Indonesia memiliki kekayaan alam yang
tak terkira banyaknya. Walaupun begitu, belum semua masyarakat bisa mendapatkan
kesejahteraan atas kekayaan alam yang dimiliki. Terbukti, salah satu aspek yang
belum bisa diakses secara merata di seluruh penjuru Nusantara adalah energi
listrik. Beberapa daerah di Indonesia yang dikategorikan dalam daerah 3T
(tertinggal, terpencil dan terluar) belum sepenuhnya mendapatkan akses energi
listrik. Daerah-daerah tersebut belum sepenuhnya tersambung oleh jaringan
eksisting PLN. Penyebab ketidakhadiran listrik di daerah-daerah tersebut adalah
jarak distribusi listrik PLN yang sangat jauh serta kondisi geografis yang
tidak memungkinkan.
Solusi yang bisa dihadirkan untuk
mengatasi hal tersebut adalah pembangunan pembangkit listrik di daerah-daerah
tersebut, seperti: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ataupun teknologi
energi terbarukan yang lainnya. Dengan kata lain, daerah-daerah tersebut harus
memiliki pembangkit listrik tersendiri. Selanjutnya muncul tantangan baru,
yaitu mengenai proses difusi teknologi PLTS atau teknologi energi terbarukan di
masyarakat. Masyarakat harus dibina dan didampingi agar dapat mengelola secara
mandiri teknologi energi terbarukan. Atas pertimbangan tersebut maka
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengadakan program yang
bernama Patriot Energi.
Patriot Energi adalah sebuah gerakan
yang mengirimkan lulusan-lulusan terbaik Indonesia untuk datang ke
daerah-daerah tertinggal, terpencil, dan terluar Nusantara sebagai bagian dari
masyarakat setempat. Seorang Patriot Energi memiliki tugas untuk menyadarkan
dan membangun masyarakat melalui pembangunan dan pemanfaatan pembangkit energi
terbarukan yang berkelanjutan. [1] Patriot yang telah ditempatkan di beberapa
daerah berperan sebagai aktivator eksternal untuk menggerakan orang-orang kunci
di dalam masyarakat agar masyarakat tersebut dapat mandiri dalam mengelola kebutuhan
listriknya.
Garis Besar Program
Untuk bergabung menjadi seorang
Patriot Energi, ada tahapan-tahapan yang harus dilewati. Secara garis besar, tahapan-tahapan
tersebut dibagi menjadi tiga sebagai berikut.
1. Proses seleksi
Proses
seleksi dimulai dari pengiriman berkas, wawancara dan tes kesehatan. Pada tahap
wawacara, para calon peserta diuji komitmen dan mentalnya melalui beberapa
pertanyaan yang diajukan oleh Pewawancara.
2. Diklat
Terdapat
4 kompetensi khusus yang ditanamkan kepada para calon Patriot Energi:
kompetensi kejuangan, kompetensi keteknikan, kompetensi sosial dan yang paling
spesial adalah kompetensi keikhlasan. [2]
3. Penempatan
Pada saat penempatan, Patriot
hidup bersama masyarakat dalam menciptakan, mengelola, dan memanfaatkan potensi
alam setempat menjadi energi terbarukan. Patriot ditempatkan di desa terpencil,
terluar, dan tertinggal selama satu tahun guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. [1] Perkiraan lokasi penempatan Patriot Energi angkatan kedua dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2. Perkiraan Lokasi Penempatan Patriot Energi
Angkatan 2 [1]
Kisah Patriot Energi Angkatan 1
Program Patriot Energi sudah berjalan
semenjak tahun 2015. Program Patriot Energi angkatan pertama sudah ditarik dari
lokasi penempatan pada pertengahan bulan Maret 2016. Sementara itu, Patriot
Energi angkatan kedua direncanakan akan menjalani diklat pelatihan selama dua
bulan mulai dari awal Mei sampai pertengahan Juli. Patriot Energi Angkatan
kedua direncanakan akan ditempatkan pada pertengahan Juli 2016.
Pada Patriot Energi angkatan pertama
terdapat 80 patriot yang ditempatkan ke 64 desa penempatan yang tersebar dari Sumatra
sampai Papua. Lokasi-lokasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing
dengan segala tantangannya. Untuk menuju ke desa penempatan, ada yang harus
melakukan perjalanan menggunakan pesawat perintis, ada juga yang menggunakan
speed boat, ada juga yang harus menaiki kapal sungai bahkan dan lain
sebagainya. Perjalanan terjal tersebut merupakan potret realita yang tidak bisa
disembunyikan keberadaannya sebagai sisi lain wajah Indonesia.
Pada saat penempatan Patriot Energi
angkatan pertama, belum semua PLTS di desa penempatan sudah terbangun. Di
beberapa lokasi, PLTS masih dalam tahap pembangunan, bahkan ada yang belum dibangun
sama sekali. Tentunya, kondisi tersebut memerlukan pendampingan yang
berbeda-beda.
Penutup
Melalui
program ini diharapkan agar teknologi energi terbarukan yang dibangun di desa
penempatan dapat dikelola dengan baik dan bijak oleh masyarakat setempat. Masyarakat
setempat diharapkan mampu mengoperasikan, merawat bahkan mampu memperbaiki
teknologi tersebut jika terdapat kerusakan. Teknologi energi terbarukan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat,
mulai dari aspek pendidikan, kesehatan maupun sosial ekonomi. Selanjutnya,
pemerataan energi di daerah 3T diharapkan mampu untuk membantu dalam mewujudkan
sila ke 5 Pancasila, yaitu: “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Salam Renewable Energy untuk Negeri !!!
Daftar Pustaka:
[2]
Darmadi, 2016. Diakses dari: http://www.kompasiana.com/pakdhedarmadi/serunya-program-patriot-energi-kementrian-esdm_56c53af44b7a61560578d8ee pada tanggal 28 April 2016.