Gambar 1. Pabrik Semen Padang
Sekarang ini, promosi maupun aksi
mengenai konservasi energi sedang gencar-gencarnya dilakukan. Usaha tersebut
dilakukan baik oleh instansi Pemerintah, Swasta maupun masyarakat. Konservasi
merupakan suatu kebutuhan baik bagi perumahan, perkantoran maupun industri. Kemudian,
apa yang dimaksud dengan konservasi energi?
Konservasi energi adalah upaya
penggunaan energi secara bijaksana sesuai dengan kebutuhan sehingga pemborosan
dapat dihindari. Konservasi energi sangat erat kaitannya dengan penghematan
energi. Dalam konservasi energi, penghematan penggunaan energi tidak
mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Misalnya, dalam
proses produksi semen, produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan kuantitas
yang sama bahkan lebih baik dan banyak jika dibandingkan sebelum diadakan usaha
konservasi energi. Usaha konservasi energi penting dilakukan dengan
pertimbangan bahwa:
1. Energi fosil yang banyak dipakai oleh
masyarakat dunia semakin hari cadangannya semakin menipis.
2. Mengurangi pencemaran lingkungan
akibat penggunaan energi fosil.
3. Mengurangi beban biaya subsidi dalam
pengadaan energi fosil.
4. Mengurangi biaya produksi akibat
penggunaan energi yang tidak efisien.
Sementara itu, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, konservasi
energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber
daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi. Konservasi energi bisa
dilakukan dengan penggantian alat-alat konvensional dengan alat-alat yang lebih
hemat energi maupun dengan cara membenahi manajemen energi.
Semen Padang sebagai perusahaan
penghasil semen yang terletak di Indarung, Sumatera Barat, telah melakukan
berbagai usaha konservasi energi dalam proses produksinya maupun dalam
operasional kantornya. Beberapa langkah konservasi energi yang telah
dilaksanakan oleh Semen Padang adalah sebagai berikut.
1. Pemanfaatan Motor Efisiensi Tinggi
Beberapa proses dalam pembuatan semen
membutuhkan alat yang digerakkan oleh motor penggerak. Penggantian motor konvensional
dengan motor berefisiensi tinggi berpotensi untuk menghemat penggunaan energi
sebesar 5 %.
2. Penurunan Suhu Exit Preheater di Kiln
Penurunan suhu dilakukan karena
terdapat perbedaan suhu operasi keluaran preheater kiln sebesar 7 oC
dengan suhu rancangan. Kondisi ini menyebabkan penggunaan batubara yang
berlebih dibandingkan dengan rancangan. Penurunan suhu tersebut dapat menghemat
biaya operasional sebesar Rp. 462.000.000,00 per bulan.
3. Pemanfaatan Biomassa untuk Kiln
Batubara merupakan bahan bakar utama
di industri semen, khususnya dalam proses yang membutuhkan energi panas. Peran
batubara dapat digantikan dengan biomasa yang berasal dari sekam padi, tatal
atau limbah karet, serbuk gergaji, kertas bekas. Salah satu proses yang
membutuhkan energi panas dalam jumlah besar adalah proses yang terjadi di kiln,
sehingga pemanfaatan biomassa pada kiln dapat membantu mengurangi penggunaan batubara.
Penggunaan biomassa berbasis pemanfaatan limbah merupakan salah satu langkah
konservasi energi dengan menggunakan energi terbarukan.
4. Efisiensi dan Konservasi Energi di
Industri Semen – Studi kasus Waste Heat
Recovery Power Generation (WHRPG) di Semen Padang
Kegiatan efisiensi dan konservasi
energi di Semen Padang merupakan sebuah kegiatan yang sudah berjalan dengan
bantuan dari Pemerintah Jepang (NEDO) bekerja sama dengan Kementrian
Perindustrian. Kegiatan energi efisiensi ini adalah kegiatan yang memanfaatkan
gas buang yang sudah tidak dipergunakan lagi di pabrik. Konsep yang diterapkan
adalah selain mengurangi energi, limbah udara, juga memanfaatkan untuk membangkitkan
energi listrik. Industri Semen Padang ini memanfaatkan energi listrik dari gas
buang. Dengan menggunakan konsep teknologi seperti ini, penggunaan listrik oleh
Semen Padang kini terdiri dari 79,9% berasal dari PLN, sisanya berasal dari
instalasi baru, dengan biaya penggunaan listrik turun dari 15,3% dari total
biaya menjadi 12,7% dari total biaya. Dengan adanya kegiatan konversi energi
seperti ini, Semen Padang berniat untuk me-replikasi kegiatan ini, baik di 3
pabrik lama yang sudah ada, maupun untuk yang sama sekali baru.
Kegiatan konservasi yang telah
dilakukan oleh Semen Padang, di samping memberikan keuntungan dalam menekan
biaya operasional penggunaan energi, juga menghadirkan berbagai pengharggan.
Beberapa di antaranya adalah juara I Penghargaan Efisiensi Energi Nasional
Tahun (PEEN) 2014 untuk kategori Manajemen Energi di Industri dan Bangunan
Gedung dengan sub kategori Industri Besar dari Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral, pemenang penghargaan Asean Energy Awards 2014, penghargaan
Rintisan Teknologi dan Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian.
Pada akhirnya, semoga segala upaya
konservasi yang telah dilakukan oleh Semen Padang maupun beberapa perusahaan
lainnya dapat menginspirasi perusahaan yang lain agar bergerak dalam usaha
konservasi energi. Terlebih, usaha konservasi energi tidak hanya memberikan
keuntungan bagi lingkungan, namun juga memberikan dampak positif dalam
penekanan biaya operasional perusahaan.
Sumber:
[1] Best Practice Model Kegiatan Energi
Efisiensi di Indonesia. Diakses dari: http://www.iesr.or.id/2012/03/best-practice-model-kegiatan-energi-efisiensi-di-indonesia
pada tanggal 1 Februari 2016.
[2] Dirjen EBTKE Kementrian ESDM. 2014. Profil Investasi Efisiensi Energi 2013. Jakarta: Kementrian ESDM.
[3] Semen Padang Raih Pengharggan Efisiensi Energi 2014. Diakses dari: http://www.semenpadang.co.id/?mod=berita&kat=&id=1142 pada tanggal 11 Februari 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar