Gambar 1. Patriot Energi 2
Setelah
mengikuti proses pendidikan dan pelatihan yang dimulai sejak tanggal 1 Mei 2016,
akhirnya Patriot Energi 2 secara resmi mulai diberangkatkan pada siang hari
tanggal 16 Juli 2016. Pembukaan maupun penutupan pendidikan dan pelatihan ini
agaknya merupakan sesuatu yang ‘spesial’ sampai seorang Bapak Sudirman Said
selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral langsung menyambut dan pada
akhirnya melepas kami. Proses pelatihan dan pendidikan Patriot Energi 2
merupakan sebuah proses yang panjang dan membahagiakan. Proses pelatihan ini
melibatkan banyak dimensi ruang, mulai dari Ciracas, Panaruban, Situ Wanayasa, Cihanjawar,
Sukamandi serta Pulau Panjang/Cirebon/Pulo Tunda/Gedangsari, Yogyakarta. Masing-masing
dimensi ruang tersebut menyisakan pembelajaran, menorehkan cerita di antara
kita bersama.
Perjalanan
selama kurang lebih 68 hari tersebut tidak hanya melibatkan dimensi ruang dan
waktu saja, ada satu dimensi lagi yang terlibat, yaitu dimensi perasaan. Perasaan
ini sangatlah wajar tercipta, bayangkan saja hampir selama 68 hari, kita
menjalani hidup bersama, mulai dari bangun tidur, lari sambal terkantuk-kantuk
agar tidak telat mengikuti olahraga pagi, terengah-engah saat berangkat apel
pagi, perang melawan kantuk saat materi, meneriakkan Indonesia Indonesia
Indonesia saat apel penurunan bendera, begadang bersama, kembali tidur lagi.
Ohiya, masih ada cerita yang lainnya, yaitu waktu makan pakai omprengan, nyuci
omprengan, kena kutu air juga bersama dan masih banyak cerita lain yang terlalu
panjang untuk dituliskan di sini. Wajar saja, rutinitas kebersamaan tersebut
akhirnya menciptakan rasa persaudaraan yang sangat erat. Semoga saja rasa
persaudaaran ini tumbuh kekal tidak hanya sampai jarum jam berhenti berdetak
(karena mungkin suatu saat sudah tidak ada lagi jam manual, tergantikan oleh
jam digital semua) namun sampai akhir waktu. Bahkan, bagi beberapa Patriot,
barangkali banyak yang terlibat dalam dimensi perasaan yang lebih dalam lagi.
Tidak hanya sekedar perasaan persaudaraan saja, namun perasaan kagum dan suka
terhadap lawan jenis.
Lanjuuut!!!
Sabtu,
16 Juli 2016, pukul 11.00 WIB, sebagian besar rombongan Patriot berangkat dari
Kementrian ESDM di Jalan Merdeka Barat menuju Bandara Soekarno-Hatta. Beberapa
di antaranya adalah yang akan menuju Mentawai, Natuna, Belitung, Muko-Muko,
Makassar, Kendari, Alor-Pantar, beberapa kota di Kalimantan, Maluku Tenggara
Barat, Tual, Alor, May Brat, Raja Ampat, Supiori, termasuk kami yang akan
terbang menuju Bandar Lampung Tanjung Karang. Sementara, yang lainnya
menginap terlebih dahulu di hotel untuk menunggu penerbangan di hari Ahad
siang.
Gambar 2. Pak Is, Teh Yulia & Tim Begal (Penempatan Lampung dan Riau,
minus Bang Doni)
Sembari
menunggu jadwal penerbangan masing-masing rombongan, rombongan yang lain saling
memberikan salam perpisahan untuk jumpa kembali. Rombongan Lampung terbang
pukul 17.00 WIB melalui terminal 2, sehingga kami memutuskan untuk melakukan boarding pass pada pukul 16.00 WIB. Ada
suatu momen ketika kami sudah melakukan boarding
pass sekitar pukul 16.40 WIB, sementara rombongan dari Tim Surga Dunia (May
Brat, Supiori, Raja Ampat, Maluku Utara) dan Sirih Pinang (Alor dan Pantar)
baru sampai di terminal 2, Dirga dan Bang Mario sampai berjuang menerobos masuk
ke dalam ruang tunggu kami, entah cara apa yang mereka lakukan sehingga mereka
berdua masuk ke dalam ruang tunggu kami. Sebenarnya saya sendiri tidak heran
dengan apa yang mereka lakukan, karena ya memang ‘nekad’, ‘edan’ dan ‘gila’
seperti keseharian yang mereka lakukan selama pelatihan. Sayang sekali momen
ini tiada dokumentasinya, namun semoga momen ini terdokumentasi abadi di dalam
memori ingatan kami.
Gambar 2. 213 (Bang Mario-Dirga-?-Bang Wahid)
Sejatinya,
ini bukanlah sekedar perpisahan saja, karena perpisahan adalah upacara untuk
menyambut hari-hari penuh rindu (Pidi Baiq, 2016) seperti yang tertulis di
status WA Deny jauh-jauh hari sebelum tanggal 16 Juli 2016 ini. Juga, semoga
selalu teringat dengan pesan yang diberikan oleh Pak Sudirman Said pada saat
pelepasan:
“Jaga diri,
jaga hati dan jaga harga diri.”
“Latihan harus
lebih keras daripada dunia nyata.”
“Kesulitan di
negeri ini hanya bisa dilalui dengan jalan idealisme.”
“Sampai jumpa
di lain hari, untuk kita bertemu lagi. Ku berharap terbaik untukmu.” (Soekamti,
2016)
“Di manapun
kita berada, kalau kangen, lemesin aja.” (HD Deny Arsita , 2016)
Pesawat
pun akhirnya lepas landas dari Soekarno-Hatta.