Minggu, 25 Agustus 2013

FAULT TREE ANALYSIS[2]

Teknik untuk mengidentifikasikan kegagalan (failure) dari suatu sistem dengan memakai FT (fault tree) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1962 oleh Bell Telephone Laboratories  dalam kaitannya dengan studi tentang evaluasi keselamatan sistem peluncuran minuteman misile antarbenua. Boeing company memperbaiki teknik yang dipakai oleh Bell Telephone Laboratories dan memperkenalkan progam komputer untuk melakukan analisa dengan memanfaatkan FT baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
FTA (Fault Tree Analysis) berorientasi pada fungsi (function-oriented) atau yang lebih dikenal dengan “top downapproach karena analisis ini berawal dari sistem level (top) dan meneruskannya ke bawah. Titik awal dari analisis ini adalah pengidentifikasian mode kegagalan fungsional pada top level dari suatu sistem atau subsistem.
FTA adalah teknik yang banyak dipakai untuk studi yang berkaitan dengan resiko dan keandalan dari suatu sistem engineering. Event potensial yang menyebabkan kegagalan dari suatu sistem engineering dan probabilitas terjadinya event tersebut dapat ditentukan dengan FTA. Sebuah TOP event yang merupakan definisi dari kegagalan suatu sistem  (system failure),  harus ditentukan terlebih dahulu dalam mengkonstrusikan FTA. Sistem kemudian dianalisis untuk menemukan semua kemungkinan yang didefinisikan pada TOP event. FT adalah sebuah model grafis yang terdiri dari beberapa kombinasi kesalahan (fault) secara pararel dan secara berurutan yang mungkin menyebabkan awal dari failure event yang sudah ditetapkan.
Setelah mengidentifikasi TOP event, event-event yang memberi kontribusi secara langsung terjadinya top event diidentifikasi dan dihubungkan ke TOP event dengan memakai hubungan logika (logical link). Gerbang AND (AND gate) dan sampai dicapai event dasar yang independen dan seragam (mutually independent basic event). Analisis deduktif ini menunjukan analisis kualitatif dan kuantitatif dari sistem engineering yang dianalisis.
Sebuah fault tree mengilustrasikan keadaan dari komponen-komponen sistem (basic event)  dan hubungan antara basic event dan TOP event. Simbol grafis yang dipakai untuk menyatakan hubungan disebut gerbang logika (logika gate). Output dari sebuah gerbang logika ditentukan oleh event yang masuk ke gerbang tersebut.

TAHAPAN MENYUSUN FTA[3]
Sementara, menurut Thomas Pyzdex (2002), FTA memiliki beberapa tahapan:
1.         Tentukan kejadian paling atas/utama.
2.         Tetapkan batasan FTA.
3.        Periksa sistem untuk mengerti bagaimana  berbagai elemen berhubungan pada satu  dengan lainnya dan kejadian paling atas.
4.         Buat pohon kesalahan, mulai dari kejadian paling atas dan bekerja kearah bawah.
5.     Analisis pohon kesalahan untuk mengidentifikasi cara dalam menghilangkan kejadian yang mengarah pada kegagalan.
6.         Persiapkan rencana tindakan perbaikan untuk mencegah kegagalan.


SIMBOL-SIMBOL FTA[3]
Berikut ini adalah simbol yang sering dipakai dalam Fault Tree Analysis:



Gambar 1. Simbol Fault Tree Analysis
Keterangan:
1.         Kejadian output terjadi jika semua kejadian input terjadi.
2.         Kejadian output terjadi jika salah satu kejadian input terjadi.
3.    Kejadian dasar (basic event), pemula kesalahan yang tidak membutuhkan pengembangan lebih lanjut.
4.         Resultant event, kesalahan karena satu atau lebih penyebab.
5.   Transfer in dimana fault tree dikembangkan lebih lanjut pada kejadian pada transfer out yang bersamaan dan transfer out dimana fault tree harus digabungkan dengan transfer in.

Pustaka:
[1] Kececioglu, Dimitri B. 2002. Reliability Engineering Handbook Volume 1. Pennsylvania: DEStech Publications, Inc.
[2] Priyanta, Dwi. 2000. Kehandalan dan Perawatan. Surabaya: Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh November.
[3] Nugroho W.P., Susatyo; Pudjotomo, Darminto; Tifani, Terzi Khoirina. 2011. Analisa Penyebab Penurunan Daya Saing Produk Susu Sapi dalam Negeri terhadap Susu Sapi Impor pada Industri Pengolahan Susu (IPS) dengan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Barrier Analysis. Semarang: J@TI Undip, Vol VI, No 2, Mei 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar