Sabtu, 25 Oktober 2014

Peran Teknologi Nuklir dalam Mendukung Era ASEAN Economic Community (AEC) 2015


Ilustrasi Nuklir [sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/teknologi-nuklir-tangsel-dilirik-organisasi-dunia-asal-korsel.html]

ASEAN Economic Community (AEC) 2015 merupakan suatu komunitas bagi negara-negara di kawasan ASEAN yang bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur, berdaya saing tinggi, dan secara ekonomi terintegrasi dengan regulasi efektif untuk perdagangan dan investasi. Teknologi nuklir memiliki peranan dalam beberapa sektor, antara lain: pertanian, peternakan, kesehatan dan infrastruktur. Teknologi nuklir berperan dalam meningkatkan kualitas produk maupun jasa yang sangat dituntut dalam persaingan AEC. Dalam AEC, suatu produk dituntut untuk memiliki kualitas yang unggul dan harganya dapat bersaing.
Dalam sektor industri pertanian dan peternakan, teknologi nuklir berperan dalam menghasilkan bibit-bibit pertanian yang unggul. Teknologi nuklir mampu menghasilkan padi dengan umur produksi lebih singkat, kuantitas panen tinggi, dan tak mudah rontok oleh serangan hama, seperti yang sudah berhasil dikembangkan oleh BATAN. Selain itu teknologi nuklir dapat digunakan untuk proses pengawetan makanan. Teknologi nuklir juga mampu untuk menghasilkan suplemen ternak yang dapat meningkatkan nafsu makan ternak, meningkatkan produksi dan reproduksi. Dari itu semua, nantinya didapatkan produk pertanian dan peternakan yang unggul sehingga dapat bersaing dalam aliran perdagangan di AEC.
Dalam bidang infrastruktur, teknologi nuklir berperan dalam pembangkitan energi listrik. Dalam pembangkitan energi listrik, PLTN merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, menggantikan pembangkit listrik yang selama ini memanfaatkan bahan bakar minyak maupun batu bara. Terlebih di Pulau Kalimantan, terdapat sekitar 70.000 ton uranium dan 117.000 ton Thorium yang merupakan bahan baku PLTN. Dengan memanfaatkan teknologi nuklir untuk membangkitkan listrik, diharapkan rasio elektrifikasi di dalam negeri dapat tercukupi sehingga menghindarkan Indonesia untuk membeli energi listrik dari negara tetangga. Selanjutnya, jika energi listrik di dalam negeri berlebih, maka dapat dijual ke negara-negara tetangga. Hal tersebut dapat direalisasikan dengan dibangunnya jaringan listrik interkoneksi di seluruh penjuru ASEAN.
Di bidang kesehatan, radioisotop yang merupakan salah satu produk dari teknologi nuklir digunakan dalam dunia medis untuk mendeteksi suatu penyakit. Kebutuhan negara-negara di ASEAN akan radioisotop meningkat setiap hari. Indonesia melalui Industri Nuklir Indonesia (INUKI) mampu menghasilkan radioisotop dengan pengayaan tingkat rendah. Hal tersebut merupakan penemuan yang pertama di dunia, sehingga Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam menguasai pasar radioisotop, bukan hanya di kawasan ASEAN namun di seluruh dunia.

Peran teknologi nuklir tersebut diharapkan mampu untuk menyokong beberapa sektor dalam pelaksanaan AEC yang akan dimulai pada tahun 2015, khususnya bagi bangsa Indonesia sehingga Indonesia mampu menjadi salah satu negara produsen terbesar bukan hanya menjadi negara konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar