Senin, 19 Januari 2015

Wisata Green Industry (WGI) Ala Semen Indonesia: “Mengapa Harus Green Industry?”


Gambar 1. Wisata Green Industry 2014

Kegiatan ini merupakan sebuah sarana edukasi bagi masyarakat umum mengenai kinerja PT Semen Indonesia sebagai perusahaan yang mementingkan aspek green dalam menjalankan bisnisnya beserta peran perusahaan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Di tengah berbagai kontroversi tentang pembangunan industri yang berbasiskan pertambangan, seperti kasus yang terjadi di Rembang mengenai rencana PT Semen Indonesia untuk membangun pabrik di daerah tersebut, PT Semen Indonesia berusaha untuk meyakinkan masyarakat bahwa proses produksi yang mereka lakukan bersahabat dengan alam. Mengenai green industry itu sendiri, PT Semen Indonesia mendapatkan berbagai penghargaan terkait usahanya dalam efisiensi & konservasi energi, pengelolaaan limbah B3 dan non B3, konservasi air dan menumbuh kembangkan keanekaragaman hayati. Usaha-usaha PT Semen Indonesia tersebut dapat dibaca pada sesi kunjungan pabrik yang terletak di Kabupaten Tuban. Dalam WGI yang berlangsung pada tanggal 13 Desember 2014, diperlihatkan secara langsung usaha PT Semen Indonesia dalam mewujudkan green industry. Ada dua lokasi yang dikunjungi dalam Wisata Green Industry kali ini, sebagai berikut.

1. R & D Handicraft: UKM Binaan PT Semen Indonesia

Gambar 2. R & D Handicraft

UKM yang terletak di Kabupaten Lamongan ini bergerak di bidang industri kreatif, lebih tepatnya mengenai pembuatan berbagai macam jenis tas, sepatu, tikar dan beberapa souvenir yang lainnya. Salah satu yang khas dalam pengembangan UKM ini adalah kerjasamanya dengan beberapa rumah tangga dalam penyediaan bahan baku berupa jalinan serat-serat enceng gondok sebagai bahan utama pembuatan tikar maupun tas. Selain menggunakan bahan baku enceng gondok, R & D juga menggunakan karung goni, daun pandan serta tempurung kelapa. Penggunaan bahan baku yang kebanyakan berasal dari bahan alami inilah yang menjadi branding dari R & D. Jika dilihat secara sepintas, show room yang dimiliki memang tidak begitu besar, namun siapa sangka bahwa UKM ini memiliki omset sekitar Rp. 700 juta dalam satu bulan dan memiliki sekitar 60an karyawan.


Gambar 3. Beberapa Produk di Show Room R & D Handicraft

Dalam menjalankan bisnisnya, bukan hanya sekedar berdasar jumlah pesanan dari produsen yang menjadi pertimbangan dalam mengirimkan produknya, namun komitmen rekanan bisnis juga menjadi pertimbangan dalam bekerja sama dengan pelanggannya. Pemilik lebih mementingkan konsumen yang memesan secara rutin dalam jangka waktu tertentu, sehingga omset keuntungannya dapat terjaga dengan konstan bahkan ditingkatkan lagi. Sementara, prinsip yang dijunjung oleh R & D dalam mengembangkan bisnisnya adalah jujur, pinter lan kendel. Jujur merupakan aspek yang sangat penting karena berkaitan dengan Tuhan Yang Mahakuasa serta kepercayaan dari pelanggan. Pinter berperan dalam kekreatifan pemilik akan inovasi dan variasi barang produksinya sehingga pelangan tidak bosan terhadap produk yang dihasilkan. Kendel yang dalam Bahasa Indonesia berarti “berani” adalah aspek yang dibutuhkan dalam menampilkan produknya untuk bersaing dengan produk-produk lain yang sejenis.


Gambar 4. Mitra Binaan Semen Gresik

Kemudian, apa peran PT Semen Indonesia dalam membantu mengembangkan UKM ini? PT Semen Indonesia melalui kegiatan Corporation Social Responsibility (CSR) memberikan pendampingan, pelatihan, hingga perluasan akses pasar melalui fasilitas promosi dan pameran bagi para UKM. Menurut keterangan yang disampaikan oleh Bapak Dody Arimawanto, pemilik R & D, kesempatan yang diberikan oleh PT Semen Indonesia untuk mengikuti pameran, baik yang berskala provinsi, nasional bahkan internasional, menjadikan R & D memiliki banyak pelanggan yang berasal dari daerah luar Lamongan bahkan hingga luar negeri, misalnya Arab Saudi dan Hongkong. Bentuk promosi melalui pameran ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengorbitkan produk-produk R & D. Tidak mengherankan jika di beberapa daerah wisata di Indonesia, seperti Bali dan Yogyakarta, terdapat produk-produk tas berbahan baku enceng gondok buatan R & D. Jangan heran lagi, jika misalnya saat membeli souvenir tas di Arab Saudi pada musim umroh atau haji menemukan produk-produk dari R & D.

2. Pabrik Semen Indonesia yang Berada di Tuban
Pabrik yang ada di Tuban adalah sebuah kompleks pabrik beserta dengan area pertambangan batu kapur dan tanah liat, area konservasi air serta (tidak ketinggalan) lahan pertanian yang dimanfaatkan oleh warga sekitar pabrik. Ketika memasuki area ini, secara sepintas terlihat beberapa bangunan yang tinggi menjulang di antara pepohonan yang lainnya. Bangunan berwarna putih dengan berbagai bentuk menjadi penanda pertama memasuki area pabrik. Wisata Green Industry akan menjawab mengapa PT Semen Indonesia mendapatkan berbagai penghargaan yang berkaitan dengan konsep green industry.


Gambar 5. Selamat Datang di Pabrik Semen Indonesia, Tuban

Tempat pertama yang dikunjungi adalah jalanan menuju area pertambangan tanah liat. Sepanjang jalanan ini terdapat pepohonan yang sangat rindang. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Pemandu dalam WGI, selain sebagai penghijauan kawasan, pepohonan tersebut berfungsi sebagai penyerap polusi yang diakibatkan oleh proses produksi semen maupun akibat dari lalu lalang kendaraan pengangkut batu kapur dan tanah liat. Setelah dicari informasinya lebih lanjut, pepohonan tersebut adalah tanaman trembesi. Tanaman dengan julukan ”Ki Hujan” ini memiliki bentuk seperti payung yang membuat teduh dan asri area jalanan ini. Trembesi juga memiliki kemampuan mereduksi CO2 lebih besar dibandingkan pohon lain serta dapat menyerap air tanah dengan sangat kuat.



Lebih jauh lagi, terdapat lahan persawahan yang digunakan oleh penduduk sekitar untuk bercocok tanam. Air yang digunakan oleh para petani berasal dari embung yang terletak tidak jauh dari areal persawahan. Embung air tersebut juga berfungsi sebagai sumber air bagi berlangsungnya proses produksi pabrik dan kebutuhan air lainnya. Embung tersebut menjadi sangat penting keberadaannya bagi pabrik maupun masyarakat sekitar yang memiliki area persawahan.



Masih dari penjelasan yang disampaikan oleh Pemandu WGI, Embung tersebut merupakan bekas tempat penambangan tanah liat yang dirancang oleh PT Semen Indonesia sebagai sumber air pabrik beserta pertanian di sekitar pabrik. Produk salah satu bentuk penanganan area bekas tambang tersebut menjadi berkah tersendiri bagi para petani di lingkungan pabrik. Pada mulanya, para petani hanya panen satu kali dalam setahun karena hanya memanfaatan pengairan ketika musim hujan. Setelah adanya embung tersebut, Para petani bisa panen lebih dari satu kali dalam setahun. Di sisi lain, PT Semen Indonesia juga melakukan pengawasan kondisi mata air alami yang berada di sekitar area pertambangan. Pengawasan tersebut bertujuan agar kondisi mata air alami yang berada di sekitar area pertambangan tidak terganggu atau bahkan rusak oleh keberadaan aktivitas pertambangan. Pengawasan tersebut meliputi ketinggian air, debit air, kandungan fisik dan kimia air.
Usaha-usaha PT Semen Indonesia, mulai dari penanaman berbagai keanekaragaman hayati serta usahanya dalam konservasi air merupakan komitmen terhadap salah satu aspek green industry, yaitu: konservasi air dan menumbuh kembangkan keanekaragaman hayati.
Tempat kedua yang dikunjungi adalah area pabrik. Seperti yang sudah disampaikan, pada awal jumpa pertama dengan area pabrik, pemandangan yang sangat menonjol adalah bangunan-bangunan yang menjulang tinggi di antara pepohonan. Kali ini, bangunan-bangunan tersebut dapat dilihat dari jarak yang sangat dekat. Bangunan-bangunan tersebut merupakan tempat pengolahan bahan baku berupa tanah liat dan batu kapur menjadi produk semen. Nampak sedikit ada butiran-butiran debu beterbangan yang merupakan serbuk semen. Oleh karena itu, dalam area pabrik ini para pengunjung dilengkapi dengan masker serta helm sebagai salah satu perlengkapan safety.


Sebelum mendekat ke arah plan pabrik, pengunjung akan disambut oleh tugu yang tepat berada di persimpangan jalan sebagai simbolisasi pabrik ini. Pabrik di Tuban terdiri dari berbagai plan utama seperti crusher sebagai tempat penghancuran bahan baku, tempat penyimpanan bahan baku, raw mill sebagai tempat penggilingan dan pengeringan bahan baku, blending silo sebagai tempat pencampuran dan homogenisasi bahan baku. Kemudian ada pre-heater yang digunakan untuk pemanasan awal, rotary kiln yang digunakan untuk pembakaran, pendinginan menggunakan clinker, ball mill untuk penggilingan akhir serta packer untuk membungkus semen yang sudah siap didistribusikan. Plan-plan tersebut terangkum secara megah di kompleks bangunan pabrik dengan diselingi beberapa pohon.
Dalam operasionalnya, plan-plan tersebut membutuhkan energi, seperti bahan bakar maupun energi listrik. Khusus energi listrik, untuk mengurangi ketergantungan listrik dari PLN, Semen Indonesia membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan panas gas buang atau biasa disebut dengan Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG). Pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan panas buang ini merupakan salah satu usaha penghematan pengeluaran perusahaan sekaligus dalam rangka untuk mengurangi ketergantungan terhadap listrik yang berasal dari bahan bakar tak terbarukan. WHRPG juga berperan dalam pengurangan emisi gas CO2 akibat penggunaan bahan bakar tak terbarukan serta pengurangan emisi gas buang ke udara sekitar. Selain digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik, panas buang tersebut juga digunakan untuk pengeringan bahan baku. Lain lagi pada proses pembakaran, pabrik di Tuban menggunakan berbagai macam bahan biomassa yang berasal dari limbah pertanian, seperti (sekam padi, bongkol jagung dan sabut kelapa, serta limbah industri kayu dan industri tembakau, sebagai pengganti batu bara. Pemanfaatan limbah-limbah tersebut (panas buang serta biomassa) merupakan salah satu pemenuhan aspek green industry, yaitu: efisiensi & konservasi energi.


Gambar 9. Debu Membuatku Menjadi Abu-Abu (?)

Begitu halnya industri yang lain, pabrik semen ini juga menghasilkan limbah. Menurut laporan kinerja perusahaan, sekitar 60 % limbah yang dihasilkan mampu diubah menjadi energi, 30 % menjadi pupuk, 10 % terbuang menjadi timbunan. Salah satu limbah yang sebenarnya merupakan produk semen adalah debu-debu yang beterbangan di area pabrik. Menurut pemandu WGI, semakin banyak debu-debu tersebut beterbangan berarti semakin banyak uang yang terbuang secara sia-sia. Debu tersebut merupakan sumber uang pabrik selain tentunya menjadi polusi bagi para pekerja. Nampak jelas butir-butir debu beterbangan yang bisa dengan mudah diindera oleh mata para pengunjung. Barangkali, debu-debu tersebut yang membuat bangunan-bangunan pabrik berwarna abu-abu. Untuk menanggulanginya, ada beberapa usaha yang telah dilakukan oleh perusahaan. Salah satunya adalah dengan memasang alat seperti cyclone, conditioning tower, bag house filter serta electrostatic precisipator. Alat tersebut berfungsi untuk meminimalisir serbuk semen yang berterbangan keluar dari plan. Langkah lain adalah dengan menanam beberapa pohon di sekitar plan.

Sementara itu, pada dapur pembakaran pada proses co processing yang bersuhu mencapai 1400 oC digunakan untuk membakar limbah jenis logam berat (limbah B3) sehingga menjadi senyawa oksida yang tidak membahayakan lingkungan, namun dapat meningkatkan kualitas semen yang dihasilkan. Limbah B3 yang lain, berupa pelumas bekas, dikelola dengan pemanfaatan kembali untuk pelumasan peralatan pabrik yang tidak memerlukan minyak pelumas berkualitas baik. Sedangkan pelumas bekas yang tidak lagi bisa dimanfaatkan lagi serta minyak gemuk bekas pakai, akan dicampur dengan oil sludge untuk dibakar dan digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Sementara, limbah padat yang tidak termasuk kategori B3 berupa material rusak (material dari proses produksi semen pembuatan semen yang gagal) dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Pengolahan limbah-limbah tersebut melengkapi persyaratan pengelolaaan limbah B3 dan non B3 sehingga PT Semen Indonesia mendapat label green industry.
Selepas berkeliling di area pertambangan, konservasi air serta area pabrik, rombongan peserta menuju Semen Indonesia Corporate University-Center of Dynamic Learning. Di tempat yang merupakan pusat pembelajaran dan pembekalan di area pabrik Tuban ini, disampaikan mengenai PT Semen Indonesia secara garis besar, Rencana Pengembangan PT Semen Indonesia, serta yang tidak kalah menarik, yaitu Program CSR PT Semen Indonesia. Sebagai penutup Wisata Green Industry periode kali ini diisi dengan sesi tanya jawab serta pembagian hadiah.

Gambar 11. Mari Kita Diskusi

Banyak hal yang disampaikan oleh beberapa pembicara mengenai industri semen di Indonesia. Dari penjelasan mengenai Semen Indonesia secara umum, dapat diketahui bahwa PT Semen Indonesia merupakan salah satu industri semen yang terbesar di Asia Tenggara. Semen Indonesia sendiri terdiri dari Semen Padang, Semen Tonasa, Semen Gresik (termasuk di dalamnya pabrik Tuban) serta ekspansi bisnis ke Vietnam dengan akuisisi Than Long Cement. Kapasitas produksi Semen Indonesia akan semakin besar karena ada rencana untuk ekspansi bisnis dengan pendirian pabrik semen di Myanmar (meskipun masih terkendala dalam proses negosiasi akhir). Pada tahun 2016, Semen Indonesia juga menargetkan pembangunan pabrik di Timur Tengah dan Afrika dikarenakan permintaan produk yang sangat tinggi dari kawasan tersebut. Langkah-langkah tersebut merupakan suatu usaha perusahaan dalam menghadapi era ASEAN Economic Community (AEC) yang akan dimulai pada akhir 2015.  

Lain lagi di dalam negeri, Semen Indonesia berencana untuk menambah kapasitas produksinya dikarenakan kebutuhan semen di dalam negeri. Kebutuhan semen meningkat seiring dengan semangat pembangunan khususnya di daerah-daerah terpencil maupun perbatasan. Belum lagi, sebagai negara yang besar, ternyata rasio kebutuhan semen per orang di Indonesia sangat rendah, yaitu 223 kg/capita, jauh di bawah Tiongkok, Singapura, Malaysia, Vietnam dan Thailand. Oleh karena itu, PT Semen Indonesia berencana untuk menambah pabrik barunya, salah satunya berada di Rembang, Jawa Tengah.


Rencana pembangunan pabrik di Rembang tersebut ternyata menuai pro kontra. Kontra muncul dikarenakan timbulnya kekhawatiran dari masyarakat bahwa pembangunan pabrik akan banyak berdampak pada lingkungan, salah satunya keberadaan sumber air. Di sinilah barangkali salah satu manfaat kegiatan Wisata Green Industry ini, yaitu sebagai sarana untuk mengenalkan PT Semen Indonesia sebagai perusahaan yang tidak hanya berbasiskan keuntungan (profit) tetapi juga mementingkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar (people) dan peduli terhadap lingkungan (planet) dengan penggunaan teknologi yang bersahabat dengan alam. Profit, people dan planet merupakan slogan yang digunakan oleh PT Semen Indonesia dalam operasionalnya.




Pada sesi pengenalan rencana pembangunan pabrik baru di Rembang, diperlihatkan penggunaan teknologi yang modern yang ramah lingkungan dalam industri semen. Pabrik tersebut dirancang agar terjadi pengurangan konsumsi batubara, bahan bakar minyak dan listrik serta pengurangan emisi gas rumah kaca mencapai 80.000 ton CO2 per tahun. Rancangan pabrik dipresentasikan dengan animasi 3D yang sangat menarik dan mudah dipahami. Di samping proses otomasi pengiriman hasil tambang batu kapur dan tanah liat menggunakan sistem downhill long belt conveyor sehingga menghemat konsumsi listrik mencapai 20 % dibandingkan dengan desain standar, diperlihatkan juga proses penghijauan lahan pascapenambangan dengan sangat menarik. Penghijauan dilakukan dengan sistem blok dalam satu area penambangan. Jika penambangan pada satu blok selesai dilakukan, maka proses penghijauan langsung dilakukan. Sehingga, penghijauan dilakukan tanpa menunggu semua area penambangan gundul. Lain lagi dengan penggunaan teknologi, Semen Indonesia juga berencana untuk melibatkan sebanyak mungkin masyarakat sekitar pabrik untuk dijadikan karyawan PT Semen Indonesia. 
Terakhir, disampaikan mengenai program Corporation Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap kegiatan sosial masyarakat. Tujuan utama dari program CSR yang dilakukan adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satu contoh dari kegiatan CSR yang telah dilakukan adalah melakukan pembinaan UKM seperti yang telah dilakukan terhadap R & D Handicraft. Usut punya usut, ternyata ada sekitar 12 ribu mitra binaan dengan omset sekitar 800 Milliar. Selian itu, ada juga program Wirausaha Muda Kokoh yang merupakan program kompetisi wirausaha yang diselenggarakan oleh PT Semen Indonesia yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Program ini dikhususkan kepada para wirausahawan muda di Indonesia. Berbagai komitmen PT Semen Indonesia dalam menjalankan kewajiban CSR, antara lain di bidang pendidikan, permodalan, pelestarian lingkungan dan energi membuahkan hasil dengan diterimanya penghargaan Antaranews CSR Award pada tahun 2014.
Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh PT Semen Indonesia, baik yang dapat dilihat secara langsung pada kegiatan WGI ini maupun yang telah dijelaskan pada sesi diskusi, membuahkan hasil dengan diberikannya beberapa penghargaan, antara lain: penghargaan Green Award 2013 kategori perusahaan pelestari sumber daya air, pelestari energi terbarukan, pelestari keanekaragaman hayati, pelopor pencegahan polusi. Selain itu, Penghargaan kategori ASEAN Energy Management Award dan ASEAN Coal Award oleh ASEAN Center For Energy. Perusahaan juga meraih Proper Emas sebagai penghargaan tertinggi bidang lingkungan yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Jawaban atas pertanyaan “Mengapa harus green industry?” dapat terjawab oleh kegiatan WGI ini. WGI ini tentunya sangat bermanfaat dalam edukasi PT Semen Indonesia terhadap masyarakat. Edukasi ini diharapkan dapat membangun persepsi bahwasanya industri yang dibangun tidak melulu beroperasi hanya untuk kebutuhan manusia saja, namun untuk keberlangsungan alam untuk generasi selanjutnya. Akhirnya, penulis mengharapkan bahwa kegiatan ini dapat menginspirasi perusahaan maupun industri lain agar dapat mengedepankan prinsip green industry dalam operasionalnya. Tidak lupa, dengan diadakannya kegiatan ini secara rutin, diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi secara langsung mengenai operasionalnya sebuah perusahaan.
Salam GREEN INDUSTRY!!!


[1] Alamsyah, Ichsan E., 2014. Wow Semen Indonesia Memiliki 12ribu UKM Mitra Binaan. Diakses dari:

[2] CSR Semen Gresik. 2012 . Pengelolaan dan Pengolahan Limbah. Diakses dari: http://csrsemengresik.com/index.php/2012-05-25-11-44-21/pengelolaan-dan-pengolahan-limbah.

[3] Polakitan, Karel A. 2014. PT Semen Indonesia Mendapatkan Antaranews CSR Award. Diakses dari: http://www.antaranews.com/berita/445091/pt-semen-indonesia-raih-antaranews-csr-award 

[4] Semen Indonesia. 2014. Kinerja PT Semen Indonesia Persero Tbk Terus Meningkat Menunjukkan Keberhasilan Transformasi. Diakses dari: 

[5] Semen Indonesia. 2014. Pengembangan Proses. Diakses dari:

[6] Semen Indonesia. 2013. Presentation: The Prospect of Indonesia Cement Industry. Gresik: PT Semen Indonesia.

[7] Solecha, Dewi Zumrotus. 2014. AEC 2015, Semen Indonesia Ekspansi ke ASEAN dan Afrika. Diakses dari: http://surabayanews.co.id/2014/10/31/4986/aec-2015-semen-indonesia-lakukan-ekspansi-ke-asean-dan-afrika.html.

[8] Suara Pembaruan. 2014. Semen Indonesia Raih Penghargaan Green Industry. Diakses dari:


[9] Wikipedia. 2014. Ki Hujan. Diakses dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_hujan.

4 komentar: