling paham dan mengerti bagaimana akses
yang ada di wilayah mereka. Mereka juga lebih paham, moda transportasi apa yang
paling cocok digunakan untuk mengangkut material-material PLTS Terpusat. Terlebih,
akses dari kecamatan menuju wilayah empat pekon harus melewati jalur yang
sangat ekstrem. Satu-satunya moda transportasi yang setiap hari beroperasi
adalah motor ojek dengan berbagai modifikasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
alam. Kendaraan yang lain adalah gerobak sapi. Namun, melihat ukuran dan jumlah
yang begitu banyak, nampaknya pemnafaatan moda transportasi yang biasa
beroperasi sangat tidak memungkinkan. Bayangkan saja, salah satu material yang
ada salah satunya adalah kabel dengan total beban satu gulung kabel adalah 800
kg. Padahal, beban maksimal yang biasa diangkut oleh gerobak sapi adalah sekitar
250 kg. Sementara itu, beban maksimal yang bisa diangkut oleh ojek motor
berkisar 150 kg. Satu-satunya alternatif yang bisa ditempuh adalah dengan moda
angkutan laut. Namun, kendala utamanya adalah tidak adanya kapal yang setiap
hari lalu lalang dari Pelabuhan Kota Jawa (pelabuhan terdekat dari kecamatan)
menuju tepian Pantai Way Haru atau Pantai Karang Canggung.
Peran serta masyarakat selanjutnya yang merupakan tantangan
terbesar dalam program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat adalah
pasca pembangunan atau lebih tepatnya dalam fase operasi dan perawatan PLTS
Terpusat. Masyarakat adalah pengguna sekaligus sebagai perawat PLTS Terpusat.
Agar masyarakat paham secara teknis mengenai PLTS Terpusat, kontraktor yang
bertanggung jawab dalam pembangunan fisik PLTS pun melibatkan masyarakat dalam
proses perakitan PLTS. Pemerintah Pekon wajib memilih orang-orang terbaik yang
ke depannya dapat dijadikan sebagai operator PLTS Terpusat. Orang-orang pilihan
tersebut pun harus siap untuk memperbaiki PLTS Terpusat, jika suatu saat
terdapat kerusakan dalam operasionalnya.
Pada akhirnya, kemajemukan masyarakat Siring Gading bukan
menjadi halangan dalam proses pembangunan ini. Justru, kemajemukan tersebut
menjadi senjata ampuh dalam kelancaran proses pembangunan PLTS. Walaupun mereka
berasal dari suku yang berbeda-beda, mereka sadar bahwa kalau hanya mengeluh
saja maka masalah tidak bisa diselesaikan. Melihat bahkan ikut merasakan apa
yang mereka lakukan merupakan sebuah anugerah yang luar biasa, hati mereka
masih merah putih walau mereka harus menjalani hari-hari dengan perih. Mereka
memberikan pelajaran tentang kebhinekaan yang sebenar-benarnya. Begitulah
sekelumit potret ke-bhineka-an di wilayah terisolir nan tertinggal di tepian
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Walaupun berbeda-beda, tetapi
tetap satu jua!
#15HariCeritaEnergi
#DiaryofPatriotEnergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar