Sabtu, 22 Oktober 2016

Selamat Datang di Bandar Lampung


Gambar 1. Suasana Penerbangan di Bandara Soekarno Hatta

Sekira pukul 18.30 WIB tanggal 16 Juli 2016, akhirnya kami mendarat dengan nyaman di Bandara Radin Inten II, Bandar Lampung Tanjung Karang. Tanggal 16 Juli 2016 merupakan pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Provinsi Lampung, kedua kalinya di Pulau Sumatera setelah sebelumnya pernah mengunjungi Prabumulih, Sumatera Selatan. Di tiket, tercetak kode tujuan TKG Bandar Lampung. Itu kan hal yang susah ya untuk mencari hubungan antara TKG dengan Bandar Lampung. Barangkali Tandar KampunG (pas TKG), ah pasti asumsiku salah. Ternyata benar saja kalau aku salah, yang dimaksud TKG adalah Tanjung Karang yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan. Seperti halnya kota-kota lainnya, Bandara Radin Inten II tidak terletak di tengah kota Bandar Lampung. Kemungkinan kenapa lokasi bandara jauh dari pusat kota adalah karena faktor keamanan, kenyamanan, ketertiban, kesempurnaan cinta kali ya.


Gambar 2. Hotel Gadjah Mada

Malamnya kami menginap di Hotel Gadjah Mada, bukan karena tergabung dalam Kagama maka menginap di hotel ini, tetapi karena murahnya dan suasananya yang klasik. Saking klasiknya sehingga nuansa horor tercipta. Gelap, lengang dan sunyi.

Lama perjalanan dari Bandara Radin Inten II menuju Kota Bandar Lampung menggunakan mobil kurang lebih adalah sekitar 45 menit. Sepanjang mengelilingi Kota Bandar Lampung untuk yang pertama kalinya, setidaknya ada tiga kesan mengenai kota ini, yaitu:
- Tulisan “Sai Bumi Ruwa Jurai”, semacem slogan Provinsi Lampung yang artinya rumah tangga yang agung bahagia dua golongan masyarakat (ruwai dan jurai) yang terdapat pada masyarakat asli dan pendatang.
Siger, merupakan lambang keagungan budaya. Ini merupakan simbol yang menjadi ciri khas Provinsi Lampung. Hampir di semua bangunan yang ada di sepanjang jalanan di Provinsi Lampung dihiasi oleh Siger. Tidak hanya di taman-taman kota, kantor-kantor Pemerintahan, tetapi di beberapa toko-toko bahkan menyertakan Siger sebagai penghias bangunan-bangunan yang ada.
- Nuansa Islami, banyak sekali tulisan syahadat yang menghiasi taman kota atau di setiap perempatan jalan.





Gambar 3. Gerbang Selamat Datang Kota Bandar Lampung

Tentunya tidak lengkap ketika mengunjungi suatu daerah tanpa mencicipi kuliner khas nya. Setelah berkeliling dan menemukan berbagai menu yang ‘spesial’ tapi dimana-mana ada, seperti Rumah Makan Padang, Soto Lamongan, Pecel Lele khas Jawa Timuran, Sate Madura, akhirnya ketemu juga kuliner hits di Bandar Lampung kata teman-teman Geophysicists, UNILA yang juga tergabung dalam Patriot Energi 2. Tempat kuliner tersebut adalah Bakso Haji Sony. Sensasional!




Gambar 4. Bakso Haji Sony


Salah satu tujuan kami singgah beberapa hari di Bandar Lampung adalah untuk mengunjungi beberapa instansi Pemerintahan Provinsi (Pemprov). Kompleks Pemprov Lampung berada di Jalan Basuki Rahmat no. 12 Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung. Sempat mengalami penolakan dengan alasan administrasi di Kantor Gubernur, akhirnya kami langsung menuju Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Lampung. Sambutan yang baik diberikan oleh Distamben Provinsi dengan disambut langsung oleh Kepala Dinasnya, yaitu Bapak Pieterdono. Bapak Rizon, selaku Kepala Bidang Kelistrikan Distamben Provinsi Lampung, banyak memaparkan kondisi energi yang ada di Provinsi Lampung. Beliau memaparkan mengenai jangkauan listrik PLN di Tanggamus maupun Pesisir Barat. Tidak lupa juga Beliau menjelaskan mengenai pemanfaatan energi terbarukan yang ada di Provinsi Lampung. Secara garis besar, pemanfaatan energi terbarukan di Provinsi Lampung sudah banyak dilaksanakan seperti, PLTA, PLTMH, PLTS, biogas bahkan terdapat PLT Panas Bumi.




Gambar 5. Foto Bersama Distamben Provinsi Lampung

Tak dinyana maupun disangka, Kagama memang ada dimana-mana. Kami dipertemukan juga dengan sesama Kagama. Mbak Ratih namanya. Beliau kuliah di Penginderaan Jauh dan Kartografi, Fakultas Geografi, UGM angkatan 2002. Beliau banyak bercerita mengenai pengalaman kerjanya sebelum bergabung dengan Distamben Provinsi Lampung. Beliau bercerita tentang pengalamannya pernah berminggu-minggu di hutan dalam rangka pemetaan kondisi hutan. Tak ketinggalan juga, Beliau bercerita tentang nostalgia hidup di Jogja yang selalu istimewa di hati. Deuh rindu.

Sempat mampir sebentar di Pantai Duta Wisata untuk sekedar menikmati suasana pantai dan makanan khas pinggir pantai, akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami menuju Kota Agung dan Krui.


Gambar 6. Pantai Duta Wisata


Lanjuuut geh!

1 komentar:

  1. Terima kasih banyak info tentang lampung..saya senang kalau berkunjung ke lampung karena alamnya asri

    BalasHapus