Kamis, 28 April 2016

Napak Tilas Patriot Energi: Menjelahi Negeri Demi Kemandirian Energi

Gambar 1. Logo Patriot Energi
Latar Belakang Patriot Energi
Indonesia memiliki kekayaan alam yang tak terkira banyaknya. Walaupun begitu, belum semua masyarakat bisa mendapatkan kesejahteraan atas kekayaan alam yang dimiliki. Terbukti, salah satu aspek yang belum bisa diakses secara merata di seluruh penjuru Nusantara adalah energi listrik. Beberapa daerah di Indonesia yang dikategorikan dalam daerah 3T (tertinggal, terpencil dan terluar) belum sepenuhnya mendapatkan akses energi listrik. Daerah-daerah tersebut belum sepenuhnya tersambung oleh jaringan eksisting PLN. Penyebab ketidakhadiran listrik di daerah-daerah tersebut adalah jarak distribusi listrik PLN yang sangat jauh serta kondisi geografis yang tidak memungkinkan.
Solusi yang bisa dihadirkan untuk mengatasi hal tersebut adalah pembangunan pembangkit listrik di daerah-daerah tersebut, seperti: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ataupun teknologi energi terbarukan yang lainnya. Dengan kata lain, daerah-daerah tersebut harus memiliki pembangkit listrik tersendiri. Selanjutnya muncul tantangan baru, yaitu mengenai proses difusi teknologi PLTS atau teknologi energi terbarukan di masyarakat. Masyarakat harus dibina dan didampingi agar dapat mengelola secara mandiri teknologi energi terbarukan. Atas pertimbangan tersebut maka Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengadakan program yang bernama Patriot Energi.
Patriot Energi adalah sebuah gerakan yang mengirimkan lulusan-lulusan terbaik Indonesia untuk datang ke daerah-daerah tertinggal, terpencil, dan terluar Nusantara sebagai bagian dari masyarakat setempat. Seorang Patriot Energi memiliki tugas untuk menyadarkan dan membangun masyarakat melalui pembangunan dan pemanfaatan pembangkit energi terbarukan yang berkelanjutan. [1] Patriot yang telah ditempatkan di beberapa daerah berperan sebagai aktivator eksternal untuk menggerakan orang-orang kunci di dalam masyarakat agar masyarakat tersebut dapat mandiri dalam mengelola kebutuhan listriknya.

Garis Besar Program
       Untuk bergabung menjadi seorang Patriot Energi, ada tahapan-tahapan yang harus dilewati. Secara garis besar, tahapan-tahapan tersebut dibagi menjadi tiga sebagai berikut.
1. Proses seleksi
Proses seleksi dimulai dari pengiriman berkas, wawancara dan tes kesehatan. Pada tahap wawacara, para calon peserta diuji komitmen dan mentalnya melalui beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Pewawancara.
2.  Diklat
Terdapat 4 kompetensi khusus yang ditanamkan kepada para calon Patriot Energi: kompetensi kejuangan, kompetensi keteknikan, kompetensi sosial dan yang paling spesial adalah kompetensi keikhlasan. [2]
3. Penempatan
Pada saat penempatan, Patriot hidup bersama masyarakat dalam menciptakan, mengelola, dan memanfaatkan potensi alam setempat menjadi energi terbarukan. Patriot ditempatkan di desa terpencil, terluar, dan tertinggal selama satu tahun guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. [1] Perkiraan lokasi penempatan Patriot Energi angkatan kedua dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.


Gambar 2. Perkiraan Lokasi Penempatan Patriot Energi Angkatan 2 [1]

Kisah Patriot Energi Angkatan 1
Program Patriot Energi sudah berjalan semenjak tahun 2015. Program Patriot Energi angkatan pertama sudah ditarik dari lokasi penempatan pada pertengahan bulan Maret 2016. Sementara itu, Patriot Energi angkatan kedua direncanakan akan menjalani diklat pelatihan selama dua bulan mulai dari awal Mei sampai pertengahan Juli. Patriot Energi Angkatan kedua direncanakan akan ditempatkan pada pertengahan Juli 2016.
Pada Patriot Energi angkatan pertama terdapat 80 patriot yang ditempatkan ke 64 desa penempatan yang tersebar dari Sumatra sampai Papua. Lokasi-lokasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing dengan segala tantangannya. Untuk menuju ke desa penempatan, ada yang harus melakukan perjalanan menggunakan pesawat perintis, ada juga yang menggunakan speed boat, ada juga yang harus menaiki kapal sungai bahkan dan lain sebagainya. Perjalanan terjal tersebut merupakan potret realita yang tidak bisa disembunyikan keberadaannya sebagai sisi lain wajah Indonesia.
Pada saat penempatan Patriot Energi angkatan pertama, belum semua PLTS di desa penempatan sudah terbangun. Di beberapa lokasi, PLTS masih dalam tahap pembangunan, bahkan ada yang belum dibangun sama sekali. Tentunya, kondisi tersebut memerlukan pendampingan yang berbeda-beda.

Penutup
       Melalui program ini diharapkan agar teknologi energi terbarukan yang dibangun di desa penempatan dapat dikelola dengan baik dan bijak oleh masyarakat setempat. Masyarakat setempat diharapkan mampu mengoperasikan, merawat bahkan mampu memperbaiki teknologi tersebut jika terdapat kerusakan. Teknologi energi terbarukan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat, mulai dari aspek pendidikan, kesehatan maupun sosial ekonomi. Selanjutnya, pemerataan energi di daerah 3T diharapkan mampu untuk membantu dalam mewujudkan sila ke 5 Pancasila, yaitu: “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Salam Renewable Energy untuk Negeri !!!

Daftar Pustaka:
[1] Diakses dari: www.patriotenergi.com pada tanggal 28 April 2016.

Selasa, 19 April 2016

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN), sebuah Apresiasi Bagi Mereka yang Mengupayakan Efisiensi Energi


Gambar 1. Gedung Pusat Kementrian PU-PR, salah satu Pemenang PEEN tahun 2015 [sumber]

Efisiensi energi bisa diartikan sebagai penggunaan energi yang sesuai dengan kebutuhan tanpa mengurangi kualitas dari kebutuhan tersebut. Sebagai contoh: pada saat memilih di antara dua jenis lampu, pilihlah lampu dengan daya yang lebih rendah dengan kemampuan memancarkan cahaya yang sama (biasanya ditandai dengan satuan lumen). Efisiensi energi selain memberikan keuntungan kepada lingkungan, juga memberikan keuntungan kepada pengguna. Semakin efisien penggunaan alat yang membutuhkan energi, maka semakin murah biaya operasional alat tersebut. Efisiensi energi bisa diterapkan dalam semua kegiatan atau aktivitas manusia. Beberapa contohnya adalah dalam operasional bangunan maupun sebuah proses industri.

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional atau yang biasa disingkat menjadi PEEN merupakan sebuah bentuk apresiasi bagi para para pengelola (pemangku kepentingan) di sektor bangunan/industri yang telah berhasil mengimplementasikan prinsip efisiensi energi serta mengapresiasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang telah berhasil menerapkan program-program penghematan energi dan air di unitnya masing-masing. PEEN merupakan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Untuk memasyarakatan kegiatan PEEN ke 5 pada tahun 2016 ini,  Direktorat Konservasi Energi melaksanakan workshop pengenalan PEEN ke 5 pada tanggal 18 April 2016 di Hotel Inna Garuda Malioboro, Yogyakarta. PEEN ini memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang mengusahakan pelaksanaan prinsip efisiensi energi pada gedung maupun industrinya untuk dinilai. Tim Penilai PEEN terdiri dari Dirjen EBTKE, Kementerian PU-PR, BPPT, Universitas Indonesia, UNIDO, ASHRAE Indonesia, GBCI, PT EMI dan HAKE.




Gambar 2. Pelaksanaan Workshop PEEN ke 5 Tahun 2016  

PEEN terdiri dari tiga kategori yang dapat dilihat pada gambar tampilan salah satu slide yang dipresentasikan oleh Bapak Catur Wahyu Prasetyo dari Direktorat Konservasi Energi.


Gambar 3. Kategori-Kategori PEEN 

Masing-masing dari sub kategori yang ada di tiga kategori akan diambil juara 1, 2 dan 3. Selanjutnya, khusus untuk Pemenang PEEN 2016 Kategori A (Bangunan Gedung Hemat Energi) dan B (Manajemen Energi pada Industri dan Bangunan Gedung) yang memenuhi syarat dan kriteria ASEAN Energy Award (AEA) akan diajukan ke ajang tersebut pada tahun 2017. PEEN kategori A dan B merujuk pada perlombaan AEA. Oleh karena itu, pelaksanaan PEEN juga bertujuan untuk menjaring calon wakil di Indonesia untuk diikutsertakan dalam AEA.

Pada pelaksanaan workshop PEEN ini, Direktorat Konservasi Energi menghadirkan dua pemenang pada edisi sebelumnya, yaitu PT. Cheil Jedang Indonesia Pabrik Pasuruan sebagai pemenang ke dua Kategori Manajemen Energi untuk Sub Kategori Industri Besar serta Gedung Utama Kementerian PU-PR sebagai pemenang pertama Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi Sub Kategori Gedung Hijau. Informasi lebih lengkap mengenai persyaratan dan kriteria penilaian dari masing-masing kategori dapat dilihat pada laman website berikut ini.


Gambar 4. Tampilan Website PEEN

Dengan terselanggaranya workshop PEEN ini diharapkan banyak pihak pengelola bangunan maupun industri yang tergerak untuk menerapkan prinsip efisiensi energi pada bangunan maupun industrinya. PEEN merupakan suatu upaya Pemerintah dalam memasyarakatkan kegiatan konservasi energi sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.