#RenewableEnergyuntukNegeri
Rabu, 04 Desember 2013
Tak Tau tentang Cahaya
Gambar: Senja di
Pantai Depok
Aku
tau tentang cahaya. Baik itu Bulan maupun Matahari. Tapi pada kenyataanya aku
pun paham bahwa aku telah terjerembab dalam angan-angan kesombongan manusia.
Cahaya Bulan dan Matahari adalah rahasia Illahi. Tidak tahu kapankah akan
menunjukkan cahayanya untuk menyinari malam bahkan siang hari. Dalam fase Purnama,
Bulan tak selamanya bisa menampakkan
pantulan cahaya Matahari. Adakalanya lapisan-lapisan awan tebal menghalanginya.
Begitu juga dengan cahaya hidup, cahaya hidup adalah rahasia bagi manusia,
manusia tidak bisa menerka-nerka. Tidak tahu yang akan terjadi di kehidupan
yang akan menjelang. Yang seharusnya ada adalah bagaimana manusia berusaha
untuk menghidupkan cahaya hidupnya, agar bisa memberikan manfaat bagi orang
lain. Atau paling tidak, tidak menjadi peredup cahaya orang lain. Apabila
kita tidak bisa memberi manfaat bagi orang lain maupun lingkungan sekitar,
setidaknya kita tidak menjadi benalu yang dapat merugikan orang lain. #absurd
Minggu, 01 Desember 2013
Rumah Matahari: Inovasi Bangunan yang Memanfaatkan Radiasi Matahari untuk Suplai Energi
1Zakariya Arif
Fikriyadi, 2Cecep Setiawan
1,2Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada
Global warming merupakan salah satu dampak dari kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia. Saat ini, global warming telah
meningkatkan suhu bumi. Hansen (2012), menjelaskan bahwa peningkatan suhu bumi
sejak abad ke 20 mencapai 0,51o C. Faktor utama terjadinya
bencana besar ini adalah akibat emisi gas rumah kaca. Protokol Kyoto mengatur
enam jenis gas-gas rumah kaca yaitu CO2, Metana (CH4),
Nitrogen Oksida (N2O) dan tiga jenis lagi yang mengandung flour
seperti HFC, PFC dan SF6 dan karbon dioksida memiliki
persentase lebih dari 70 % dari volume total gas rumah kaca ini.
Diketahui bahwa sebagian besar kebutuhan energi Indonesia dipenuhi
dengan menggunakan energi fosil seperti: minyak, gas maupun batubara.
Penggunaan bahan bakar ini sudah tentu akan menyebabkan potensi emisi CO2 semakin
besar dan menambah resiko global warming. Penghematan energi di
sektor rumah tangga merupakan langkah yang sangat strategis karena berdasarkan
Data Renstra BPPT (2010-2015), hampir 30,1 % dari kebutuhan energi
nasional dikonsumsi untuk kebutuhan rumah tangga.
“Rumah Matahari” merupakan satu inisiasi atau gagasan yang dapat
memberikan jalan keluar berupa desain rumah yang ramah lingkungan dan mandiri
secara energi dengan pemenuhan energinya berasal dari matahari. Teknologi
pemanfaatan energi surya yang semakin berkembang saat ini telah mencukupi
pembuatan suatu desain rumah yang mampu menyediakan energinya sendiri dengan
memanfaatkan energi matahari. Selain itu, berdasarkan data dari Kementrian ESDM
pada tahun 2011, Indonesia memiliki potensi energi matahari rata-rata 4,8 kWh/m2.day dengan
waktu insolasi optimis 5 jam per hari dan tersinari matahari sepanjang tahun.
Diharapkan gagasan ini dapat diaplikasikan di Indoneisa dalam rangka memenuhi
target 17 % energy mix Indonesia 2025 dengan menggunakan
energi terbarukan.
“Rumah Matahari” merupakan bangunan yang memanfaatkan energi
matahari untuk pemenuhan kebutuhan listrik, penyediaan air panas dan
pencahayaan. Dalam pemenuhan kebutuhan listrik di “Rumah Matahari” digunakan
teknologi Solar Home System (SHS). Untuk pemenuhan kebutuhan
air panas digunakan teknologi Pemanas Air Tenaga Surya (PATS). Sementara, untuk
memenuhi kebutuhan pencahayaan alami digunakan teknologi solar tube.
1. Solar
Home System
Solar Home System (SHS) merupakan salah satu teknologi pembangkit tenaga surya
skala kecil dan cocok untuk memenuhi kebutuhan energi listrik skala rumah
tangga. Komponen-komponen pada SHS antara
lain: panel surya sebagai pembangkit listrik tenaga matahari, baterai sebagai
penyimpan energi listrik sementara, kontroler yang berfungsi sebagai terminal
listrik dan beban yang penggunaannya sesuai dengan kebutuhan.
2. Pemanas
Air Tenaga Surya (PATS)
Salah satu komponen yang paling utama dalam pemanas air tenaga
surya adalah kolektor yang berfungsi untuk menangkap panas matahari. Kolektor
surya dapat didefinisikan sebagai sistem perpindahan panas yang menghasilkan energi
panas dengan memanfaatkan radiasi sinar matahari sebagai sumber energi utama.
Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor surya, sebagian cahaya
akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan sebagian besarnya akan
diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas tersebut dipindahkan
kepada fluida yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk kemudian
dimanfaatkan guna berbagai aplikasi.
Sidopekso (2011) merancang sistem pemanas air tenaga surya dengan
kolektor yang terisolasi dengan baik agar tidak terjadi kehilangan panas di
dalam kolektor agar dihasilkan air dengan suhu melebihi 60o Celcius
serta keadaan cuaca yang cerah agar pemanas air tenaga surya dapat bekerja
dengan baik. Kedudukan kolektor dibuat dengan kemiringan tertentu agar
sirkulasi air dapat berlangsung dengan baik, sehingga penyerapan panas oleh air
terjadi secara optimal. Hasil dari eksperimen kurang optimal karena terdapat
masih terdapat kebocoran pada ruang kolektor yang dibuat, kebocoran terdapat
pada lubang tempat masuk atau keluarnya pipa tembaga yang belum terisolasi
dengan sempurna. Suhu air dalam tabung tembaga diharapkan akan mencapai 60o Celcius
dilihat dari hasil pengukuran suhu dalam kolektor serta pipa tembaga.
3. Pencahayaan
Alami
Pencahayaan alami mempunyai dua komponen,
yaitu cahaya matahari (sunlight) dan cahaya langit (skylight). Sebagian
besar dari desain pencahayaan alami berusaha untuk mendapatkan cahaya
matahari. Pada siang hari yang cerah besar cahaya sebesar 100000 lumen
dapat mengenai luasan sebesar 1 m2 yang berarti besarnya
illuminasi sebesar 100000 lux. Jika efisiensi pencahayaan alami sebesar 100%
maka dengan itu akan sangat cukup untuk menerangi ruangan sebesar 100m2 dengan
illuminasi sebesar 1000 lux.
Albanna, Suyatno dan Yudoyono (2011) telah melakukan penelitian
tentang perancangan pencahayaan alami dalam ruang tertutup dengan
menggunakan solar illumination. Dalam solar illumination terdapat
dua sistem, yaitu sistem optika geometri untuk pemanduan cahaya dan
sistem solar tracker untuk optimalisasi pelacakan arah sumber
cahaya. Mekanisme pemanduan cahaya adalah dengan mengumpulkan cahaya menjadi
berkas titik oleh panel solar concentrator yang kemudian
dipandu menggunakan fiber optik untuk didistribusikan ke ruangan. Berdasarkan
hasil penelitian, diperoleh data bahwa efisiensi sistem solar illumination
adalah 12.00 %, sehingga dapat memberikan wacana tentang pemanfaatan energi
matahari tidak terbatas hanya pada tinjauan termal dan listrik (solar cell).
Energi matahari dapat dimanfaatkan dalam bidang pencahayaan yang sehat dan
hemat energi pada ruang tertutup.
Desain rumah yang digunakan untuk “Rumah Matahari” ini adalah
rumah tipe 70 yang merupakan rumah minimalis yang banyak digunakan di
Indonesia. Berikut merupakan salah satu contoh denah rumah tipe 70.
Gambar 1. Denah Rumah Tipe 70
Pemanas Air Tenaga Matahari yang dipakai dalam desain “Rumah
Matahari” adalah yang menggunakan kolektor plat sejajar. Penggunaan jenis
tersebut menyesuaikan dengan kebutuhan penyediaan air panas untuk keperluan
mandi. Kolektor yang digunakan pada pemanas air tenaga panas matahari ini
adalah kolektor surya plat datar yang bagian atasnya terbuat dari kaca yang
berwarna hitam redup sedangkan bagian bawahnya terbuat dari bahan isolator yang
baik sehingga panas yang terserap kolektor tidak terlepas ke lingkungan. Air
panas di dalam kolektor bisa mencapai 82oC, sedangkan air panas yang
dihasilkan tergantung keinginan karena sistem dilengkapi pengontrol suhu.
Kolektor surya tipe plat datar adalah tipe kolektor surya yang dapat menyerap
energi matahari dari sudut kemiringan tertentu sehingga pada proses
penggunaannya dapat lebih mudah dan lebih sederhana. Dengan bentuk persegi
panjang seperti gambar di bawah ini.
Sistem pencahayaan langsung yang digunakan adalah teknologi solar
tube. Solar tube memungkinkan tempat di sebuah bangunan yang tidak
terjangkau oleh cahaya matahari yang berasal dari jendela atau jenis bukaan
yang lainnya dapat mendapatkan cahaya matahari. Solar tube adalah pipa cahaya yang membuat sinar matahari masuk
ke dalam interior rumah melalui atap sehingga ketika siang hari, tidak lagi
memerlukan adanya lampu yang menyala untuk menerangi suatu sudut ruangan.
Penggunaan SHS memiliki keunggulan dalam aspek lingkungan karena
tidak memiliki residu atau limbah. Sedangkan jika dibandingkan dengan listrik
PLN yang mayoritas menggunakan pembangkit listrik tenaga Uap yang menghasilkan
residu berbahaya tergadap lingkungan terutama CO2. Suhedi (2012)
menyebutkan bahwa untuk membangkitkan listrik dengan menggunkan PLTU
menghasilkan residu CO2 sebesar 0,719 kg CO2/kWh.
Sedangkan dalam buku panduuan penerapan MPB di Indonesia (2006)
menyebutkan bahwa resiko kerugian lingkungan yang harus digantikan per Ton
Emisi CO2 adalah U$ 1,83.
Pada kasus perancangan “Rumah Matahari” di atas, penggunaan SHS
akan mengurangi emisi CO2. Dengan asumsi listrik PLN menggunakan
PLTU maka untuk pemakaian listrik rumah Matahari memiliki potensi pencemaran CO2 sebesar
0,719 x 3089,88 kWh/Tahun = 2.221,62 kg CO2/tahun. Sedangkan SHS
tidak memiliki potensi emisi CO2 yang berarti selama pemakaiannya
tidak menghasilkan emisi. Waktu hidup SHS dapat mencapai 25 tahun, dengan
asumsi ini maka pemanfaatan SHS dapat menghemat emisi CO2 sebesar
55.540,59 kg CO2.
Pada penyediaan air panas memerlukan biaya yang besar karena harus
tersedia sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan digunakan energi fosil
ataupun energi listrik. Namun dengan menggunakan PATS maka hal ini bukan
merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan dengan menyerap panas matahari
dengan menggunakan kolektor sehingga tidak memerlukan biaya bahan bakar.
Sementara pada pemakaian Solar Tube, berdasarkan pada US
Green Building Council, bisa menghemat penggunaan listrik (lampu)
hingga 80%.
Analisis kebutuhan dalam pembangunan SHS adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Biaya Investasi
No.
|
Jenis Investasi
|
Banyak satuan
|
Harga satuan
|
Jumlah
|
1
|
Panel Surya 100 Wp
|
16
|
Rp 2.500.000
|
Rp 40.000.000
|
2
|
Baterai 65 Ah
|
6
|
Rp 1.200.000
|
Rp 7.200.000
|
3
|
Kontroller (10 A-12 V)
|
1
|
Rp 550.000
|
Rp 550.000
|
4
|
Inverter 900 W
|
1
|
Rp 1.800.000
|
Rp 1.800.000
|
7
|
Biaya Instalasi (10%)
|
1
|
Rp 4.705.000
|
Rp 4.995.000
|
JUMLAH INVESTASI
|
Rp 54.505.000
|
Investasi yang diperlukan untuk membangun sebuah instalasi SHS
pada desain “Rumah Matahari” adalah sebesar Rp 54.505.000,00. Sedangkan jika
menggunakan PLN maka diperoleh jumlah biaya yang diperlukan rata-rata perbulan
adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Perhitungan Pay
Back Period
No.
|
Parameter
|
Jumlah
|
1.
|
kWh/hari
|
7,953
kWh
|
2.
|
Harga per kWh
|
Rp
1.050,00
|
3.
|
Abodemen
|
Rp.
30.200.00
|
4.
|
Jumlah Kwh Per Bulan
|
238,59
kWh
|
5.
|
Jumlah Biaya per Bulan
|
Rp.
250.520,00
|
6.
|
Ditambah Abodemen
|
Rp.
316.960,00
|
7.
|
Jumlah Biaya per tahun
|
Rp.
3.803.514,00
|
8.
|
Tahun kembali
|
14,33
tahun
|
Dari
tabel 2 dapat dilihat bahwa investasi pembangunan sistem pemenuh energi di
Rumah Matahari akan mengalami keuntungan setelah 14,33 tahun setelah
pembangunan sistem tersebut. Yang artinya setelah itu dapat dinikmati
energi secara gratis.
Sekarang banyak sekali perumahan di Indonesia yang memiliki tipe
minimalis seperti tipe 70 sehingga jika konsep “Rumah Matahari” diterapkan di
Indonesia maka dapat membantu memenuhi target Pemerintah dalam mewujudkan energy
mix pada tahun 2025.
Daftar
Pustaka
Albanna,
Isa; Suyatno; Yudoyono, Gatut. 2011. Pencahayaan dalam Ruang Tertutup Menggunakan Solar Illumination. Jurnal Fisika dan Aplikasinya. Volume 7, Nomor 2.
Dokumen
PP No. 5 Tahun
2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional.
Hansen,
J., Ruedy, R., & Sato, M. 2012. Global Temperature in 2011,
Trends and Prospects. USA: NASA.
Kementerian ESDM. 2006. Blueprint
Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025. Jakarta: ESDM.
Kementerian ESDM. 2013. Potensi
Penghematan Energi Hingga 25 Persen. Diakses dari: http://www.esdm.go.id/berita/323-energi-baru-dan-terbarukan/5989-potensi-penghematan-energi-hingga-25-persen.html pada tanggal
15 November 2013.
Kementrian
Lingkungan Hidup Jepang. 2006. Panduan Kegiatan MPB di Indonesia. Indonesia:
Avisindo Pratama.
NAHB.
2006. The Potential Impact of Zero Energy Homes. Marlboro: National
Association of Home Builders Research Center.
Permana,
Indra Zaka. 2013. Menikmati Cahaya Matahari di dalam Rumah.
Diakses dari: http://www.ideaonline.co.id/iDEA2013/Eksterior/Renovasi-Eksterior/Menikmati-Cahaya-Matahari-di-Dalam-Rumah pada
tanggal 29 Agustus 2013.
Ridwan, M. Kholid. 2010. Fisika
Bangunan. Yogyakarta: Jurusan Teknik Fisika UGM.
Setiawan,
C. 2013. Solar Water Pumping System. Yogyakarta: Gadjah Mada
University.
Sidopekso,
Satwiko. 2011. Studi Pemanfaatan Energi Matahari sebagai Pemanas Air.
Berkala Fisika. 14: 23-26.
Suhedi,
F. 2012. Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Domestik. Jakarta: PU.
Sutrisna, Mardi. 2013. Contoh
Rumah Tipe 36. Diakses dari: http://www.rumah4minimalis.com/2012/12/contoh-rumah-type-36-rumah-minimalis.html pada tanggal 18 November
2013.
Wisnutoro,
Anton. 2013. Skripsi: Studi Potensi Energi Terbarukan di Desa Gulem
Kulon dan Gulem Wetan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Yogyakarta:
Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada.
Jumat, 29 November 2013
Barisan Para Orang Tua
Melihat barisan orang tua, barisan orang yang selalu setia
dengan fajar.
Melihat barisan orang tua, barisan orang yang selalu damai
di usia senjanya.
Melihat barisan orang tua, barisan orang yang selalu
memancarkan wajah bahagianya.
Melihat barisan orang tua, barisan orang yang tidak khawatir
dengan dunia demi akhiratnya.
Melihat barisan orang tua, barisan orang yang tegap dalam
gontai langkahnya.
Duh sungguh indahnya barisan orang tua, inspirasi untuk yang
muda-muda.
Sungguh indah, dimana yang muda sangat sibuk dengan
kehidupan dunianya.
Aku tak tau, apakah setiap yang muda akan sampai di usia
tuanya.
Karena umur manusia adalah rahasia, seperti perjalanan
harian Sang Surya.
Suatu saat Sang Surya bisa sampai di waktu senja dengan
gagahnya.
Suatu saat, di tengah hari Sang Surya sudah tidak nampak
karena mendung menutup sinarnya.
Begitupun umur manusia, bisa jadi sampai di usia senjanya.
Atau barangkali, manusia sudah menjadi senja di usia
mudanya.
Terpenting adalah menanamkan jiwa spiritual para barisan
orang tua di setiap detik usia.
#katakatapengingatjiwa
Kamis, 26 September 2013
Usaha Pengaktifan Sumur-Sumur Minyak Tua di Indonesia dalam Rangka Usaha Sustainable Development Potensi Minyak di Indonesia
Oleh: Zakariya Arif Fikriyadi
Jurusan Teknik Fisika,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Minyak merupakan kebutuhan yang sangat
vital bagi manusia pada zaman sekarang, khususnya dalam rangka memenuhi
kebutuhan pembangkit listrik dan bahan bakar transportasi. Seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia dan semakin banyaknya masyarakat yang
memiliki kendaraan pribadi, maka semakin tinggi pula kebutuhan akan minyak yang
harus disediakan oleh Pemerintah. Namun, kondisi tersebut tidak sesuai dengan
kenyataan bahwa produksi minyak di Indonesia pada saat ini tidak bisa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Pada tahun 1967-an, Indonesia masih mengalami surplus
dalam produksi (total produksi 486.000 barel per hari dan total konsumsi
122.000 barel per hari = surplus 364.000 barel per hari).[1]
Sekarang ini, Indonesia hanya mampu mengelola
minyak mentah satu juta barel. Itu pun hanya menghasilkan minyak 85 persen atau
setara 850 ribu barel. Sementara kebutuhan mencapai 1,3 juta barel. Sehingga,
sisanya merupakan minyak yang berasal dari luar negeri (impor).[2]
Pemerintah mengajukan target produksi
minyak siap jual atau lifting sebesar 840.000 barel per hari dalam asumsi dasar
RAPBN Perubahan 2013. Target tersebut lebih rendah 60.000 barel per hari
dibandingkan APBN 2013.[3]
Sementara, produksi minyak mentah Indonesia
hanya mencapai 811.000 barel per hari (bph). Hal ini karena perbaikan di
beberapa sumur minyak, seperti di lapangan Peciko milik Total E&P Indonesie
dan sumus milik Chevron Pacifik Indonesia (CPI) yang menurunkan produksi minyak
43.000 bph.[4]
Dari kondisi yang ada tersebut maka
diperlukan berbagai usaha untuk meningkatkan produksi minyak dalam rangka untuk
memenuhi target lifting minyak yang ditetapkan Pemerintah yang secara otomatis
mengurangi jumlah minyak yang diimpor dari negara lain. Salah satu langkah yang
bisa ditempuh untuk meningkatkan produksi minyak adalah dengan memaksimalkan
potensi yang masih ada di berbagai sumur-sumur tua minyak yang ada di seluruh
penjuru Indonesia. Berdasarkan data dari
Kementerian ESDM, jumlah sumur tua minyak bumi yang ada di Indonesia tersebar
di Sumatera bagian selatan 3.623 sumur, Sumatera bagian utara 2.392 sumur,
Sumatera bagian tengah 1.633 sumur, Kalimantan Timur 3.143 sumur, Kalimantan
Selatan 100 sumur, Jawa Tengah-Jawa Timur-Madura 2.496 sumur, Papua 208 sumur,
dan Seram 229 sumur.[5] Yang dimaksud dengan sumur
tua adalah sumur-sumur minyak bumi hasil pemboran yang dilakukan sebelum 1970,
yang pernah berproduksi. Letaknya di wilayah kerja kontraktor kontrak kerja
sama, namun tidak diusahakan lagi berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis.
Padahal ribuan sumur tua yang ada di Indonesia masih memiliki potensi minyak
sebesar 10-20 ribu barel per hari.[6]
Pada dasarnya, setiap sumur minyak
yang sudah tidak bisa lagi diambil minyaknya dengan cara–cara konvensional,
masih mempunyai potensi untuk menghasilkan minyak, yaitu dengan cara Improve Oil Recovery atau injeksi sumur
minyak dengan menggunakan air (H2O). Kemudian cara yang kedua adalah
Enhancement Oil Recovery atau injeksi
kimia pada sumur minyak yang telah diinjeksikan air hingga tidak dapat lagi
menghasilkan minyak. Enhancement Oil
Recovery (EOR) atau injeksi sumur minyak dengan bahan kimia dapat
menggunakan Surfactant, CO2, ataupun uap panas. Pemilihan jenis
fluida atau bahan kimia yang akan diinjeksikan didasarkan pada pertimbangan
karakteristik reservoir melalui hasil penelitian yang dilakukan terlebih
dahulu. EOR dapat dilakukan pada reservoir onshore maupun offshore. Minyak
mentah yang diperoleh dari EOR dapat tercampur dengan fluida injeksi. Biasanya
kadar fluida injeksi pada minyak hasil EOR adalah 5% – 20%. Injektor H2O
atau kimia (surfactant) tidak terlalu signifikan dalam mempengaruhi kualitas
minyak, tetapi berbeda jika yang dilakukan adalah injektor CO2.
Karena, injektor CO2 pada
sumur minyak dapat meningkatkan kadar CO2 dalam minyak mentah hasil injeksi.
Sehingga hal ini dapat mempengaruhi kualitas dari minyak. Pemanfaatan kembali
sumur tua dengan teknologi injeksi (EOR) di Indonesia sudah mulai
diaplikasikan, baik oleh perusahaan dalam negeri maupun asing. Pertamina
misalnya, sudah mulai memanfaatkan sumur tua di berbagai daerah di Indonesia
menggunakan teknologi injeksi ini. Untuk memanfaatkan kembali sumur tua dengan
teknologi injeksi, dibutuhkan tahap-tahap penelitian terlebih dahulu. Banyak
substansi yang harus diperhatikan. Misal, potensi sumur tua yang akan di
eksploitasi kembali, kompleksitas pekerjaan-pekerjaan teknis yang harus
dipenuhi, sampai dengan pertimbangan nilai ekonomis.[7]
Usaha-usaha untuk
mengaktifkan kembali sumur-sumur tua yang ada seluruh penjuru Indonesia dapat
menjadi salah satu solusi dalam rangka sustainable development atau pengembangan berkelanjutan produksi
minyak bumi di Indonesia. Pemanfaatan sumur-sumur tua tersebut dalam rangka
untuk menjaga potensi minyak lain di Indonesia agar tidak buru-buru dieksploitasi
sehingga generasi ke depan bisa menikmati minyak bumi yang berasal dari bumi Indonesia.
Pada akhirnya, pemanfaatan sumur-sumur tua minyak tersebut bisa membantu
memenuhi target Pemerintah dalam lifting minyak bumi pada kondisi sekarang ini.
[1] Wicaksono, Abrurizal. 2012. Konsumsi Minyak Bumi dan Diversifikasi Gas
di Indonesia. Diakses dari: http://gamaoilgasclub.org/?p=185
pada tanggal 25 Juni 2013.
[2]Virdhani, Marieska Harya. 2013. Harga Sudah Naik, Konsumsi BBM masih 80 Ribu/Barel. Diakses dari: http://economy.okezone.com/read/2013/06/24/19/826868/harga-sudah-naik-konsumsi-bbm-masih-80-ribu-barel
pada tanggal 25 Juni 2013
[3]Produksi
Minyak RAPBN-P 2013 Sebesar 840.000 Barrel Per Hari. Diakses dari: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/23/02545564/Produksi.Minyak.RAPBN-P.2013.Sebesar.840.000.Barrel.Per.Hari
pada tanggal 25 Juni 2013.
[4] Rama Dhany, Rista. 2013. Produksi Minyak RI Turun Jadi 811.000 Barel/Hari, Ini Alasan SKK Migas.
Diakses dari: http://finance.detik.com/read/2013/04/05/135713/2212477/1034/produksi-minyak-ri-turun-jadi-811000-barel-hari-ini-alasan-skk-migas
pada tanggal 25 Juni 2013.
[6] Djauhari, Thonthowi. 2011. Menggenjot Sumur Tua. Diakses dari: http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/menggenjot-sumur-tua-012816411.html
pada tanggal 25 Juni 2013.
[7] Agung, Muhammad. 2011. Peningkatan Produksi Minyak pada Sumur Tua dengan Injeksi Kimia. Diakses
dari: http://mhs.blog.ui.ac.id/muhammad.agung/2011/10/19/peningkatan-produksi-minyak-pada-sumur-tua-dengan-injeksi-kimia/
pada tanggal 25 Juni 2013.
Sedikit Bait Tentang Iman
Kalo saja iman ini kuat, pasti tidak akan terperosok
Bagaikan berjalan di jalan yang datar
Bagaikan berjalan di jalan yang datar
Klo saja iman ini kuat, pasti tidak akan pernah takut
Bagaikan berada di tempat yang terang
Bagaikan berada di tempat yang terang
Jiwa ini masih terlalu jauh dengan Sang Pemilik
Hati ini masih terlalu kotor oleh diri sendiri
Hati ini masih terlalu kotor oleh diri sendiri
Ah, diri ini hanya manusia biasa
Masih terlalu mudah untuk tergoda
Masih terlalu mudah untuk tergoda
Hanya usaha yang bisa dilakukan dan doa yang bisa dipanjatkan
Untuk mendapatkan jalan yang datar dan tempat yang terang
Untuk mendapatkan jalan yang datar dan tempat yang terang
Harus Menyingkir (Lagi)
Duduk di sini,
di kamar 3 x 3 m persegi ini, ditemani dengan lantunan lagu-lagu jadul yang
biasa didengarkan. Masih tetap sama, suara ‘seperti’ serangga atau suara alat
pengusir tikus yang bagi teman saya memekakkan telinga. Matahari sudah
menjulang, mungkin sudah naik sepenggalah. Tidak nampak dari kamar ini, karena
memang pintu dan jendela yang menghadap ke Barat, tidak akan mungkin melihat
mentari di pagi hari. Berharap yang terjadi semalam adalah sebuah diskusi yang
bisa memberikan solusi. Solusi kenyamanan untuk kedua belah pihak. Bukan debat
kusir yang tiada makna. Memang, yang muda tiada pantas untuk menggurui yang
lebih tua. Pun begitu, yang tua tidak pantas untuk mendoktrin dan menghakimi
yang lebih muda.
Masalah hak
dan kewajiban. Setiap pribadi memiliki hak dan kewajiban. Ketika Sang Penumpang
sudah mentaati segala peraturan yang diberikan oleh Sang Pemberi Tumpangan,
maka Sang Penumpang pun sudah sepantasnya mendapatkan hak nya tanpa kecuali. Perbuatan
kesalahan sudah sepantasnya untuk diberikan teguran bahkan kalo memungkinkan
diberikan hukuman. Tujuannya adalah biar jera dan tidak akan terulang kembali
segala kesalahan yang telah dilakukan. Sudah saatnya ketika Sang Pembuat
Kesalahan sudah paham akan apa yang dilakukannya, sudah menyadari akan
kesalahannya dan sudah jera dengan hukuman yang menimpanya, maka tidak usah
untuk diperingatkan kembali bahkan sampai menghukumnya. Mungkin perulangan
dalam memberi peringatan dalam suatu kasus malah bisa membuat orang yang
diperingatkan merasa tidak nyaman.
Semua sudah
terjadi, matahari sudah semakin meninggi. Hanya berharap bahwa goresan luka
karena lisan ini tidak membekas lama di hati. Semuanya bertujuan untuk saling
memberikan solusi. Solusi untuk kedua belah pihak tentunya. Berharap bahwa
untuk selanjutnya lebih berhati-hati lagi dalam menyampaikan pendapat apalagi
ketika pendapat tersebut bertujuan untuk memberikan solusi. Belajar dari
kesalahan sendiri. Setidaknya untuk tidak mengulangi segala kesalahan yang
telah diperbuat. Lebih baik lagi jika bisa mengganti kesalahan tersebut dengan
kebaikkan.
Minggu, 25 Agustus 2013
IDENTIFIKASI PENYEBAB KECELAKAAN PESAWAT SUKHOI SUPERJET 100 (SSJ 100) DI GUNUNG SALAK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGHINDARI KECELAKAN SERUPA TERJADI KEMBALI
ABSTRAK
Transportasi udara di Indonesia sudah
banyak digunakan baik untuk transportasi antarkota dalam pulau maupun
antarpulau. Pesawat sebagai moda transportasi udara yang penuh dengan resiko
kecelakaan, membutuhkan kecanggihan teknologi dan kehandalan agar dapat
digunakan dengan aman dan nyaman. Berdasarkan “Data Kecelakaan Transportasi Udara yang Diinvestigasi KNKT tahun
2007-2012”, tercatat jumlah kecelakaan pesawat terbang selama rentang tahun
tersebut adalah 140 kasus. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan pesawat
terbang di Indonesia tersebut antara lain adalah faktor manusia, teknis dan
lingkungan.
Pada tanggal 09 Mei 2012 terjadi
kecelakaan Pesawat Terbang Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100) di Gunung Salak. Ada
berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat tersebut. Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor penyebab utama
kecelakaan tersebut adalah dengan Fault
Tree Analysis (FTA).
Kecelakaan Pesawat SSJ 100 di Gunung
Salak tersebut bisa terjadi karena kombinasi dari beberapa basic event, yaitu: “PIC Mengabaikan Alarm TAWS” dengan “Penumpang
di Dekat Pilot Mengganggu Tugas Pilot” sehingga pilot mengabaikan fungsinya
sebagai pilot serta “Kondisi Geografis Bergunung-Gunung” dan “PIC tidak Menguasai
Kondisi Geografis sekitar Gunung Salak”.
Kecelakaan Pesawat SSJ 100 juga terjadi karena basic event tunggal, yaitu: “Sistem Radar di Bandara tidak Memadai”
karena Jakarta Radar sebagai petugas pengatur lalu lintas udara tidak memiliki MSAW
(Minimum Safe Altitude Warning).
Kata Kunci:
Pesawat Terbang, Kecelakaan, SSJ 100, FTA
Link Paper: Download
Semoga bermanfaat
FAULT TREE ANALYSIS[2]
Teknik untuk mengidentifikasikan
kegagalan (failure) dari suatu sistem
dengan memakai FT (fault tree)
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1962 oleh Bell Telephone Laboratories
dalam kaitannya dengan studi tentang evaluasi keselamatan sistem
peluncuran minuteman misile antarbenua.
Boeing company memperbaiki teknik yang
dipakai oleh Bell Telephone Laboratories
dan memperkenalkan progam komputer untuk melakukan analisa dengan memanfaatkan FT
baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
FTA (Fault Tree Analysis) berorientasi pada fungsi (function-oriented) atau yang lebih dikenal dengan “top down“ approach karena analisis ini berawal dari sistem level (top) dan meneruskannya ke bawah. Titik
awal dari analisis ini adalah pengidentifikasian mode kegagalan fungsional pada
top level dari suatu sistem atau subsistem.
FTA adalah teknik yang banyak dipakai
untuk studi yang berkaitan dengan resiko dan keandalan dari suatu sistem engineering. Event potensial yang menyebabkan kegagalan dari suatu sistem engineering dan probabilitas terjadinya event tersebut dapat ditentukan dengan
FTA. Sebuah TOP event yang merupakan definisi
dari kegagalan suatu sistem (system failure), harus ditentukan terlebih dahulu dalam
mengkonstrusikan FTA. Sistem kemudian dianalisis untuk menemukan semua
kemungkinan yang didefinisikan pada TOP event.
FT adalah sebuah model grafis yang terdiri dari beberapa kombinasi kesalahan (fault) secara pararel dan secara
berurutan yang mungkin menyebabkan awal dari failure event yang sudah
ditetapkan.
Setelah mengidentifikasi TOP event, event-event yang memberi kontribusi
secara langsung terjadinya top event
diidentifikasi dan dihubungkan ke TOP event dengan memakai hubungan logika (logical link). Gerbang AND (AND gate) dan sampai dicapai event dasar yang independen dan seragam
(mutually independent basic event).
Analisis deduktif ini menunjukan analisis kualitatif dan kuantitatif dari
sistem engineering yang dianalisis.
Sebuah fault tree mengilustrasikan keadaan dari komponen-komponen sistem (basic event) dan hubungan antara basic event dan TOP event.
Simbol grafis yang dipakai untuk menyatakan hubungan disebut gerbang logika (logika gate). Output dari sebuah gerbang
logika ditentukan oleh event yang
masuk ke gerbang tersebut.
TAHAPAN MENYUSUN FTA[3]
Sementara, menurut Thomas Pyzdex
(2002), FTA memiliki beberapa tahapan:
1.
Tentukan kejadian paling atas/utama.
2.
Tetapkan batasan FTA.
3. Periksa sistem untuk mengerti bagaimana berbagai elemen berhubungan pada satu dengan lainnya dan kejadian paling atas.
4.
Buat pohon kesalahan, mulai dari kejadian
paling atas dan bekerja kearah bawah.
5. Analisis pohon kesalahan untuk
mengidentifikasi cara dalam menghilangkan kejadian yang mengarah pada kegagalan.
6.
Persiapkan rencana tindakan perbaikan untuk
mencegah kegagalan.
SIMBOL-SIMBOL FTA[3]
Berikut ini adalah simbol yang sering
dipakai dalam Fault Tree Analysis:
Gambar 1. Simbol Fault Tree Analysis
Keterangan:
1.
Kejadian output terjadi jika semua kejadian
input terjadi.
2.
Kejadian output terjadi jika salah satu
kejadian input terjadi.
3. Kejadian dasar (basic event), pemula kesalahan yang tidak membutuhkan pengembangan
lebih lanjut.
4.
Resultant
event, kesalahan karena satu atau lebih penyebab.
5. Transfer
in dimana fault tree
dikembangkan lebih lanjut pada kejadian pada transfer out yang bersamaan dan transfer
out dimana fault tree harus
digabungkan dengan transfer in.
Pustaka:
[1] Kececioglu, Dimitri B. 2002. Reliability Engineering Handbook Volume 1.
Pennsylvania: DEStech Publications, Inc.
[2] Priyanta,
Dwi. 2000. Kehandalan dan Perawatan.
Surabaya: Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik Kelautan, Institut
Teknologi Sepuluh November.
[3] Nugroho
W.P., Susatyo; Pudjotomo, Darminto; Tifani, Terzi Khoirina. 2011. Analisa Penyebab Penurunan Daya Saing Produk
Susu Sapi dalam Negeri terhadap Susu Sapi Impor pada Industri Pengolahan Susu
(IPS) dengan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Barrier Analysis. Semarang:
J@TI Undip, Vol VI, No 2, Mei 2011.
Jumat, 23 Agustus 2013
Gugusan Bintang di Malam Hari
Gugusan Bintang keluar di malam hari, menghiasi langit tiada bertepi. Hanya pandangan kita saja yang bertepi. Ketika pantulan sinar oleh Bulan datang menghampiri malam, kilauan Bintang pun tampak memudar. Itulah kehendak alam, tetap indah. Pantulan sinar dari Sang Rembulan tetap indah dipandang. Semoga kita bisa mengikuti kehendak alam tersebut, dengan mengganti cahaya kebaikan yg satu dengan cahaya kebaikan yang lainnya. Seperti kilauan Bintang yang digantikan oleh pantulan sinar oleh Sang Rembulan.
Kamis, 22 Agustus 2013
Menyalakan (Lagi) Cahaya di Perkampungan Cari
Cerita ini hanya fiktif belaka, terinspirasi dari kisah nyata dan kenyataan di sini adalah fana.
Spesial untuk Pak Sumarno dan Seluruh Warga RT 02 Padukuhan Danggolo.
Saat menjelang kumandang adzan Maghrib bergema di Perkampungan
Cari, Marno (35 tahun) bergegas pulang dari ladang yang berjarak sekitar 500
meter dari rumahnya. Di ladang tersebut, Bapak dari seorang anak bernama Niko
(11 tahun), menggantungkan penghasilannya dengan memelihara 3 ekor kambing
serta merawat beberapa hektar tanah yang dimanfaatkan untuk menanam ketela
pohon atau tanaman palawija lainnya. Butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai
ke rumahnya dengan jalan kaki.
Sesampainya di rumah, Marno bergegas untuk mandi dan bersiap-siap
untuk menyongsong sholat Maghrib berjamaah di Musholla Al Ikhlas, sekitar 100
meter dari rumahnya. Adzan Maghrib berkumandang seketika itu, sejurus kemudian satu
per satu lampu di Perkampungan Cari pun menyala, sungguh indah pemandangan
lampu tersebut di salah satu pemukiman kecil di Padukuhan Danggolo, Desa
Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, pemukiman yang terpisah dari
pemukiman padat lainnya di Padukuhan Danggolo. Warga pun berbondong-bondong ke
Musholla kecil tersebut, sungguh menambah indah dan tentram pemukiman tersebut.
Lampu-lampu tersebut merupakan lampu bertenaga surya atau lebih
tepatnya lampu yang memanfaatkan teknologi Solar
Home System (SHS), Pembangkit Listrik Tenaga Surya skala rumahan yang
disertai dengan tiga buah lampu TL berdaya 10 Watt, yang merupakan bantuan dari
Pemerintah melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebanyak 25
paket sesuai dengan jumlah rumah yang ada di pemukiman tersebut. Tapi cerita
tentang nyala lampu tersebut adalah cerita dahulu, akhir tahun 2009 ketika
bantuan tersebut baru diberikan. Tahun 2012, hanya tersisa 6 SHS yang masih
berfungsi, sementara yang lain mengalami kerusakan.
“Ketika Perkampungan Cari mendapatkan bantuan dari Pemerintah,
kami tidak dibekali dengan cara merawat dan menggunakan Panel Surya, jadi ya begini satu per satu Panel Surya mengalami kerusakan,” ujar Marno. Panel Surya yang dimaksud Marno tersebut adalah SHS, istilah yang
juga biasa digunakan oleh warga Perkampungan Cari yang lainnya.
Kondisi Solar Home System
tersebut diperparah setelah listrik PLN masuk Perkampungan Cari pada awal tahun
2012. SHS semakin terbengkalai. Padahal Marno menuturkan bahwa meskipun warga
sudah menggunakan listrik PLN, namun Panel
Surya sangat membantu dalam mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk biaya
listrik.
“Dulu ya ketika Panel Surya
masih berfungsi, pulsa listrik PLN 20.000 rupiah bisa dipakai untuk 2 bulan.
Kalau sekarang pulsa 20.000 rupiah untuk 1,5 bulan saja tidak sampai,” ujar
Marno dengan logat Gunungkidul-nya yang sangat khas.
Nasi sudah menjadi bubur, masyarakat Perkampungan Cari hanya
berharap bahwa SHS yang mereka miliki dapat berfungsi kembali. Meskipun listrik
PLN sudah masuk ke Perkampungan Cari, masyarakat ingin menggunakan kembali SHS
yang mereka miliki dan sebagai rasa tanggung jawabnya terhadap apa yang sudah terjadi
pada SHS yang mereka miliki, warga ingin mengetahui bagaimana cara menggunakan
dan merawat SHS jika dapat berfungsi kembali.
Marno, yang dilantik menjadi ketua RT sekitar 6 bulan yang lalu, berharap
bahwa ada pihak yang bisa membantu masyarakat Perkampungan Cari dalam perbaikan
SHS. Gayung pun bersambut, pada bulan
Juli-Agustus 2012 terdapat program Kuliah Kerja Nyata Pelatihan Pembelajaran
Masyarakat (KKN PPM) Universitas Gadjah Mada di Desa Purwodadi, khususnya di
Padukuhan Danggolo dimana Perkampungan Cari berada. Di periode KKN yang sangat
singkat tersebut, tim mahasiswa menemukan kondisi SHS yang ada.
Cecep, salah satu mahasiswa Teknik Fisika UGM yang tergabung
dengan tim KKN PPM tersebut, berinisiatif untuk menindaklanjuti hasil temuan
pada saat KKN tahun 2012. Bersama dengan Arif dan Shohib, adik angkatannya, mengadakan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa sosialisasi perawatan SHS.
Marno menuturkan bahwa masyarakat sangat antusias dalam mengikuti
kegiatan sosialisasi perawatan SHS. Rangkaian kegiatan sosialisasi yang mereka
ikuti adalah sosialisasi perawatan, pembentukan tim teknisi masyarakat,
pembenahan SHS yang mengalami kerusakan bersama dengan tim teknisi serta
pembentukan organisasi pengelola SHS Perkampungan Cari.
“Tentunya kami sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini. Akhirnya
kami bisa menikmati kembali nyala lampu dengan tenaga Panel Surya,” tutur Marno setelah mengikuti serangkaian kegiatan
sosialisasi perawatan SHS.
Dalam sosialisasi perawatan SHS, Marno mendapatkan pengetahuan
bagaimana caranya menggunakan dan merawat SHS. Diantaranya adalah dalam
pengisian aki secara rutin yang sangat mudah untuk dipraktikkan namun dapat
berakibat fatal jika tidak dilaksanakan. Seperti diketahui bahwa salah satu
penyebab utama kerusakan SHS adalah karena komponen aki mengalami kerusakan
akibat tidak dilakukan pengisian air aki secara rutin.
Di sela-sela kesibukannya berladang, Marno beserta empat pemuda
warga Perkampungan Cari mempelajari teknik pengecekan kerusakan pada SHS serta
bagaimana cara menanggulanginya. Marno beserta ke empat pemuda tersebut
akhirnya diberi amanah sebagai “Tim Teknisi SHS” oleh warga Perkampungan Cari.
“Tim Teknisi SHS” selalu bersiap siaga jika di kemudian hari ada SHS yang
mengalami masalah.
Tugas pertama dari “Tim Teknisi SHS” adalah membenahi SHS yang
mengalami kerusakan. Dari 25 SHS, 6 masih berfungsi normal sementara 19 SHS
mengalami kerusakan. Tugas yang sangat berat. Dengan didampingi Cecep, Shohib
dan Arif, “Tim Teknisi SHS” akhirnya berhasil membenahi 10 buah SHS, sehingga
sekarang ada 16 SHS yang masih berfungsi.
“Alhamdulillah, dengan kegiatan yang sudah kami ikuti akhirnya
banyak SHS yang bisa diperbaiki. Ya walaupun tidak semuanya, kami tetap
bersyukur,” ucap Marno sambil membinarkan senyum serta mata yang berkaca-kaca.
Pada akhirnya, Marno berharap agar ke 16 buah SHS yang sudah
berfungsi kembali dapat digunakan dan dirawat oleh masyarakat dengan baik. Bagaimanapun
juga, SHS yang ada merupakan bentuk bantuan yang harus dijaga. SHS yang dulunya
merupakan secercah “Cahaya” di kegelapan malam langit Perkampungan Cari.
Sekarang menyala (lagi) dan membangkitkan kembali keindahan suasana malam
Perkampungan Cari.
“Ya meskipun kami masyarakat kecil dan tidak bisa berpikir macem-macem karena pendidikan kami juga
rata-rata menthok di SD, kami sangat
senang karena kami bisa berbuat sedikit dengan memanfaatkan Panel Surya yang diberikan Pemerintah,”
pungkas Marno di temani suara jangkrik dan suara angin malam.
Rabu, 21 Agustus 2013
Menunggu Vonis, Menjadi Seorang Terdakwa
Tulisan ini sebenarnya sudah terbayang-bayang sangat lama sekali, lamaaa.
Teruntuk bagi semua orang yang sedang mengalami kondisi yang sangat deg deg serrrrr. Teruntuk bagi
jiwa-jiwa yang sedang mengalami kegelisahan, keresahan, kebimbangan,
ketidakjelasan nasib. Fiuuuhh
Menunggu vonis merupakan hal yang
sangat mendebarkan dan mengusik ketenangan, setidaknya bagi saya pribadi. Vonis
ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang sedang mengalami masalah hukum saja. Orang
yang sedang menjalani sekolah/kuliah pasti pernah merasakan Ujian Akhir
Semester, Ujian Akhir Nasional, Ujian Skripsi (yang ini belum pernah ngalami,
semoga disegerakan :D) dan ujian jenis yang lainnya. Vonis juga berlaku bagi
mereka yang sedang mengalami dakwaan sakit X (bagi yang sedang sakit semoga
lekas sembuh dan semoga mendapat ampunan di setiap rasa sakit dan tidak nyaman
yang dirasakan), vonis yang dimaksud adalah menunggu hasil diagnosa dokter. Meskipun
misalnya menurut data, penyakit X hanya menjakit 1 orang dari 100.000.000 orang
atau artinya sangat kecil kemungkinannya bagi seseorang untuk menderita
penyakit tersebut, kalo misalnya terjadi pada seseorang di Indonesia artinya
temannya hanya 2 Bung se-Indonesia! >.< Masih banyak lagi contoh
‘menunggu vonis’ versi yang lainnya.
Ada yang senang dengan putusan
hukumnya, ada yang senang dengan hasil ujian akademiknya pun ada yang bahagia
karena tidak sakit keras. Begitu juga sebaliknya, ada yang merasa tidak adil
akan keputusan hukum yang membelitnya, ada yang menyesali akan hasil ujiannya
dan juga ada yang merasa sangat menderita akan penyakit yang dideritanya. Itulah
beragam ekspresi yang biasa diungkapkan untuk menyikapi vonis yang dialami. Tetapi,
dalam setiap vonis yang dihadapi sebenarnya selalu ada pesan yang ingin
disampaikan Tuhan ke kita. Barangkali, dengan putusan hukum yang membelit jika kita
tidak dihukum, kita akan semakin kebablasan berbuat curangnya. Barangkali, jika
mendapatkan nilai yang bagus pada saat itu, membuat kita akan semakin malas
belajar karena kepuasannya sehingga kita tenggelam dalam nilai yang bagus pada
saat itu saja. Barangkali, jika kita tidak divonis sakit pada saat itu, kita
akan semakin kebablasan berbuat maksiatnya. Percayalah, bahwa di setiap vonis
pasti ada skenario terbaik dari Tuhan untuk kita. Bukankah Tuhan berjanji bahwa
Dia tidak akan membebani manusia melebihi batas kemampuan yang dimiliki masing-masing
manusia?
Itu baru vonis di dunia!!!
*Menunggu keputusan apakah “lamaran” kita diterima
atau tidak juga termasuk vonis lhooo. :3 (abaikan)
Langganan:
Postingan (Atom)