Nuklir tidak selalu berhubungan dengan bom atom, senjata nuklir
serta radiasi. Nuklir juga telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang,
misalnya pertanian dan peternakan. Beberapa aplikasi teknologi nuklir dalam
bidang pertanian dan peternakan yang telah dikembangkan di Indonesia melalui
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) adalah sebagai berikut.
Bidang
Pertanian
Di bidang pertanian, khususnya padi, BATAN
berhasil mengembangkan berbagai varietas bibit padi unggul. Puluhan varietas
benih padi tersebut, dihasilkan dari penggunaan teknologi nuklir untuk mengubah
sifat dari benih padi tertentu menjadi lebih berkualitas. Teknologi yang
digunakan adalah teknik mutasi radiasi. Varietas-varietas tersebut antara lain:
Sebanyak dua puluh varietas padi tersebut, yakni varietas atomita 1, atomita 2,
atomita 3, atomita 4, situ gintung, silo sari, kahayana, binongo, merauke, dian
suci, mira 1, bestari 1, inpari, sultan insulat 1, sultan insulat 2, sultan
unsurat 1, sultan unsurat 2, inpari mugibat, wella, dan yuwono. Varietas padi
tersebut telah melalui pengujian berupa kegenjahan (umur), ketahanan terhadap
hama, produksi, dan rasa. (Wibisono, 2012)
Salah satu varietas yang sudah banyak
diaplikasikan adalah varietas mira-1. Varietas ini merupakan varietas yang
potensial dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pangan nasional.
Varietas yang telah mendapatkan sertifikasi dari Departemen Pertanian tersebut
mampu menghasilkan 9,20 ton/ha dengan rata-rata produksi 6,9 ton/ha gabah kering
giling. Kelebihan lain Mira-1 dibanding dengan padi konvesional adalah
batangnya lebih kokoh, sehingga tidak mudah rebah/rontok ketika diterpa angin
kencang. Varietas ini merupakan hasil temuan dari Prof. Moegiono dan
kawan-kawan.
Berdasarkan hasil uji daya multilokasi di 28
lokasi, uji ketahanan terhadap hama wereng coklat dan penyakit bakteri hawar
daun serta analisis mutu dan kualitas beras, varietas Mira-1 mempunyai
keunggulan sebagai berikut:
Potensi
hasil tinggi yaitu 9,2 ton/ha, dengan rata-rata produksi 6,29 ton/ha gabah
kering giling.
· Umur 115-120 hari.
· Berat 1000 butir 26-27 gram.
· Tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 2
dan agak tahan botipe 3.
· Tahan terhadap penyakit bakteri hawar strain III
dan agak tahan strain IV.
· Kadar amilosa rendah yaitu 19% dan kadar
protein tinggi yaitu 9,02 %.
· Mutu dan kualitas beras bagus, berasnya
panjang dan kristal tanpa butir mengapur, dengan tekstur nasi pulen.
· Randemen giling tinggi yaitu 73,75%, sedang
varietas IR-64 72,89% dan Cisantana 65,19%.
· Prosentase beras kepala tinggi yaitu 87,67%,
sedang IR-64 adalah 80,84% dan Cisantana 77,97%.
Selain varietas Mira 1, varietas padi hasil
dari radiasi nuklir yang banyak ditanam adalah varietas bestari. Bibit bestari
merupakan hasil teknik mutasi radiasi untuk memperoleh sifat-sifat unggul,
seperti daya hasil, umur lebih pendek, rasa dan ketahanan terhadap hama dan
penyakit, serta daya adaptasi terhadap berbagai kondisi lahan. Bibit padi
unggul "bestari" juga diklaim berpotensi menghasilkan panen hingga
sembilan ton per hektare gabah kering giling (GKG).
Bidang
Peternakan (Sugoro, 2004)
Aplikasi
teknologi nuklir di bidang peternakan meliputi peningkatan
produksi ternak, perbaikan sistem reproduksi, kesehatan, dan manajemen ternak. Keuntungan
pengggunaan teknik nuklir dalam bidang peternakan, yaitu kepekaan deteksi
tinggi, akurat untuk perunutan, efektif dan efisien, aman, serta ekonomis.
Perunutan merupakan suatu proses pemanfaatan senyawa yang telah ditandai dengan
isotop atau radioisotop untuk menjadi bagian dari sistem biologi/mekanik
sehingga diketahui mekanisme yang terjadi atau diperoleh suatu hasil
pengukuran.
Teknik perunutan dapat menggunakan isotop atau radioisotop.
Pemanfaatan teknik nuklir untuk perunutan berdasarkan sifat pengaplikasiannya
dibagi menjadi dua, yaitu pemanfaatan yang bersifat in vivo dan in vitro.
Aplikasi perunutan secara in vivo bertujuan untuk menggambarkan proses biologi
yang terjadi di lingkungan asalnya atau langsung menggunakan hewan ternak. Yang
perlu diperhatikan adalah waktu paruh biologis, yaitu waktu yang diperlukan
(radio) isotop untuk keluar atau diekskresikan keluar tubuh. Sedangkan aplikasi
perunutan secara in vivo bertujuan untuk menggambarkan proses biologi yang
terjadi di luar tubuh hewan, tetapi di laboratorium. Yang perlu diperhatikan
adalah waktu paruh fisika, yaitu waktu yang diperlukan oleh radioisotop untuk
meluruh hingga mencapai separuh aktivitasnya.
Hasil-hasil teknologi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang
memanfaatkan teknik perunutan adalah suplemen pakan urea multinutrient molasses block (UMMB) dan radioimmuno assay (RIA). Suplemen pakan UMMB merupakan suplemen
pakan (SP) untuk ternak ruminansia, seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan
lainnya. Ciri khas dari ternak ruminansia adalah adanya rumen yang merupakan
ekosistem mikroba yang berperan dalam penguraian bahan pakan dan mikroba pun
berfungsi sebagai bahan protein bagi ternak. Agar teknologi suplemen tersebut
dapat diterapkan oleh peternak dan mudah dalam penyimpanan serta
transportasinya, maka suplemen tersebut dibuat dalam bentuk padat dari
komposisi bahan tertentu (urea, dedak, onggok, tepung tulang, lakta mineral,
garam dapur, tepung kedelai, dan kapur). UMMB memiliki lebih dari 10 formula
agar saat penerapan di daerah lebih mudah karena setiap daerah memiliki potensi
yang berbeda-beda.
Pemberian SP merupakan strategi untuk meningkatkan konsumsi pakan
oleh ternak pada kondisi pemeliharaan tradisional. SP tersusun dari kombinasi
bahan limbah sumber protein dengan tingkatan jumlah tertentu yang secara
efisien dapat mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan mikroba secara
efisien di dalam rumen.
Pemanfaatan teknik nuklir radiasi yang dilakukan di bidang
peternakan terutama di subbidang kesehatan ternak, yaitu untuk melemahkan
patogenisitas penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan cacing. Litbang
pemanfaatan radiasi telah menghasilkan radiovaksin, reagen diagnostik, dan
pengawetan.
Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara iradiasi.
Definisi vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme yang dapat menimbulkan
penyakit tetapi telah dimodifikasi dengan cara mematikan atau menatenuasi
sehingga tidak akan menimbulkan penyakit dan dapat merangsang pembentukan
kekebalan/antibodi bila diinokulasikan. Pembuatan radiovaksin memiliki
keunggulan dibandingkan dengan cara konvensional, yaitu mempercepat proses
pembuatan vaksin dengan memperpendek waktu pasasel. Selain itu, radiovaksin
yang diproduksi memiliki kualitas yang sama dengan vaksin buatan secara
konvensional. Sumber radiasi yang digunakan untuk pembuatan radiovaksin adalah
sinar gama yang digunakan untuk menurunkan infektivitas, virulensi, dan
patogenitas agen penyakit, tetapi diharapkan mampu merangsang timbulnya
kekebalan pada tubuh terhadap infeksi penyakit.
Penelitian yang dilakukan saat ini adalah upaya pengembangan
vaksin terhadap penyakit ternak, seperti brucellosis dan mastitis. Selain
penelitian radiovaksin penyakit ternak yang berasal dari mikroorganisme,
dilakukan pula penelitian radiovaksin penyakit ternak yang berasal dari cacing,
seperti Coccidiosis, Fasciolosis, dan Haemonchosis. Salah satu hasil penelitian
yang telah menjadi produk adalah vaksin koksivet untuk penyakit Coccidiosis,
yaitu penyakit yang disebabkan oleh protozoa Emeria Sp pada usus yang
mengakibatkan berak darah.
Daftar Pustaka:
Sugoro, Iwan. 2004. Peran Teknik Nuklir di Bidang
Peternakan. Diakses dari: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1085284506 pada tanggal 2 November 2014.
Wibisono, B. Kunto. 2012. BATAN Hasilkan 20 Varietas Benih Padi Unggul.
Diakses dari: http://www.antaranews.com/berita/322256/batan-hasilkan-20-varietas-benih-padi-unggul pada tanggal 2 November 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar