Gambar 1. Ilustrasi Penambangan Energi Fosil
Kebutuhan energi
semakin hari semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah manusia. Seperti
diketahui bahwa pada saat ini sumber energi yang digunakan, baik untuk sektor transportasi
maupun untuk pembangkitan energi listrik, didominasi oleh energi fosil. Energi
fosil merupakan sumber energi tak terbarukan sehingga pada masa mendatang
energi tersebut akan habis. Beberapa energi tak terbarukan tersebut antara lain:
minyak bumi, gas dan batubara. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
menyatakan bahwa cadangan minyak bumi, gas dan batubara yang ada di Indonesia secara
berturut-turut hanya akan bertahan sampai pada tahun 2023, 2066 dan 2205. Padahal,
sumber daya energi tersebut bukan hanya milik generasi pada saat ini, melainkan
untuk generasi berikutnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menghemat
penggunaan energi tak terbarukan maupun upaya untuk mencari energi alternatif
dari energi fosil. Upaya tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu: usaha konservasi energi dan usaha penggunaan energi terbarukan sebagai
energi alternatif.
Indonesia memiliki
potensi energi terbarukan yang sangat bervariatif dan melimpah. Beberapa jenis
energi tersebut adalah energi surya, angin, mikrohidro, bioenergi, energi berbasis
kelautan, panas bumi dan lain-lain. Berbagai upaya telah banyak dilakukan oleh
Pemerintah, Industri, Perguruan Tinggi maupun masyarakat dalam implementasi
penggunaan energi terbarukan, misal: penerangan jalan umum berbasis energi
surya di Perkotaan, Solar Home System
di daerah terpencil maupun instalasi biogas kotoran hewan di area peternakan.
Sementara
itu, konservasi energi adalah upaya penggunaan energi secara bijaksana sesuai
dengan kebutuhan sehingga pemborosan dapat dihindari. Pada dasarnya, kegiatan
konservasi energi lebih mudah untuk diimplementasikan jika dibandingkan dengan
pembuatan pembangkit energi baru. Upaya konservasi energi dapat dilaksanakan
dalam berbagai bentuk, misalnya penghematan dalam skala gedung, rumah tangga
sampai pada tataran individu.
Dalam
rangka untuk mewujudkan pemanfaatan energi terbarukan maupun usaha konservasi
energi, diperlukan upaya kerjasama yang baik dari berbagai pihak, yaitu antara
Pemerintah, Industri dan Masyarakat. Masyarakat merupakan pihak yang secara
langsung menggunakan energi. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan
perhatian khusus dalam penggunaan energi. Pemuda sebagai generasi yang hidup
dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu unsur yang bisa
menjadi agen dalam upaya penggunaan energi di kehidupan masyarakat. Pemuda dapat
mengambil peran penting dalam upaya pengembangan energi terbarukan maupun usaha
konservasi energi.
Beberapa
peran yang bisa dilakukan oleh Pemuda dalam usaha konservasi dan penggunaan
energi terbarukan adalah sebagai berikut.
Gambar 2. Gambaran Peran Pemuda dalam
Penggunaan Energi Terbarukan dan Upaya Konservasi Energi
1. Upaya
Konservasi Energi
Sasaran
utama dalam kampanye konservasi energi adalah masyarakat perkotaan karena
hampir seluruh masyarakat perkotaan di Indonesia mendapatkan akses dari
jaringan listrik PLN. Oleh karena itu, kampanye pada pentingnya perilaku hemat
energi dalam kehidupan sehari-hari harus selalu dilakukan. Perilaku hemat
energi yang dimaksud adalah penggunaan peralatan listrik sesuai dengan
kebutuhannya. Contohnya adalah mematikan lampu, televisi dan AC pada saat tidak
digunakan. Berikutnya adalah mengenai penggunaan peralatan listrik yang hemat
energi, seperti penggunaan lampu berbasis LED di rumah-rumah. Walaupun harga lampu
hemat energi berbasis LED relatif lebih mahal dibandingkan dengan lampu-lampu
konvensional, penggunaan lampu hemat energi dalam jangka panjang akan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena biaya penggunaan lampu LED lebih
murah. Selain itu, Pemuda dapat menjadi pelopor dalam mencontohkan perilaku
hemat energi sebagai suatu usaha konservasi dalam lingkup sekecil mungkin di
rumah sendiri.
2.
Pendampingan Program Energi Terbarukan
Seperti
yang sudah disampaikan pada paragraf kedua, di Indonesia sudah terdapat banyak
instalasi energi terbarukan baik dengan skala besar, menengah maupun kecil. Khusus
dalam penggunaan energi terbarukan dalam skala kecil, biasanya penggunanya
adalah masyarakat yang terletak di daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan
listrik PLN. Lokasi tersebut identik dengan lokasi pulau kecil dan sangat jauh,
aksesnya susah dan daerah perbatasan. Beberapa instalasi energi terbarukan
tersebut adalah Solar Home System
(SHS). SHS merupakan pembangkit listrik tenaga surya untuk skala rumah.
Umumnya, SHS bisa digunakan untuk penerangan pada malam hari. Program ini
biasanya berasal dari bantuan Pemerintah maupun program bantuan sosial dari
perusahaan. Dalam pelaksanaannya, sering kali masyarakat tidak dibekali dan
didampingi dengan baik dalam hal penggunaan dan perawatan SHS yang diberikan. Akibatnya
adalah SHS yang ada di masyarakat tidak dapat beroperasi dengan optimal dan
tidak bisa digunakan sesuai dengan usia hidup yang semestinya. Oleh karena itu,
diperlukan suatu upaya dalam pendampingan masyarakat dalam persiapan,
pemasangan, maupun penggunaan SHS. Dalam hal ini, pemuda bisa dilibatkan untuk
mendampingi masyarakat dari persiapan sampai penggunaan SHS. Pemuda ini bisa
berasal dari daerah setempat maupun daerah lain. Pada akhirnya, diharapkan
instalasi energi terbarukan yang ada di masyarakat dapat beroperasi dengan baik
sesuai waktu hidup dari peralatan.
3. Inovasi
Pemuda
merupakan masa dimana kemampuan kreativitasnya masih sangat tinggi. Hal ini
dapat dimanfaatkan dengan mendorong pemuda untuk berinovasi di bidang teknologi
pemanfaatan energi terbarukan maupun teknologi konservasi energi. Upaya ini
diutamakan bagi pemuda yang sedang menempuh pendidikan baik di jenjang Sekolah
Menengah Atas/Kejuruan maupun Perguruan Tinggi.
4. Diskusi
Mengenai Energi Terbarukan dan Konservasi Energi
Upaya ini
bertujuan untuk mengajak generasi ‘berenergi’ yang lainnya di seluruh penjuru
nusantara untuk mengkampanyekan mengenai energi terbarukan dan konservasi
energi. Dalam istilah Jawa, diharapkan dapat terjadi fenomena ‘gethok tular’
yang berarti pemuda ke satu mengajak
pemuda kedua, pemuda kedua mengajak pemuda yang ketiga, begitu seterusnya. Salah
satu wadah yang bisa digunakan untuk mempercepat proses ‘gethok tular’ adalah Indonesia’s Youth Forum for Renewable Energy
and Efficiency Energy (IYFREE). IYFREE diharapkan mampu menjadi wadah bagi
para generasi ‘berenergi’ untuk mengkampanyekan energi terbarukan dan
konservasi energi.
Gambar 3. Stand IYFREE di Indo EBTKE Conex 2015
Pada
akhirnya, diharapkan semua pihak dan generasi memiliki peran masing-masing
dalam penggunaan energi tarbarukan maupun upaya konservasi. Upaya tersebut
merupakan sebuah investasi agar beberapa generasi yang akan datang dapat
menikmati akses energi yang lebih layak dibandingkan pada saat ini.
Selain
ide-ide yang telah disampaikan di atas, kira-kira apa saja yang bisa dilakukan
pemuda dalam penggunaan energi terbarukan dan upaya konservasi energi?
Mari kita
pikirkan dan setelah itu yang lebih penting, mari kita laksanakan.
Salam
Energenius for Genius Generation!!!