Ilustrasi Nuklir [sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/teknologi-nuklir-tangsel-dilirik-organisasi-dunia-asal-korsel.html]
ASEAN Economic Community (AEC) 2015 merupakan suatu komunitas bagi
negara-negara di kawasan ASEAN yang bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur,
berdaya saing tinggi, dan secara ekonomi terintegrasi dengan regulasi efektif
untuk perdagangan dan investasi. Teknologi nuklir memiliki peranan dalam
beberapa sektor, antara lain: pertanian, peternakan, kesehatan dan
infrastruktur. Teknologi nuklir berperan dalam meningkatkan kualitas produk
maupun jasa yang sangat dituntut dalam persaingan AEC. Dalam AEC, suatu produk
dituntut untuk memiliki kualitas yang unggul dan harganya dapat bersaing.
Dalam sektor industri
pertanian dan peternakan, teknologi nuklir berperan dalam menghasilkan bibit-bibit
pertanian yang unggul. Teknologi nuklir mampu menghasilkan padi dengan umur produksi lebih singkat, kuantitas
panen tinggi, dan tak mudah rontok oleh serangan hama, seperti yang sudah
berhasil dikembangkan oleh BATAN. Selain itu teknologi nuklir dapat digunakan
untuk proses pengawetan makanan. Teknologi nuklir juga mampu untuk menghasilkan
suplemen ternak yang dapat meningkatkan nafsu makan ternak, meningkatkan
produksi dan reproduksi. Dari itu semua, nantinya didapatkan produk pertanian
dan peternakan yang unggul sehingga dapat bersaing dalam aliran perdagangan di
AEC.
Dalam bidang infrastruktur, teknologi nuklir berperan
dalam pembangkitan energi listrik. Dalam pembangkitan energi listrik, PLTN
merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi listrik, menggantikan pembangkit listrik yang selama ini memanfaatkan bahan
bakar minyak maupun batu bara. Terlebih di Pulau Kalimantan, terdapat sekitar
70.000 ton uranium dan 117.000 ton Thorium yang merupakan bahan baku PLTN.
Dengan memanfaatkan teknologi nuklir untuk membangkitkan listrik, diharapkan
rasio elektrifikasi di dalam negeri dapat tercukupi sehingga menghindarkan
Indonesia untuk membeli energi listrik dari negara tetangga. Selanjutnya, jika
energi listrik di dalam negeri berlebih, maka dapat dijual ke negara-negara
tetangga. Hal tersebut dapat direalisasikan dengan dibangunnya jaringan listrik
interkoneksi di seluruh penjuru ASEAN.
Di bidang kesehatan, radioisotop yang merupakan
salah satu produk dari teknologi nuklir digunakan dalam dunia medis untuk
mendeteksi suatu penyakit. Kebutuhan negara-negara di ASEAN akan radioisotop
meningkat setiap hari. Indonesia melalui Industri Nuklir Indonesia (INUKI)
mampu menghasilkan radioisotop dengan pengayaan tingkat rendah. Hal tersebut
merupakan penemuan yang pertama di dunia, sehingga Indonesia memiliki peluang
yang sangat besar dalam menguasai pasar radioisotop, bukan hanya di kawasan
ASEAN namun di seluruh dunia.
Peran
teknologi nuklir tersebut diharapkan mampu untuk menyokong beberapa sektor
dalam pelaksanaan AEC yang akan dimulai pada tahun 2015, khususnya bagi bangsa Indonesia
sehingga Indonesia mampu menjadi salah satu negara produsen terbesar bukan
hanya menjadi negara konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar