Tulisan ini sebenarnya sudah terbayang-bayang sangat lama sekali, lamaaa.
Teruntuk bagi semua orang yang sedang mengalami kondisi yang sangat deg deg serrrrr. Teruntuk bagi
jiwa-jiwa yang sedang mengalami kegelisahan, keresahan, kebimbangan,
ketidakjelasan nasib. Fiuuuhh
Menunggu vonis merupakan hal yang
sangat mendebarkan dan mengusik ketenangan, setidaknya bagi saya pribadi. Vonis
ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang sedang mengalami masalah hukum saja. Orang
yang sedang menjalani sekolah/kuliah pasti pernah merasakan Ujian Akhir
Semester, Ujian Akhir Nasional, Ujian Skripsi (yang ini belum pernah ngalami,
semoga disegerakan :D) dan ujian jenis yang lainnya. Vonis juga berlaku bagi
mereka yang sedang mengalami dakwaan sakit X (bagi yang sedang sakit semoga
lekas sembuh dan semoga mendapat ampunan di setiap rasa sakit dan tidak nyaman
yang dirasakan), vonis yang dimaksud adalah menunggu hasil diagnosa dokter. Meskipun
misalnya menurut data, penyakit X hanya menjakit 1 orang dari 100.000.000 orang
atau artinya sangat kecil kemungkinannya bagi seseorang untuk menderita
penyakit tersebut, kalo misalnya terjadi pada seseorang di Indonesia artinya
temannya hanya 2 Bung se-Indonesia! >.< Masih banyak lagi contoh
‘menunggu vonis’ versi yang lainnya.
Ada yang senang dengan putusan
hukumnya, ada yang senang dengan hasil ujian akademiknya pun ada yang bahagia
karena tidak sakit keras. Begitu juga sebaliknya, ada yang merasa tidak adil
akan keputusan hukum yang membelitnya, ada yang menyesali akan hasil ujiannya
dan juga ada yang merasa sangat menderita akan penyakit yang dideritanya. Itulah
beragam ekspresi yang biasa diungkapkan untuk menyikapi vonis yang dialami. Tetapi,
dalam setiap vonis yang dihadapi sebenarnya selalu ada pesan yang ingin
disampaikan Tuhan ke kita. Barangkali, dengan putusan hukum yang membelit jika kita
tidak dihukum, kita akan semakin kebablasan berbuat curangnya. Barangkali, jika
mendapatkan nilai yang bagus pada saat itu, membuat kita akan semakin malas
belajar karena kepuasannya sehingga kita tenggelam dalam nilai yang bagus pada
saat itu saja. Barangkali, jika kita tidak divonis sakit pada saat itu, kita
akan semakin kebablasan berbuat maksiatnya. Percayalah, bahwa di setiap vonis
pasti ada skenario terbaik dari Tuhan untuk kita. Bukankah Tuhan berjanji bahwa
Dia tidak akan membebani manusia melebihi batas kemampuan yang dimiliki masing-masing
manusia?
Itu baru vonis di dunia!!!
*Menunggu keputusan apakah “lamaran” kita diterima
atau tidak juga termasuk vonis lhooo. :3 (abaikan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar