Energi Berkeadilan #11:
Pembangunan PLTS
Terpusat Tahap Kedua
Gambar 1. Seorang Petugas sedang
Membawa Panel Surya
Proses pengiriman material tahap kedua begitu menyita waktu
dan tenaga. Proses tersebut memakan waktu hampir selama dua bulan. Ketersediaan
material sangat berpengaruh terhadap proses pembangun PLTS Terpusat.
Pembangunan akan tersendat jika material PLTS Terpusat tak kunjung datang.
Material tahap kedua ini terdiri dari komponen pemanen energi, komponen di
rumah shelter, penyambungan jaringan instalasi rumah tangga serta pemasangan
lampu Penerangan Jalan Umum (PJU). Dengan datangnya material pada tahap kedua
ini, maka proses pembangunan PLTS Terpusat dapat terus berlanjut.
Material tahap kedua yang begitu banyak tersebut ditempatkan
di Balai Pekon Siring Gading agar aman dan mudah untuk dikontrol. Pada proses
pembangunan tahap kedua ini, kontraktor dibagi menjadi tiga tim. Tim yang
pertama bertugas untuk memasang panel surya sebagai pemanen energi dan
komponen-komponen di rumah shelter. Tim yang kedua bertugas untuk menyambungkan
jaringan distribusi yang merupakan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) menuju
instalasi rumah. Tim yang ketiga bertugas untuk memasang instalasi rumah. Tujuan
dari pembagian tim ini adalah untuk mempercepat proses pembangunan PLTS
Terpusat.
Dalam proses pembangunan ini, tim kontraktor tidak lupa untuk
melibatkan masyarakat. Tercatat setidaknya ada empat orang yang dilibatkan
dalam pelaksanaan pembangunan tahap kedua ini. Tujuannya adalah agar nantinya
masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan ini dapat paham ketika
ada masalah dalam operasional dan perawatan PLTS Terpusat. Mereka nantinya akan
dijadikan sebagai teknisi dari masyarakat yang akan melakukan operasional dan
perawatan PLTS Terpusat. Masyarakat yang dilibatkan dalam pelaksanaan
pembangunan ini adalah pilihan dari masyarakat. Mereka yang dilibatkan adalah
orang yang sudah memiliki pengalaman dalam bidang elektronik atau setidaknya
sering memperbaiki Solar Home System
yang ada di masyarakat.
Pemasangan Peralatan Pemanen Energi dan Rumah Shelter
Material yang termasuk ke dalam area pemanen energi adalah panel
surya beserta kabel-kabel yang menghubungkannya. Panel surya merupakan komponen
utama dalam sebuah pembangkit listrik berbasis energi surya. Panel surya
merupakan alat pemanen energi. Panel surya berfungsi untuk mengubah energi
surya menjadi energi listrik. Sekitar 75 % area pembangkit merupakan area
pemanen energi. Semakin besar kapasitas PLTS Terpusat, maka semakin luas juga
area yang dibutuhkan untuk memanen energi surya. Untuk PLTS Terpusat Siring
Gading yang berkapasitas 30 kWp luas area yang dibutuhkan adalah 20 x 30 m2.
Petugas pemasang pemanen energi memasang panel surya satu
persatu pada konstruksi penyangga panel. Mereka memasang panel satu per satu
hingga tersusun rapih menjadi suatu komponen pemanen energi. Setelah semuanya
terpasang dengan rapih, baru kemudian dilakukan penyambungan antar panel surya
menjadi baik secara seri maupun paralel. Susunan pemanen energi ini, kemudian
dihubungkan dengan instalasi yang ada di rumah shelter.
Gambar 2. Pemasangan Panel Surya
Rumah shelter adalah pusat kendali dari aktivitas operasional
PLTS Terpusat. Di dalam rumah shelter terdapat berbagai macam komponen. Secara
garis besar, di dalam rumah shelter terdapat inverter, solar charge controller, baterai, panel-panel distribusi serta
peralatan monitoring. Rangkaian di dalam rumah shelter terlihat sangat rumit. Oleh
karena itu, proses pemasangan perakitan komponen-komponen di rumah shelter
dilakukan langsung oleh koordinator kontraktor yang paling mengerti mengenai
arsitektur rumah shelter.
Beberapa pengerjaan yang dilakukan di luar ruangan, seperti penarikan
kabel dari tiang distribusi dan pemasangan panel surya memang rentan terhadap
keadaan cuaca. Proses pengerjaan PLTS Terpusat terus dilakukan walaupun panas
terik bahkan kadang-kadang gerimis turun. Hal ini untuk mempercepat proses
pembangunan PLTS Terpusat yang sempat tertunda akibat telatnya material datang.
Gambar 3. Rumah Shelter
Penarikan Kabel dari Jaringan Distribusi ke Saluran Instalasi
Beban Listrik
Gambar 4. Penarikan Kabel dari Jaluran
Distribusi ke Saluran Instalasi Rumah Tangga
Penarikan kabel yang dimaksud dalam hal ini adalah
penyambungan jaringan distribusi (Jaringan Tegangan Rendah) dengan instalasi
rumah tangga/fasilitas umum. Penarikan kabel dari jaringan distribusi dilakukan
dari tiang listrik menuju instalasi tiap rumah. Beban listrik yang ada PLTS
Terpusat dibagi menjadi tiga, yaitu: instalasi rumah tangga, fasilitas umum dan
lampu Penerangan Jalan Umum (PJU). Total instalasi rumah tangga yang ada di
Siring Gading adalah 193 rumah. Sementara itu, total fasilitas umum adalah 11
buah. Fasilitas umum terdiri dari sekolahan, masjid dan balai pekon. Pada
beberapa tiang listrik juga dipasang lampu Penerangan Jalan Umum (PJU). Total
lampu PJU yang dipasang di sepanjang jalan di Siring Gading adalah 106 buah.
Proses penarikan kabel ini membutuhkan kecermatan. Kontraktor
harus mempertimbangkan tiang listrik terdekat dari beban listrik untuk
meminimalisir penggunaan kabel. Mereka juga harus mempertimbangkan pemilihan
jalur penarikan agar tidak melewati pohon, kecuali memang terpaksa tidak ada
pilihan lain. Hal tersebut untuk menghindari penebangan pohon yang barangkali
dapat memicu konflik. Belum lagi pada saat gerimis, maka proses pen pun agak
sedikit terhambat karena tiang listrik yang dipanjat akan licin.
Pemasangan Instalasi Rumah Tangga
Pemasangan jaringan instalasi rumah tangga dilakukan oleh
masyarakat. Ada empat orang yang dilibatkan dalam pemasangan instalasi rumah
tangga. Mereka ditugaskan di setiap kepemangkuan. Namun, ada satu orang yang
mengerjakan di dua kepemangkuan. Sebelum mereka mulai memasang instalasi rumah
tangga, mereka dilatih terlebih dahulu oleh tim kontraktor. Setelah mahir,
mereka baru memulai memasang instalasi di rumah-rumah.
Setiap rumah tangga mendapatkan satu energy limiter (pembatas energi), tiga buah lampu LED masing-masing
berkapasitas 4 W, satu colokan dan
satu saklar. Petugas yang memasang instalasi rumah tangga bertugas untuk memasang
komponen-komponen tersebut. Pemilik rumah berhak untuk menentukan dimana saja
lokasi pemasangan lampu, colokan dan
saklar. Sementara itu, energy limiter
dipasang di depan rumah. Hal tersebut bertujuan agar memudahkan proses
pengamatan penggunaan energi.
Dalam proses pemasangan instalasi rumah tangga, petugas harus
menaiki loteng rumah-rumah. Hal ini tentunya sangat beresiko dikarenakan
mayoritas rumah yang ada di Siring Gading adalah rumah yang terbuat dari kayu.
Petugas harus berhati-hati terhadap kondisi kayu, apakah keropos atau tidak.
Masyarakat menyambut gembira terhadap proses pemasangan
instalasi rumah tangga. Pemasangan instalasi rumah tangga menandakan sebentar
lagi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat yang merupakan program dari
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ini akan segera terselesaikan.
Masyarakat sangat berharap dengan kehadiran PLTS Terpusat ini, malam-malam
mereka menjadi terang-benderang.
Gambar 5. Seorang Warga Membawa
Peralatan Instalasi Rumah Tangga
#15HariCeritaEnergi
#DiaryofPatriotEnergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar