Rabu, 22 Maret 2017

Konservasi Air di Bangunan Modern: Langkah Menjaga Air untuk Masa Depan



Pada zaman sekarang ini, tren pembangunan gedung maupun bangunan sangat menjamur, terlebih di daerah perkotaan. Proyek pembangunan mall, hotel, apartemen, serta gedung-gedung bertingkat lainnya sangat banyak dijumpai di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Pro dan kontra pun hadir seiring dengan fenomena menjamurnya bangunan-bangunan tersebut. Salah satu yang menjadi pro dan kontra adalah bagaimana keberadaan bangunan tersebut dengan cadangan air yang ada di daerah tersebut. Keberadaan bangunan tersebut tentu tidak bisa dilepaskan dari potensi penggunaan air bersih di suatu daerah. Semakin besar kapasitas bangunan tersebut otomatis keperluan akan air bersihnya pun meningkat. Jika tidak direncanakan dan dikelola dengan baik, operasional bangunan tersebut berpotensi untuk mengancam ketersediaan air bersih di daerah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu langkah yang tepat dalam penggunaan air bersih pada bangunan-bangunan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan konservasi air.

Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk kegiatan seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang dapat merusak serta tersedianya air pada musim kemarau. Konservasi air bukan berarti mengurangi penggunaan air, melainkan mempergunakan air dengan bijaksana yang disesuaikan dengan fungsi kemanfaatan air. Usaha konservasi air bertujuan untuk:
1. menjamin ketersediaan untuk generasi masa depan, pengurangan air segar dari sebuah ekosistem tidak akan melewati nilai penggantian alamiahnya;
2. penghematan energi dalam hal pemompaan air, pengiriman dan fasilitas pengolahan air limbah;
3. konservasi habitat.

Penggunaan Air Bersih di Bangunan
Penggunaan air bersih pada gedung secara umum adalah untuk mengakomodasi aktivitas-aktivitas konsumsi, antara lain meliputi konsumsi untuk minum, memasak, aktivitas kebersihan, sampai dengan aktivitas pemeliharaan seperti penyiraman tanaman dalam ruang dan irigasi untuk lanskap. Pasokan air bersih yang digunakan berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sumur tanah dalam. Gedung yang ramah lingkungan tidak hanya terkait fisik bangunan, tetapi antara lain juga terkait penggunaan air bersih gedung dalam mendukung aktivitas penggunanya. Salah satu aspek yang diperhatikan dalam perangkat penilaian gedung ramah lingkungan, khususnya greenship adalah kategori penghematan air bersih pada gedung.

Penghematan air bersih dapat ditinjau dari beberapa hal seperti terdapatnya sistem kontrol dan monitoring air, penggunaan alat keluaran air yang hemat air, penggunaan air daur ulang hingga pada penggunaan air alternatif seperti air hujan. Kesadaran akan terbatasnya air dan pentingnya penghematan air mendukung berkembangnya pilihan dalam menghemat air. Kampanye hemat air merupakan salah satu upaya untuk melibatkan pengguna gedung agar turut serta berperilaku bijak dalam mengonsumsi air.

Selain menanamkan kesadaran mengenai pentingnya menghemat air, pengurangan jumlah penggunaan air juga dapat didorong oleh pihak manajemen gedung dengan pengadaan alat penggunaan air yang efisien. Contoh-contoh peralatan tersebut adalah sebagai berikut
1.        Kloset yang Memiliki Fitur Flush
Sistem flush memungkinkan penyiraman otomatis dengan satu kali gerakan oleh pengguna pada bagian tertentu dari kloset. Keunggulan dari sistem kloset ini adalah penggunaan air yang lebih efisien. Ada dua pilihan sistem flush, yaitu single flush dan dual flush. Tipe single flush ada yang menggunakan tombol dan ada juga yang menggunakan sistem tongkat ditarik ke atas. Sistem tongkat umumnya ditemui pada kloset dengan model klasik. Tipe kedua adalah dual flush yang kini lebih sering ditemui pada toilet modern. Pada umumnya sistem dual flush menggunakan perbandingan 3:6 liter di mana tombol kecil mengeluarkan 3 liter air dan tombol besar mengeluarkan 6 liter air. Dalam perkembangannya, beberapa produsen toilet menawarkan sistem 3:4,5 liter untuk sistem dual flush. Bahkan, dengan teknologi terbaru, kloset duduk ada yang memiliki sistem flush yang lebih irit air, yakni 2,3:4,8 liter.
Skema kerja dari kloset dual flush dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Dalam gambar tersebut terdapat dua mekanisme flush, pertama adalah half flush yang digunakan untuk penyiraman dengan kebutuhan air yang sedikit. Kedua adalah full flush yang digunakan untuk keperluan penyiraman dengan kebutuhan air yang banyak.



2.        Automatic Water Tap
Automatic water tap atau yang biasa disebut dengan kran air otomatis adalah kran air yang dilengkapi dengan sensor pendeteksi keberadaan objek. Kran ini secara otomatis akan mengeluarkan air pada saat tangan ditempatkan di bawah lubang air. Penggunaan kran air otomatis dapat membantu pengehematan dalam penggunaan air. Gambar 3 merupakan salah satu contoh dari kran air otomatis. Kran tersebut menggunakan sensor infrared untuk mendeteksi keberadaan tangan yang akan dicuci.

Skema kerja kran otomatis seperti yang ada pada Gambar 3 adalah sebagai berikut. Sebuah objek (misalnya: tangan yang akan dicuci) '1' memasuki zona jangkauan sensor '2'. Rentang jangkauan sensor infra merah tersebut adalah sekitar 20-26 cm. Sensor infra merah '3' mendeteksi objek dan mengirimkan sinyal elektronik ke katup solenoid '5' (di dalam kotak kontrol) melalui kabel sinyal sensor '4'. Katup solenoid membuka sehingga air mengalir melalui '6', selanjutnya air dialirkan melalui selang ‘7’ menuju ke lubang kran dan dimanfaatkan oleh pengguna  '8'.




Keunggulan dari penggunaan kran otomatis adalah penghematan penggunaan air sesuai dengan kebutuhan. Rata-rata keuntungan atas investasi kran air otomatis adalah sekitar 30 persen. Semakin tinggi biaya air, semakin cepat masa pengembalian investasi alat tersebut. Semakin rendah biaya air, semakin lambat masa pengembalian investasi alat tersebut. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi (payback periode) adalah sekitar 3-6 bulan.

Pembangunan bangunan-bangunan modern hendaknya diimbangi dengan upaya konservasi air. Dengan dilakukannya kegiatan konservasi air, dalam artikel ini tentang penggunaan air dalam gedung-gedung modern, diharapkan dapat menjaga kualitas air untuk generasi yang akan datang. Konservasi air yang baik dapat membantu generasi yang akan datang agar dapat menikmati air yang berkualitas.

#WorldWaterDay
#HariAirSedunia

Referensi:
[1] Estuningsih, Siti. 2014. Diakses dari: Giliran Apartemen Bikin Resah. https://daerah.sindonews.com/read/918636/151/giliran-apartemen-bikin-resah-1414916572 pada tanggal 20 Maret 2017.
[2] Sukrianto, T. 1990. Analisis Keberhasilan Kegiatan Konservasi Tanah dan Air dalam Rangka Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
[3] Ardhana, Zhauhar Rainaldy . 2014. Perancangan Waste Water Management (WWM) dan Penyusunan Petunjuk Teknis Greenship Kategori Konservasi Air (Studi Kasus Hotel Novotel Yogyakarta). Yogyakarta: Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada.
[4] Sofyan, Aghnia. 2013. Kloset "Flush" yang Makin Efisien. Diakses dari: http://properti.kompas.com/read/2013/09/02/1210439/Kloset.Flush.yang.Makin.Efisien pada tanggal 20 Maret 2017.
[5] Autotaps. 2015. How Automatic Sensor Tap Works. Diakses dari http://www.autotaps.com/how-automatic-tap-work.html pada tanggal 20 Maret 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar