Energi Berkeadilan #7: Proses
Pengangkutan Tiang-Tiang Listrik
Gambar 1. Bongkar Muatan Kapal
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat yang
merupakan program dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Siring
Gading terletak di Kepemangkuan Siring Kuyung, tepat di sebelah gedung balai
pekon. Lokasi ini bisa dikatakan berada di area permukiman paling ramai yang
ada di Pekon Siring Gading. Lokasinya terletak sekitar 5 km dari pesisir Pantai
Way Haru. Pantai Way Haru merupakan lokasi penurunan material PLTS dari
kapal-kapal nelayan. Sebenarnya, Pantai Way Haru sangat tidak ideal untuk
menjadi lokasi lalu lalang kapal-kapal yang mengangkut material PLTS. Pantai
Way Haru merupakan pantai yang berkarang. Di pantai tersebut hanya tersedia
celah selebar lima meter yang bisa digunakan oleh kapal untuk menepi ke pinggir
pantai. Salah-salah perhitungan, maka kapal bisa menumbur karang dan beresiko
kapal karam. Oleh karena itu, nahkoda kapal yang bertugas untuk melakukan
pengiriman barang menuju Pantai Way Haru adalah mereka yang sudah hafal dengan
karakter Pantai Way Haru.
Pengiriman material menggunakan jalur laut dari kecamatan
menuju Wilayah Marga Belimbing ini merupakan pertimbangan yang sudah sangat
matang. Sepanjang Juli 2016, hujan sering kali mengguyur Wilayah Marga
Belimbing yang menyebabkan akses darat menuju dan keluar sangat berat. Guyuran
hujan menyebabkan jalan menjadi berlumpur tak beraturan. Bahkan, para tukang
ojek dan gerobak sapi pun mengalami kewalahan dalam menempuh jalan yang biasa
mereka lewati. Memang, penggunaan jalur laut membutuhkan biaya yang sedikit
lebih mahal jika dibandingkan dengan jalur darat. Namun, dengan pertimbangan
faktor cuaca dan jalanan yang sedang susah-susahnya untuk dilewati, maka jalur
laut bisa menjadi alternatif dalam proses pengiriman material PLTS Terpusat
pada tahap awal ini.
Pertimbangan lainnya adalah jalur laut menyebabkan proses
pengiriman barang menjadi lebih efektif dikarenakan sekali angkut menggunakan
kapal bisa memuat sampai 14 tiang listrik. Sementara itu, jika menggunakan
gerobak sapi, jumlah tiang yang diangkut sekali jalan adalah 4 tiang.
Pengangkutan tiang listrik menggunakan gerobak sapi pun terkendala dengan kebiasaan
aktivitas operasional gerobak sapi. Biasanya, ketika gerobak sapi keluar menuju
kecamatan, maka mereka mengangkut hasil pertanian yang kemudian dijual di Pasar
Way Heni. Kembalinya dari pasar, mereka mengangkut barang belanjaan. Sehingga,
sekali perjalanan keluar-masuk pekon, mereka selalu membawa barang bawaan.
Dengan kata lain, sekali melakukan perjalanan keluar masuk pekon, mereka
mendapatkan dua kali bayaran. Sementara itu, pada saat mereka mengangkut
tiang-tiang listrik, mereka tidak membawa barang bawaan ketika keluar menuju
kecamatan. Hal tersebut membuat negosiasi biaya pengangkutan tiang listrik
menggunakan gerobak sapi menjadi alot dan begitu rumit.
Proses pengiriman tiang-tiang listrik yang juga termasuk
pondasi panel surya, pagar, penangkal petir dan rumah shelter dilakukan selama
dua hari, yaitu pada tanggal 27 dan 28 Juli 2016. Tepat pada saat cuaca dan
laut tenang tenang sehingga kapal-kapal berani untuk beroperasi menyisir
Samudera Hindia dari Pelabuhan Kota Jawa menuju Pantai Way Haru. Pelabuhan Kota
Jawa merupakan pelabuhan yang terletak sekitar 10 km dari pusat Kecamatan
Bengkunat Belimbing. Sepanjang proses pengiriman material pada tahap ini,
proses bongkar muatan kapal yang ada di Pelabuhan Way Haru dilakukan oleh
seluruh aparatur Pekon Siring Gading tanpa terkecuali. Strategi yang dikomandoi
langsung oleh Peratin (Lurah dalam istilah Lampung) ini adalah berupa pemberian
contoh gotong royong yang dilakukan oleh seluruh aparatur pekon kepada
masyarakat Siring Gading terlebih dahulu. Selanjutnya, baru dilaksanakan gotong
royong massal yang harus diikuti oleh seluruh laki-laki dewasa yang ada di
Siring Gading.
Proses Pengangkutan Material PLTS dari Pantai Way Haru menuju
Siring Gading
Gambar 2. Proses Pengangkutan
Tiang-Tiang Listrik
Proses pengangkutan tiang-tiang listrik beserta peralatan
konstruksi area pembangkit dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2016. Tua muda menyusuri
jalanan dari Siring Gading menuju Pantai Way Haru. Mereka harus rela
meninggalkan kebunnya untuk sementara waktu demi pembangunan PLTS Terpusat
cepat selesai. Antusiasme masyarakat sangat tinggi terhadap kehadiran PLTS
Terpusat. Mereka ingin segera melihat jalanan Siring Gading menjadi
terang-benderang pada malam hari. Pada pembangunan PLTS Terpusat ini, selain
untuk rumah tangga, aliran listrik juga ditujukan untuk penerangan jalan umum.
Masyarakat berbondong-bondong dari Pekon Siring Gading menuju
Pantai Way Haru. Ada yang berjalan kaki, ada pula yang menaiki motor untuk
mencapai Pantai Way Haru. Tujuh kepemangkuan terlibat dalam kegiatan gotong
royong ini, tak kerkecuali Ulok Baru dan Talang Puncak yang tidak teraliri
listrik PLTS Terpusat. Masyarakat mengangkut tiang listrik dari Pantai Way Haru
menuju lokasi pembangunan PLTS Terpusat Siring Gading menggunakan dua cara.
Cara yang pertama adalah dengan dipanggul. Satu tiang listrik dipanggul oleh
dua orang. Sementara itu, satu orang siap sedia untuk bergantian jika ada yang
merasa lelah. Beberapa orang mengangkut material-material pembangkit, seperti konstruksi
panel surya, papan rumah shelter, pagar pembangkit serta penangkal petir.
Bagi yang memiliki sepeda motor, mereka mengangkut tiang
listrik menggunakan motornya. Satu motor bisa digunakan untuk mengangkut dua
tiang listrik. Setiap motor diiringi oleh dua orang untuk memandu jalannya
motor. Proses ini bukannya tanpa kendala, jalanan yang masih becek berupa lumpur
menjadikan proses pengangkutan agak sedikit terkendala. Dalam proses gotong
royong ini pun belum semua tiang listrik yang berjumlah 141 buah sudah
terangkut. Oleh karena itu, sisa tiang listrik yang ada di Pantai Way Haru akan
dibagi-bagi per kepemangkuan. Mayoritas sisa tiang listrik tersebut akhirnya
diangkut menggunakan gerobak sapi.
Proses pengangkutan material-material pada tahap ini baru
merupakan langkah awal dalam proses pembangunan PLTS Terpusat. Dengan datangnya
material-material ini, proses pemasangan tiang-tiang listrik dan konstruksi
sipil area pembangkit pun segera bisa dilaksanakan. Terlihat jelas bahwa peran
masyarakat untuk mewujudkan PLTS Terpusat ini sangat besar. Semangat gotong
royong ini sebaiknya terus bisa dijaga bukan hanya dalam proses pembangunan
PLTS Terpusat ini, melainkan juga sebagai senjata ampuh dalam mengatasi
berbagai tantangan hidup di pedalaman.
#15HariCeritaEnergi
#DiaryofPatriotEnergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar