Gambar 1. Wisata Green Industry 2014
Kegiatan ini
merupakan sebuah sarana edukasi bagi masyarakat umum mengenai kinerja PT Semen Indonesia sebagai perusahaan yang mementingkan aspek green dalam menjalankan bisnisnya beserta peran perusahaan dalam
bentuk Corporate Social Responsibility
(CSR). Di tengah berbagai kontroversi tentang pembangunan industri yang
berbasiskan pertambangan, seperti kasus yang terjadi di Rembang mengenai
rencana PT Semen Indonesia untuk membangun pabrik di daerah tersebut, PT Semen
Indonesia berusaha untuk meyakinkan masyarakat bahwa proses produksi yang
mereka lakukan bersahabat dengan alam. Mengenai green industry itu sendiri, PT Semen Indonesia mendapatkan berbagai
penghargaan terkait usahanya dalam efisiensi & konservasi energi, pengelolaaan limbah
B3 dan non B3, konservasi air dan menumbuh kembangkan keanekaragaman hayati. Usaha-usaha PT Semen Indonesia tersebut dapat dibaca
pada sesi kunjungan pabrik yang terletak di Kabupaten Tuban. Dalam WGI yang
berlangsung pada tanggal 13 Desember 2014, diperlihatkan secara langsung usaha
PT Semen Indonesia dalam mewujudkan green
industry. Ada dua lokasi yang dikunjungi dalam Wisata Green Industry kali ini, sebagai
berikut.
1. R & D Handicraft: UKM Binaan PT Semen
Indonesia
Gambar 2. R & D
Handicraft
UKM
yang terletak di Kabupaten Lamongan ini bergerak di bidang industri kreatif,
lebih tepatnya mengenai pembuatan berbagai macam jenis tas, sepatu, tikar dan
beberapa souvenir yang lainnya. Salah
satu yang khas dalam pengembangan UKM ini adalah kerjasamanya dengan beberapa
rumah tangga dalam penyediaan bahan baku berupa jalinan serat-serat enceng
gondok sebagai bahan utama pembuatan tikar maupun tas. Selain menggunakan bahan
baku enceng gondok, R & D juga menggunakan karung goni, daun pandan serta
tempurung kelapa. Penggunaan bahan baku yang kebanyakan berasal dari bahan
alami inilah yang menjadi branding
dari R & D. Jika dilihat secara sepintas, show room yang dimiliki memang tidak begitu besar, namun siapa sangka
bahwa UKM ini memiliki omset sekitar Rp. 700 juta dalam satu bulan dan memiliki
sekitar 60an karyawan.
Gambar 3. Beberapa Produk di Show Room R & D Handicraft
Dalam
menjalankan bisnisnya, bukan hanya sekedar berdasar jumlah pesanan dari
produsen yang menjadi pertimbangan dalam mengirimkan produknya, namun komitmen
rekanan bisnis juga menjadi pertimbangan dalam bekerja sama dengan
pelanggannya. Pemilik lebih mementingkan konsumen yang memesan secara rutin
dalam jangka waktu tertentu, sehingga omset keuntungannya dapat terjaga dengan
konstan bahkan ditingkatkan lagi. Sementara, prinsip yang dijunjung oleh R &
D dalam mengembangkan bisnisnya adalah jujur,
pinter lan kendel. Jujur
merupakan aspek yang sangat penting karena berkaitan dengan Tuhan Yang
Mahakuasa serta kepercayaan dari pelanggan. Pinter
berperan dalam kekreatifan pemilik akan inovasi dan variasi barang produksinya
sehingga pelangan tidak bosan terhadap produk yang dihasilkan. Kendel yang dalam Bahasa Indonesia
berarti “berani” adalah aspek yang dibutuhkan dalam menampilkan produknya untuk
bersaing dengan produk-produk lain yang sejenis.
Gambar 4. Mitra Binaan
Semen Gresik
Kemudian,
apa peran PT Semen Indonesia dalam membantu mengembangkan UKM ini? PT Semen
Indonesia melalui kegiatan Corporation
Social Responsibility (CSR) memberikan pendampingan, pelatihan, hingga perluasan akses pasar melalui fasilitas
promosi dan pameran bagi para UKM. Menurut keterangan yang disampaikan
oleh Bapak Dody Arimawanto, pemilik R & D, kesempatan yang diberikan oleh
PT Semen Indonesia untuk mengikuti pameran, baik yang berskala provinsi,
nasional bahkan internasional, menjadikan R & D memiliki banyak pelanggan yang
berasal dari daerah luar Lamongan bahkan hingga luar negeri, misalnya Arab
Saudi dan Hongkong. Bentuk promosi melalui pameran ini merupakan salah satu
cara yang efektif untuk mengorbitkan produk-produk R & D. Tidak
mengherankan jika di beberapa daerah wisata di Indonesia, seperti Bali dan
Yogyakarta, terdapat produk-produk tas berbahan baku enceng gondok buatan R
& D. Jangan heran lagi, jika misalnya saat membeli souvenir tas di Arab
Saudi pada musim umroh atau haji menemukan produk-produk dari R & D.
2. Pabrik Semen Indonesia yang Berada di Tuban
Pabrik
yang ada di Tuban adalah sebuah kompleks pabrik beserta dengan area pertambangan
batu kapur dan tanah liat, area konservasi air serta (tidak ketinggalan) lahan
pertanian yang dimanfaatkan oleh warga sekitar pabrik. Ketika memasuki area ini,
secara sepintas terlihat beberapa bangunan yang tinggi menjulang di antara
pepohonan yang lainnya. Bangunan berwarna putih dengan berbagai bentuk menjadi
penanda pertama memasuki area pabrik. Wisata Green Industry akan menjawab
mengapa PT Semen Indonesia mendapatkan berbagai penghargaan yang berkaitan
dengan konsep green industry.
Gambar 5. Selamat Datang di Pabrik Semen
Indonesia, Tuban
Tempat pertama yang dikunjungi adalah jalanan
menuju area pertambangan tanah liat. Sepanjang jalanan ini terdapat pepohonan yang sangat rindang. Berdasarkan
informasi yang disampaikan oleh Pemandu dalam WGI, selain sebagai penghijauan
kawasan, pepohonan tersebut berfungsi sebagai penyerap polusi yang diakibatkan
oleh proses produksi semen maupun akibat dari lalu lalang kendaraan pengangkut
batu kapur dan tanah liat. Setelah dicari informasinya lebih lanjut, pepohonan
tersebut adalah tanaman trembesi. Tanaman dengan julukan ”Ki Hujan” ini
memiliki bentuk seperti payung yang membuat teduh dan asri area jalanan ini. Trembesi
juga memiliki kemampuan mereduksi CO2 lebih besar dibandingkan pohon
lain serta dapat menyerap air tanah dengan sangat kuat.
Lebih
jauh lagi, terdapat lahan persawahan yang digunakan oleh penduduk sekitar untuk
bercocok tanam. Air yang digunakan oleh para petani berasal dari embung yang
terletak tidak jauh dari areal persawahan. Embung air tersebut juga berfungsi
sebagai sumber air bagi berlangsungnya proses produksi pabrik dan kebutuhan air
lainnya. Embung tersebut menjadi sangat penting keberadaannya bagi pabrik maupun masyarakat sekitar yang memiliki area persawahan.
Masih
dari penjelasan yang disampaikan oleh Pemandu WGI, Embung tersebut merupakan bekas
tempat penambangan tanah liat yang dirancang oleh PT Semen Indonesia sebagai
sumber air pabrik beserta pertanian di sekitar pabrik. Produk salah satu bentuk penanganan area bekas tambang tersebut menjadi berkah tersendiri bagi para petani di lingkungan pabrik. Pada
mulanya, para petani hanya panen satu kali dalam setahun karena hanya
memanfaatan pengairan ketika musim hujan. Setelah adanya embung tersebut, Para
petani bisa panen lebih dari satu kali dalam setahun. Di sisi lain, PT Semen
Indonesia juga melakukan pengawasan kondisi mata air alami yang berada di
sekitar area pertambangan. Pengawasan tersebut bertujuan agar kondisi mata air
alami yang berada di sekitar area pertambangan tidak terganggu atau bahkan
rusak oleh keberadaan aktivitas pertambangan. Pengawasan tersebut meliputi
ketinggian air, debit air, kandungan fisik dan kimia air.
Usaha-usaha
PT Semen Indonesia, mulai dari penanaman berbagai keanekaragaman hayati serta
usahanya dalam konservasi air merupakan komitmen terhadap salah satu aspek green industry, yaitu: konservasi air dan menumbuh kembangkan keanekaragaman
hayati.
Tempat kedua yang
dikunjungi adalah area pabrik. Seperti yang sudah disampaikan, pada awal jumpa pertama
dengan area pabrik, pemandangan yang sangat menonjol adalah bangunan-bangunan
yang menjulang tinggi di antara pepohonan. Kali ini, bangunan-bangunan tersebut
dapat dilihat dari jarak yang sangat dekat. Bangunan-bangunan tersebut
merupakan tempat pengolahan bahan baku berupa tanah liat dan batu kapur menjadi
produk semen. Nampak sedikit ada butiran-butiran debu beterbangan yang
merupakan serbuk semen. Oleh karena itu, dalam area pabrik ini para pengunjung
dilengkapi dengan masker serta helm sebagai salah satu perlengkapan safety.
Sebelum mendekat ke arah plan pabrik, pengunjung akan
disambut oleh tugu yang tepat berada di persimpangan jalan sebagai simbolisasi
pabrik ini. Pabrik di Tuban terdiri dari berbagai plan utama seperti crusher sebagai tempat penghancuran
bahan baku, tempat penyimpanan bahan baku, raw
mill sebagai tempat penggilingan dan pengeringan bahan baku, blending silo sebagai tempat pencampuran
dan homogenisasi bahan baku. Kemudian ada pre-heater
yang digunakan untuk pemanasan awal, rotary
kiln yang digunakan untuk pembakaran, pendinginan menggunakan clinker, ball mill untuk penggilingan akhir serta packer untuk membungkus semen yang sudah siap didistribusikan. Plan-plan
tersebut terangkum secara megah di kompleks bangunan pabrik dengan diselingi
beberapa pohon.
Dalam operasionalnya, plan-plan tersebut membutuhkan energi,
seperti bahan bakar maupun energi listrik. Khusus energi listrik, untuk
mengurangi ketergantungan listrik dari PLN, Semen Indonesia membangun pembangkit
listrik dengan memanfaatkan panas gas buang atau biasa disebut dengan Waste Heat Recovery Power Generation
(WHRPG). Pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan panas buang ini
merupakan salah satu usaha penghematan pengeluaran perusahaan sekaligus dalam
rangka untuk mengurangi ketergantungan terhadap listrik yang berasal dari bahan
bakar tak terbarukan. WHRPG juga berperan dalam pengurangan emisi gas CO2
akibat penggunaan bahan bakar tak terbarukan serta pengurangan emisi gas buang
ke udara sekitar. Selain digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik, panas
buang tersebut juga digunakan untuk pengeringan bahan baku. Lain lagi pada
proses pembakaran, pabrik di Tuban menggunakan berbagai macam bahan biomassa
yang berasal dari limbah pertanian, seperti (sekam padi, bongkol jagung dan
sabut kelapa, serta limbah industri kayu dan industri tembakau, sebagai pengganti batu bara. Pemanfaatan limbah-limbah tersebut (panas
buang serta biomassa) merupakan salah satu pemenuhan aspek green industry, yaitu: efisiensi &
konservasi energi.
Gambar 9. Debu Membuatku
Menjadi Abu-Abu (?)
Begitu halnya industri yang lain, pabrik semen ini juga
menghasilkan limbah. Menurut
laporan kinerja perusahaan, sekitar 60 % limbah yang dihasilkan mampu diubah
menjadi energi, 30 % menjadi pupuk, 10 % terbuang menjadi timbunan. Salah satu limbah yang sebenarnya
merupakan produk semen adalah debu-debu yang beterbangan di area pabrik. Menurut
pemandu WGI, semakin banyak debu-debu tersebut beterbangan berarti semakin
banyak uang yang terbuang secara sia-sia. Debu tersebut merupakan sumber uang
pabrik selain tentunya menjadi polusi bagi para pekerja. Nampak jelas
butir-butir debu beterbangan yang bisa dengan mudah diindera oleh mata para
pengunjung. Barangkali, debu-debu tersebut yang membuat bangunan-bangunan
pabrik berwarna abu-abu. Untuk menanggulanginya, ada beberapa usaha yang telah
dilakukan oleh perusahaan. Salah satunya adalah dengan memasang alat seperti cyclone,
conditioning tower, bag house filter serta electrostatic
precisipator. Alat tersebut berfungsi untuk meminimalisir serbuk semen yang
berterbangan keluar dari plan. Langkah lain adalah dengan menanam beberapa
pohon di sekitar plan.
Sementara itu, pada dapur pembakaran pada proses co processing yang bersuhu mencapai 1400 oC digunakan
untuk membakar limbah jenis logam berat (limbah B3) sehingga menjadi senyawa
oksida yang tidak membahayakan lingkungan, namun dapat meningkatkan kualitas
semen yang dihasilkan. Limbah B3 yang lain, berupa pelumas bekas, dikelola
dengan pemanfaatan kembali untuk pelumasan peralatan pabrik yang tidak
memerlukan minyak pelumas berkualitas baik. Sedangkan pelumas bekas yang tidak
lagi bisa dimanfaatkan lagi serta minyak gemuk bekas pakai, akan dicampur
dengan oil sludge untuk dibakar dan
digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Sementara, limbah padat yang tidak
termasuk kategori B3 berupa material rusak (material dari proses produksi semen
pembuatan semen yang gagal) dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Pengolahan limbah-limbah
tersebut melengkapi persyaratan pengelolaaan
limbah B3 dan non B3 sehingga PT Semen Indonesia mendapat label green industry.
Selepas berkeliling di area pertambangan, konservasi air
serta area pabrik, rombongan peserta menuju Semen Indonesia Corporate
University-Center of Dynamic Learning. Di tempat yang merupakan
pusat pembelajaran dan pembekalan di area pabrik Tuban ini, disampaikan
mengenai PT Semen Indonesia secara garis besar, Rencana Pengembangan PT Semen
Indonesia, serta yang tidak kalah menarik, yaitu Program CSR PT Semen
Indonesia. Sebagai penutup Wisata Green Industry periode kali ini diisi dengan
sesi tanya jawab serta pembagian hadiah.
Gambar 11. Mari Kita
Diskusi
Banyak hal yang disampaikan oleh beberapa
pembicara mengenai industri semen di Indonesia. Dari penjelasan mengenai Semen
Indonesia secara umum, dapat diketahui bahwa PT Semen Indonesia merupakan salah
satu industri semen yang terbesar di Asia Tenggara. Semen Indonesia sendiri
terdiri dari Semen Padang, Semen Tonasa, Semen Gresik (termasuk di dalamnya
pabrik Tuban) serta ekspansi bisnis ke Vietnam dengan akuisisi Than Long Cement.
Kapasitas produksi Semen Indonesia akan semakin besar karena ada rencana untuk
ekspansi bisnis dengan pendirian pabrik semen di Myanmar (meskipun masih
terkendala dalam proses negosiasi akhir). Pada tahun 2016, Semen Indonesia juga
menargetkan pembangunan pabrik di Timur Tengah dan Afrika dikarenakan
permintaan produk yang sangat tinggi dari kawasan tersebut. Langkah-langkah
tersebut merupakan suatu usaha perusahaan dalam menghadapi era ASEAN Economic
Community (AEC) yang akan dimulai pada akhir 2015.
Lain lagi di dalam negeri, Semen Indonesia
berencana untuk menambah kapasitas produksinya dikarenakan kebutuhan semen di
dalam negeri. Kebutuhan semen meningkat seiring dengan semangat pembangunan
khususnya di daerah-daerah terpencil maupun perbatasan. Belum lagi, sebagai
negara yang besar, ternyata rasio kebutuhan semen per orang di Indonesia sangat
rendah, yaitu 223 kg/capita, jauh di bawah Tiongkok, Singapura, Malaysia,
Vietnam dan Thailand. Oleh karena itu, PT Semen Indonesia berencana untuk
menambah pabrik barunya, salah satunya berada di Rembang, Jawa Tengah.
Rencana pembangunan pabrik di Rembang tersebut
ternyata menuai pro kontra. Kontra muncul dikarenakan timbulnya kekhawatiran
dari masyarakat bahwa pembangunan pabrik akan banyak berdampak pada lingkungan,
salah satunya keberadaan sumber air. Di sinilah barangkali salah satu manfaat
kegiatan Wisata Green Industry ini, yaitu sebagai sarana untuk mengenalkan PT
Semen Indonesia sebagai perusahaan yang tidak hanya berbasiskan keuntungan (profit) tetapi juga mementingkan
kepedulian terhadap masyarakat sekitar (people)
dan peduli terhadap lingkungan (planet)
dengan penggunaan teknologi yang bersahabat dengan alam. Profit, people dan
planet merupakan slogan yang digunakan oleh PT Semen Indonesia dalam
operasionalnya.
Pada sesi pengenalan rencana pembangunan pabrik
baru di Rembang, diperlihatkan penggunaan teknologi yang modern yang ramah
lingkungan dalam industri semen. Pabrik tersebut dirancang agar terjadi pengurangan
konsumsi batubara, bahan bakar minyak dan listrik serta pengurangan emisi gas
rumah kaca mencapai 80.000 ton CO2 per tahun. Rancangan pabrik
dipresentasikan dengan animasi 3D yang sangat menarik dan mudah dipahami. Di samping
proses otomasi pengiriman hasil tambang batu kapur dan tanah liat menggunakan sistem
downhill long belt conveyor sehingga
menghemat konsumsi listrik mencapai 20 % dibandingkan dengan desain standar,
diperlihatkan juga proses penghijauan lahan pascapenambangan dengan sangat
menarik. Penghijauan dilakukan dengan sistem blok dalam satu area penambangan. Jika
penambangan pada satu blok selesai dilakukan, maka proses penghijauan langsung
dilakukan. Sehingga, penghijauan dilakukan tanpa menunggu semua area
penambangan gundul. Lain lagi dengan penggunaan teknologi, Semen Indonesia juga
berencana untuk melibatkan sebanyak mungkin masyarakat sekitar pabrik untuk dijadikan
karyawan PT Semen Indonesia.
Terakhir, disampaikan mengenai program Corporation Social Responsibility (CSR)
sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap kegiatan sosial masyarakat. Tujuan
utama dari program CSR yang dilakukan adalah untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat. Salah satu contoh dari kegiatan CSR yang telah dilakukan adalah
melakukan pembinaan UKM seperti yang telah dilakukan terhadap R & D Handicraft.
Usut punya usut, ternyata ada sekitar 12 ribu mitra binaan dengan omset sekitar
800 Milliar. Selian itu, ada juga program Wirausaha Muda Kokoh
yang merupakan program kompetisi wirausaha yang diselenggarakan oleh PT Semen
Indonesia yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Program ini dikhususkan kepada para wirausahawan muda di Indonesia. Berbagai komitmen PT Semen Indonesia dalam menjalankan kewajiban CSR, antara lain di bidang pendidikan, permodalan, pelestarian lingkungan dan energi membuahkan hasil dengan diterimanya penghargaan Antaranews CSR Award pada tahun 2014.
Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh PT Semen Indonesia,
baik yang dapat dilihat secara langsung pada kegiatan WGI ini maupun yang telah
dijelaskan pada sesi diskusi, membuahkan hasil dengan diberikannya beberapa
penghargaan, antara lain: penghargaan Green Award 2013 kategori perusahaan
pelestari sumber daya air, pelestari energi terbarukan, pelestari
keanekaragaman hayati, pelopor pencegahan polusi. Selain itu, Penghargaan
kategori ASEAN Energy Management Award dan ASEAN Coal Award oleh ASEAN Center
For Energy. Perusahaan juga meraih Proper Emas sebagai penghargaan tertinggi
bidang lingkungan yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Jawaban
atas pertanyaan “Mengapa harus green
industry?” dapat terjawab oleh kegiatan WGI ini. WGI ini tentunya sangat
bermanfaat dalam edukasi PT Semen Indonesia terhadap masyarakat. Edukasi ini
diharapkan dapat membangun persepsi bahwasanya industri yang dibangun tidak
melulu beroperasi hanya untuk kebutuhan manusia saja, namun untuk
keberlangsungan alam untuk generasi selanjutnya. Akhirnya, penulis mengharapkan
bahwa kegiatan ini dapat menginspirasi perusahaan maupun industri lain agar
dapat mengedepankan prinsip green industry
dalam operasionalnya. Tidak lupa, dengan diadakannya kegiatan ini secara rutin,
diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi secara
langsung mengenai operasionalnya sebuah perusahaan.
Salam GREEN
INDUSTRY!!!
[1] Alamsyah, Ichsan E., 2014. Wow Semen Indonesia Memiliki 12ribu UKM
Mitra Binaan. Diakses dari:
[5] Semen Indonesia. 2014. Pengembangan Proses. Diakses dari:
[6] Semen Indonesia. 2013. Presentation: The Prospect of Indonesia
Cement Industry. Gresik: PT Semen Indonesia.
[8] Suara Pembaruan. 2014. Semen Indonesia Raih Penghargaan Green
Industry. Diakses dari: